(26) Sepenggal kisah cerita

2.5K 273 7
                                    

Selamat membaca

•••

"Mau kemana?"

"Kemana aja, yang penting sama kamu. Aku kangen jalan bareng kamu  Bin!"

Bintang hanya tersenyum tipis mengacak gemas rambut Melani. Pagi ini ia sudah berjanji mengajak wanita itu berkeliling jakarta namun sebelumnya wanita itu memaksa untuk ikut ke kampus, menemaninya mengajar. Walau berulang kali menolak, Bintang selalu tidak tega pada akhirnya. Jadi ia dengan berat hati membawa wanita itu ikut bersamanya.

Mengingat Melani sudah dua tahun meninggalkan jakarta, Bintang hanya mengajak berkeliling mall membeli apa yang wanita itu perlukan saat berada di jakarta.

"Anak kamu mana Mel?"

Melani menoleh. Wajahnya berubah murung saat mendengar pertanyaan Bintang.

"Sama Mas Revan. Dia ngajak Bian ke rumah Eyang nya"

Bintang hanya menganggukkan kepala. Tidak bertanya lebih jauh.

Setelah sampai di pelataran mall keduanya lantas mencari tempat parkir dan langsung keluar dari mobil.

Senyum Melani merekah. Ia merasa hidup saat bersama Bintang. Seperti dulu, saat keduanya masih menjadi sepasang kekasih.

Masih sama. Rasa itu masih ada, bahkan sampai saat ini. Tidak ingin menafikkan diri Melani memang selalu mencintai Bintang. Dulu, sekarang dan entah sampai kapan.

Melani berjalan mendekati bintang kemudian memeluk lelaki itu erat. Ia rindu Bintang. Rindu segala nasehat dan draf jaga kesehatan yang selalu lelaki itu ucapkan. Ia rindu pelukan nyaman yang selalu membuatnya aman. Ia rindu segala hal yang berkaitan dengan Bintang. Semuanya. Hal baik dan buruk lelaki itu, hingga membuatnya terbang saat mode manis itu tengah berjaga. Melani rindu semua itu. Sangat.

"Maafin aku Bin. Aku nyesel udah tinggalin kamu. Andai waktu bisa terulang. Aku gak akan jauh dari kamu sedetik pun. Makasih udah jadi Bintang untuk melani seperti sebelumnya"

Bintang tersenyum pedih. Balas memeluk melani tak kalah erat. Luka masalalu biarlah menjadi cerita yang berlalu, tidak perlu membuat draf untuk mencoba lupa. Cukup berdamai dengan apa yang sudah terjadi, maka semuanya akan pulih seperti semula. Biar semua berjalan sebagaimana mestinya. Jika bukan Melani, mingkin saja ada gadis lain yang akan menemaninya di kemudian hari. Bintang percaya itu.

📍📍📍

"Ini bagus buat aku gak Bin? Semenjak ada Bian aku ngerasa agak gendutan. Iya gak sih?"

Bintang hanya tersenyum tipis. Tampak gemas dengan mantan kekasihnya yang masih sama seperti dulu, merepotkan saat memilih baju.

Bintang mengacak gemas rambut sebahu milik Melani yang terlihat bergelombang. Wanita itu meski sudah berekor satu tetap saja masih cantik. Kecantikan Alami yang entah mengapa memiliki daya tarik tersendiri.

"Angga!"

Teriakan itu sukses membuat Bintang menghentikan kegiatannya. Lelaki itu menoleh pada asal suara. Aiby berlari mengejar Angga yang terlihat tidak perduli di depan sana. Bahkan beberapa pasang mata ikut mengamati keduanya.

Bintang terdiam. Seputaran percakapan kemarin terasa berputar lagi. Tentang fakta bahwa Angga adalah mantan kekasih gadis itu mengapa tiba-tiba membuat Bintang merasa sesak.

Dan lagi tatapan Aiby di kelas tadi bukan tatapan yang biasa gadis itu berikan. Tidak ada binar jenaka, tidak ada binar menggoda. Di laut telaga berwarna coklat terang itu terasa sangat asing saat bersitatap dengannya. Seperti ada luka? Ah, entahlah Bintang bukan cenayang yang bisa mempediksi kebenarannya.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang