04

4.5K 464 34
                                    

Sejak dulu, remaja bermarga Lee itu benar-benar tidak menyangka mengapa adiknya bisa sehebat, sekuat dan setegar ini. Jeno kira ia akan putus asa dan pasrah, tapi ternyata tidak.
Na Jaemin membuktikan jika dirinya kuat, dengan cacian dan makian yang ia terima dari orang-orang disekitarnya, termasuk dari Jonghyun dan Sumin

Kebanyakan anak seusia Jaemin biasanya mengalami tekanan, pikirannya kacau dan jarang yang tidak melakukan hal gila, salah satunya percobaan bunuh diri
Tapi Jaemin beda, dia bukan anak yang lemah
Dia sangat kuat, sangat kuat sampai detik ini
Selalu menunjukkan senyumannya walaupun pada titik-titik tertentu ia harus jatuh
Tapi tidak takut untuk kembali bangkit, kembali berusaha untuk membuat semuanya berbeda

"Na..kumohon, jangan tinggalkan hyung.."Jaemin menatap Jeno yang memohon padanya, ditangannya sudah ada tas yang hendak ia isi baju
Pagi ini, pagi yang tidak diinginkan oleh Jeno
Ia tidak mau adiknya meninggalkannya, hanya Jaemin yang mampu membuatnya senang, bukan harta, bukan temannya maupun orang tua
Hanya Na Jaemin

"Ayah ingin aku pergi, hyung"Jeno menggeleng, memeluk Jaemin erat dari belakang
"Aku tidak mau jauh dari adik hyung.."

Jaemin menolehkan kepalanya menatap wajah Jeno yang sudah basah karena air matanya
Bahkan pelukannya terasa benar-benar erat, degup jantung Jeno juga semakin cepat
"Aku tidak mau harus jauh dari mu.. aku hanya ingin kamu disini, Na.."

"Aku yang akan menjagamu, menemani mu..hanya aku yang boleh"
Jaemin menjatuhkan tasnya ke lantai, disisi lain juga ia tidak mau melihat Jeno menangis seperti ini
"Kumohon Na.."

"Na Jaemin, cepat turun ke bawah"Jaemin perlahan melepaskan tangan Jeno, menariknya agar ikut turun ke bawah
"Astaga, kamu sudah besar seperti ini, makin tampan saja. Kakakmu juga makin tampan, rumah ini memang dipenuhi anak tampan"puji bibi merek sembari mengusap kepala Jaemin

"H-halo bibi, paman.."

"Bagaimana? Sudah siap?"Jaemin menoleh menatap Jeno yang berdiri menatapnya, masih ada bekas air mata disudut matanya yang bisa ia lihat jelas walaupun Jeno menutupinya dengan senyuman
"Aku tidak bisa paman.."

"Tidak bisa? Tidak bisa kenapa?"

"Aku...tidak mau jauh dari hyung.."ujarnya pelan sembari menundukkan kepalanya
Bibi nya itu tersenyum, tangannya mengangkat kepala Jaemin pelan
"Kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa, bibi paham kok kalau kamu ingin tetap berada di dekat hyung mu.."

"Selama kamu senang, bibi dan paman juga ikut senang melihatnya"

"Tidak, Jaemin, pergilah bersama mereka, biarkan mereka hidup bersama mu"
Kakak dari Lee Jonghyun itu menatapnya
"Jonghyun, ini keputusan dari Jaemin sendiri, kita sudah sepakat kemarin jika Jaemin tidak mau kami tidak akan membawanya secara paksa, biarpun begitu dia juga harus bahagia dengan pilihannya"

Jaemin menatap pamannya yang kini mengusap bahunya
"Tak apa, kamu tidak perlu ikut bersama paman, nanti kapan-kapan ke rumah paman ya? Menginap disana sama Jeno"

"Paman...tidak akan membawa aku?"
Sung Jin tersenyum, menggeleng pelan
"Percuma kan kalau paman membawa keponakan tersayang paman ini jika dia juga tidak senang"

Jaemin tersenyum kecil, menatap kakaknya yang sudah tersenyum lebar
"Paman sama bibi pamit ya, jaga kesehatan mu, paman tidak mau melihat mu sakit atau bahkan sampai masuk rumah sakit

Kalau itu terjadi paman akan marahi hyung mu itu, ya?"Jaemin mengangguk

"Nanti Jaemin kerumah paman ya?"

"Oke, nanti paman akan menunggumu dan aku akan membuat banyak makanan khusus untukmu, manis"jawab sang bibi mencubit pipi Jaemin

"Kami pulang dulu, aku tidak mau terjadi hal yang buruk pada Jaemin, jika sampai dia kenapa-napa, kau jadi orang pertama yang aku cari Jonghyun"Sung Jin memberikan dua paper bag pada Jaemin

Run, Na Jaemin!Where stories live. Discover now