"Bos--"

Aiby menoleh. Faldi melambai dari arah kasir. Aiby berjalan mendekat.

"Lama banget gak pernah ke sini bos, gak takut apa duitnya gue bawa kabur?" canda Faldi saat Aiby sudah duduk manis di salah satu kursi yang disediakan oleh Fita.

"Kalau ada kantor polisi kenapa gue mesti takut?"

Faldi meringis kemudian menganggukkan kepala membenarkan ucapan bosnya itu membayangkan saja membuatnya bergedik apalagi benar-benar mendekam di balik jeruji besi itu.

"Mbak Aiby mau minum apa?" tanya Seli.

"Jus Alpukat aja sel, oh iya nanti antar ke meja no empat ya, gue ada sedikit urusan!"

Seli menganggukkan kepala. Kemudian berlalu. Aiby pun langsung beranjak meninggalkan Faldi yang masih memperhatikan sosok tinggi yang kini sudah duduk manis di meja nomor empat.

"Hallo kak Raja" sapa Aiby saat ia sudah sampai di depan meja kakak tirinya itu.

Raja balas tersenyum kemudian mempersilahkan Aiby untuk duduk.

"Mau pesan apa kak?" tanya Aiby saat melihat Raja belum memesan apa pun.

"Sudah tadi. Kamu sendiri?"

Aiby balas tertawa kecil mencoba mencairkan suasana yang terlihat sangat canggung.

"Santai aja kak" kekeh Aiby. Raja ikut tertawa kecil menyadari kecanggungan diantara mereka.

"Kenapa By ajak kakak ketemu? Ada yang bisa kakak bantu?" bukan diksi yang tepat. Namun Aiby balas dengan tersenyum kecil.

"Aku mau ketemu Langit kak, kakak bisa bantu?"

Raja menatap tidak percaya. Manik gelap yang senada dengan milik mantan kekasihnya itu membola lucu. Aiby tertawa kecil.

"Harusnya langkah ini yang aku ambil sejak awal tapi aku baru punya keberanian sekarang!"

Raja menganggukkan kepala kemudian mengela nafas panjang. Ia menatap Aiby dengan tatapan yang sama. Masih dengan rasa bersalah yang sama. Semua karena perlakuan bejat adiknya.

"Bisa" jawaban Raja terdengar ragu namun Aiby tidak ambil pusing toh ini sudah menjadi pilihannya.

"Kamu siapnya kapan?"

Aiby terdiam beberapa detik. Pertanyaan ini selalu ada pada ambang kebimbangan. Aiby selalu ragu jika di tanya perihal ini. Bahkan sampai detik ia yakin untuk bertemu dengan lelaki itu sekalipun.

"Sekarang!"

Raja mengamati Aiby yang sejak tadi meremas tangannya sendiri. Sesekali mengela nafas gusar. Ia tau bagaimana cerita di balik perjalanan hidup Aiby. Bagaimana gadis itu mencoba bangkit, menata hidup setelah berhasil menyayat urat nadinya sendiri. Sakit? Jelas saja. Langit yang tidak ada dalam situasi itu pun sangat merasa bersalah karena tidak bisa melindungi.

"Kakak tau kamu pasti gak mudah maafin Langit. Apalagi dengan apa yang sudah dia lakuin di masa lalu. Tapi yang harus kamu tau selama dua tahun ini penyesalan terdalamnya adalah menyiksa kamu dan hampir buat kamu mati konyol dengan bunuh diri. Dia nyesel dan keinginan terakhirnya sebelum dia pergi dia mau ketemu kamu. Minta maaf langsung dan dengan begitu dia rela kamu menjalani kehidupan dengan siapa pun"

Kalimat Raja berhasil membuat air mata Aiby lolos begitu saja. Walaupun Raja tidak tau bagaimana tersiksanya Aiby namun lelaki itu tau bagaimana tersiksanya Langit saat tidak bisa lagi bertemu dengan Aiby. Anggap saja itu sebagai kaca untuk diri, karena nyatanya hukum alam tidak pernah bermain-main.

"Dia Cinta sama kamu. Karena itu dia bingung. Dia gak tau gimana cara ngelampiaskan amarah selain gak bisa miliki kamu seutuhnya apalagi papa lebih pilih mama kamu saat itu dan--" ucapan Raja terhenti saat melihat Aiby menutup telinganya. Raja berpindah tempat duduk kemudian dengan ragu ia memeluk Aiby, sedikit menyalurkan kekuatan untuk adiknya--Ya, anggap saja begitu. Sebagai seorang kakak yang tidak kalah bajingan ia juga memiliki hati dan sebagai manusia yang hidup ia juga peka akan perasaan.

"Langit sayang sama kamu. Tapi caranya salah. Dia kira dengan nyiksa kamu dia bisa dengan mudah hilangin rasa cintanya. Semua berbalik, dia dapat penyesalan yang mungkin orang lain bisa sebut itu dengan karma!"

Aiby menghapus air matanya. Pelukan Raja memang selalu menenangkan seperti apa yang dulu pernah Langit berikan padanya.

Iya, itu dulu saat semuanya belum serumit sekarang. Membuka bayangan lama saja sudah membuat Aiby tremor berat.

"Sekarang kak, aku mau ketemu Langit sekarang!"

Raja mengela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. Ia menganggukkan kepala sebelum netranya bersitatap dengan manik gelap yang sedari tadi memperhatikan keduanya.

Dengan arahan mata sosok itu berjalan mendekat, membiarkan menjadi penguat untuk Aiby yang membutuhkan itu.

Raja kembali ke tempat duduknya semula. Membiarkan sosok itu mendekat.

"Aiby, maafkan saya"

Tubuh Aiby seketika menegang saat pelukan dari belakang tubuhnya terasa begitu dingin. Suara itu, sangat familiar bahkan Aiby sangat menghafalnya. Tidak, Aiby sangat mengenali sosok yang kini sedang memeluknya.

"Saya akan temani kamu menghadapi rasa sakit itu. Saya tidak peduli dengan kamu yang hanya bermain hati dengan saya, katakan saja bahwa saya egois namun saya selalu ingin membawa kamu bahagia bersama saya!"

📍📍📍

Woaa, sudah mau ketemu Langit guys😁 wkwkwk😂 Enjoy this part yah😁 jangan lupa yang belum follow aku boleh dong follow sekarang😍❤

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Where stories live. Discover now