(2) Ternyata Dosen

4K 374 6
                                    

Selamat membaca

•••

Aiby tersenyum miring saat melihat rivalnya menatap sengit. Reno sendiri sudah merasa kesal dengan hinaan menjurus candaan pada penampilan yang ia kenakan. Namun apalah daya, Si gadis selebgram itu memang tidak sepenuhnya salah.

"Lo kok tambah gembel gini sih Ren? Lo masih sehat kan?" pertanyaan Aiby membuat empunya menyerit dan mengamati penampilannya sendiri.

"Sialan. Sehat dong, emang gue elo yang baru keluar rumah sakit jiwa!"

Reno Alfagre, si biang ribut yang sudah sering mendapat julukan 'jodoh Aiby'.
Keduanya selalu saja mendebatkan atau meributkan hal-hal kecil seperti hilangnya pena atau masalah penampilan sekalipun seperti saat ini. Siapa saja yang memulai pada akhirnya nanti kelas akan ikut terhibur dengan candaan keduanya. Sikap Reno yang memang jail selalu berlawan dengan sikap Aiby yang banyak bicara. Jadilah mereka selalu berdebat sampai menghabiskan banyak waktu.

"Enak aja. Gue sehat, aman sentosa nih tanpa penjajahan. Lo apa? Celana sobek-sobek gitu di pake. Maaf mas, saya gak ada uang kecil!" di ujung kalimatnya Aiby menatap Reno dengan tatapan memelas.

Perdebatan kecil mereka tentu saja menjadi pagi pertama hiburan baru untuk teman kelas Aiby yang sudah ramai. Dua minggu libur tentu saja mereka merindukan suasana kelas yang selalu ramai itu.

Baru saja Reno hendak menjawab ucapan Aiby, dari arah pintu muncul Lelaki yang tiba-tiba masuk dan duduk di podium.

Yang membuat Aiby terkejut adalah lelaki yang di atas podium itu sama dengan lelaki yang ia tabrak saat di koridor tadi, si abang datar yang wajahnya ganteng-able. Aiby berdecak pelan kemudian mengambil buku dan membukanya di depan wajah agar menutupi identitasnya sebagai gadis bar-bar.

Astaga, ternyata yang ia panggil Abang itu adalah dosen barunya sendiri. Kenapa Aiby bisa sebar-bar tadi, sampai meneriaki lelaki itu segala? Jadi malu sendiri kan kalau nasi sudah menjadi bubur!

Geisya yang melihat itu lantas saja terkekeh pelan. Ia jelas mendengar umpatan Aiby saat lelaki yang tidak sengaja ia tabrak itu tidak meminta maaf balik.

"Ketemu lagi tuh By, jadi jampi-jampi kagak?" tanya Geisya. Aiby hanya meletakkan telunjuk di bibirnya. Menyuruh diam.

Teman-sepergibahan Aiby hanya menatap spechless tak menyangka dosen baru mereka akan setampan itu. Ini mah auto melek saat materi di berikan.

"Baik Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua. Perkenalkan nama saya Bintang Alyandra, saya yang akan menjadi dosen kalian di semester tiga dan empat ini, pengganti dari pak Gate, dosen kalian sebelumnya. Silahkan ada pertanyaan?" tanya Dosen bernama Bintang itu. Tatapannya tajam, wajah tampan itu menatap seisi kelas dengan tatapan datar, Aura yang terpancarkan sangat tegas dan membuat siapa saja merasa teritimindasi.

Kelas seketika hening, tidak ada yang unjuk diri bertanya atau sekedar meminta no ponsel. Reno dan pasukannya pun hanya diam. Malas berdebat atau sekedar bertanya, ia masuk saja sudah menjadi nilai plus untuk jiwa pemalasnya.

Aiby tidak lagi menutup wajahnya dengan buku. Gadis itu sudah menatap Dosen barunya dengan tatapan memuja. Tak jauh beda dengan tatapan mahasiswi lainnya.

"Pak"

Aiby unjuk diri. Seluruh atensi di ruangan itu langsung menatap Aiby, tidak terkecuali Bintang sendiri.

"Bapak siapanya pak Gate? Pintar main catur gak nih? Kalo pintar kita tanding, kalau bapak kalah kita gak usah belajar kalau saya yang menang kita belajar!"

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Where stories live. Discover now