8 || The Antique Crystal Piano

16 6 0
                                    

SEKETIKA saja, portal itu menyedot mereka berdua laksana lubang hitam. Dalam sekejap, lingkungan mereka berubah.

Hamparan tanah kosong mengelilingi mereka. Suasana gelap menandakan malam telah menyelimuti daerah ini. Gaun ungu yang membalut tubuh Jill berkibar tertiup angin malam. Gadis itu dapat merasakan dinginnya angin membuai kulit kaki dan tangannya.

“I-ini di mana?” tanya Jill sedikit panik sambil berusaha menghangatkan kedua tangan bagian atas.

“Bukan di mana, Jill, tapi ini kapan?” cetus Steven sambil menyapu pandang sekitar mereka.

Jill memandang Steven saat pikirannya yang masih belum mengerti apapun. Otak Jill berusaha mencerna ucapan Steven tadi.

“Maksudmu ... time travel?” terka Jill setelah memahami maksud Steven.

Cowok itu mengangguk.

Tawa Jill pecah karena tak dapat menahannya. Bagaimana mungkin ada manusia yang bisa pergi ke masa lalu ataupun masa depan? Steven terlalu banyak menonton kartun, batin Jill.
  
Steven menatap heran ke arah Jill yang tawanya semakin keras. Bagian mana dari kata-katanya yang lucu? Khawatir mengganggu orang lain, Steven berupaya untuk membungkam mulut Jill.
    
“Bego! Bisa diam, nggak?” umpat Steven pelan mulai kesal. Tak lama setelahnya tawa Jill mereda. Cewek itu sudah tak lagi terbahak-bahak. Steven mengurai bekapannya. "Apa yang lucu?” tukas Steven tajam.

“Kamu kebanyakan nonton kartun. Mana ada orang yang bisa menjelajah waktu,” jawab Jill santai.

Steven bergeming. Dalam hati lelaki itu membenarkan ucapan sahabatnya.
    
Setelah satu menit dilapisi keheningan, mata Steven menangkap sebuah papan jalan yang berdiri di arah jam sebelas dari tempat mereka. Nama “Crystalbush” terukir di papan itu. Steven  memberitahu Jill dan mengarahkan pandangan gadis itu ke papan jalan.
    
“Ucapanku tadi benar,” kata Steven.

Time Travel?” tanya Jill sambil melayangkan tatapan bingung kepada Steven.

Steven memejamkan matanya mencoba mengingat sesuatu. Berlalu beberapa menit, Steven bertanya, “Pernah baca sejarah Esmeralda? Dulu, kalau tidak salah, Esmeralda bernama Crystalbush. Sebuah desa yang berubah menjadi perkotaan karena perjanjian kepala desa,” jelas Steven serius.
    
“Lalu?” Jill mengernyit  heran.

“Berarti kita ada di masa lalu, Gadis Yang Berpikir Lamban” cibir Steven kesal.

Jill membentuk bibirnya seperti huruf O. Steven bersungut-sungut dalam hati. Kenapa Tuhan mempertemukan Steven dengan gadis yang aneh seperti Jill?

“Perjanjian apa?”

“Aku nggak yakin, tapi aku pernah baca sekilas, kepala desa ini membuat perjanjian dengan seseorang. Aku nggak tau dalam bentuk apa,” jelas Steven sekali lagi.

Jill mengangguk lalu otaknya mendapatkan sebuah ide.
    
“Steven, kita keliling, yuk! Siapa tahu kita mendapatkan sesuatu yang menarik?” ajak Jill bersemangat.

“Nggak, ah. Aku capek,” keluh Steven.

Jill berdecak kesal. Ia paling benci dengan penolakan. Tangan kanannya meraih pergelangan tangan Steven lalu memaksa cowok itu untuk mengikutinya. Meski seorang wanita, tenaga Jill hampir setara dengan tenaga laki-laki.
    
Steven meronta berusaha melepaskan cekalan Jill. Matanya memancarkan kilatan kemarahan. Steven sangat benci dipaksa seperti ini. Orang tuanya bahkan tak pernah memaksa Steven.

Dalam hati, cowok itu menyimpulkan kehadiran Jill adalah kutukan untuknya.
    
Mereka saling beradu tatapan tajam dalam keheningan. Tak ada di antara mereka yang mau membuka suara. Sampai mereka melihat seekor tikus yang asik menggerogoti buah-buahan milik penduduk. Jill yang memiliki ketakutan terhadap tikus menyambar lengan kiri Steven. Kenangan buruk tentang tikus menari-nari di pikirannya.
    
Tatapan mata yang tajam seolah bersiap untuk membunuh Jill. Dulunya gadis itu menganggap tikus hanya sebatas hama. Namun, ia mendapatkan kesialan, tikus menggerogoti kakinya saat bangun tidur dulu.

FISSANDO IL CIELOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang