(12) galau atau cemburu?

3.1K 288 6
                                    

Selamat membaca

•••

Kamis siang kembali seperti biasa. Aiby berjalan sambil sesekali menghentakkan kakinya di sepanjang perjalanan menuju parkiran. Hari ini abang sepupunya, Gabriel menodongnya dengan menagih janji dua minggu lalu saat keduanya masih di bandung.

Saat itu Aiby tidak sengaja melihat sederet baju model terbaru karena sedang bersama sang kakak jadilah gadis itu meminta di belikan. Bahkan dengan tidak tau dirinya Aiby membeli banyak baju tanpa bertanya perihal kartu kredit yang akan di pakai. Karena kesal pun Gabe meminta bayaran atas kelakuan kurang ajar adiknya. Dan hari ini tepat di mana ia harus menepati janji yang semula telah ia buat.

Bukan tidak ikhlas atau tidak mau menepati janjinya pada Gabe, Aiby hanya saja masih terbawa emosi saat melihat Bintang sedang bersama wanita cantik siang tadi. Dan lebih sialnya lagi Bintang melihatnya namun lelaki itu hanya abai, seolah tidak melihat Aiby.

Kekesalannya memuncak saat kakak sepupunya itu menagih janji dengan tidak manusiawi. Menelpon saat kelas Bintang sedang berlangsung dan berakibat fatal dengan Aiby yang langsung di usir oleh dosen itu. Rasanya hari ini Aiby ingin melingkari kalender dan manandai tanggal 12 ini sebagai tanggal tersialnya, agar lain kali berhati-hati saat tanggal ini tiba.

Benar-benar sebesar ini pengaruh Bintang untuk moodnya. Suasana hati yang tadinya baik langsung ambyar saat melihat lelaki itu.

Aiby menendang kasar botol mineral yang ada di dekat sepatunya. Sesekali memaki nama Bintang karena membuatnya kehilangan suasana hati.

"Aduh, Sialan. Siapa lagi yang lempar botol!"

Sontak mata Aiby langsung melebar. Gadis itu mencari asal suara hingga matanya bertubrukan dengan manik coklat gelap yang kini sedang menatapnya tajam. Aiby meneguk ludahnya susah payah.

"Woy, Lo kalo mau main bola di lapangan sana! Sialan!"

Aiby menahan tawa. Gadis itu berjalan mendekati lelaki tinggi tegap yang kini menatapnya dengan sorot tajam.

"Sakit gak bang?" tanya Aiby polos. Lelaki itu mengeram kesal. Bukannya meminta maaf gadis itu malah dengan tampang tanpa dosanya bertanya perihal itu.

"Orang gila yang bilang enggak!"

Aiby nyengir hingga menampilkan gigi kelincinya, membuat lelaki di hadapannya gemas dan kesal dalam waktu bersamaan.

"Maaf bang, tadi gue gak liat kalo ada lo disini. Kalo gue tau lo di sini gue ubah lintasan kok" ucap Aiby masih dengan tatapan polos tanpa dosanya.

"Udah pergi sana! Ganggu orang aja"

Senyum Aiby semakin merekah saat mendengar kalimat usiran itu. Baru kali ini ia merasa beruntung karena di usir oleh orang yang tidak dikenalnya itu. Mood dan suasana hatinya yang buruk membuatnya malas berurusan dengan banyak orang. Semua ini karena Bintang dan sedari tadi Aiby sudah menyumpah serapahi lelaki itu agar mau berbalik dan menghampirinya. Kemudian dengan rencana bodohnya ia akan mencampakkan lelaki itu.

"Lo kuliah disini bang?" tanya Aiby penasaran. Pasalnya ia tidak pernah melihat lelaki itu, jika kenal pun pasti tidak akan berani memarahi Aiby seperti tadi mengingat gadis itu sangat famous dan di sukai oleh banyak orang.

"Kepo! Pergi sana!"

Aiby mencurutkan bibirnya kesal. Lelaki di hadapannya ini memang benar-benar kembaran Bintang versi menyebalkan plus plus. Rasanya Aiby ingin mencakar lelaki itu untuk menghilangkan rasa kesal yang sedari tadi ia rasakan.

"Awas aja ketemu lagi, gue buat lo jadi budak gue!"

Lelaki itu tampak menyerit heran.

"Apaan budak lo kata ini jaman purba?"

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Where stories live. Discover now