(25) Kembali terulang

2.6K 245 3
                                    

Selamat membaca

•••

Sudah dua hari Aiby menjalani kehidupan layaknya manusia pada umumnya. Berita tentang dirinya dan Angga masih tertutup rapat, Aiby sudah menyuap Geisya agar tidak membocorkan rahasia itu. Ya, semoga saja tidak pernah ada yang tau. Bukan Aiby selalu menutupi hanya saja Angga sendiri tidak ingin hubungan mereka tersebar luas. Itulah alasan mengapa mereka backstreet.

Berulang kali Aiby mengela nafas kasar. Ternyata pengaruh Angga yang mendiaminya bisa sebesar ini. Belum lagi Bintang tidak pernah menemuinya selama dua hari pula. Rasanya Aiby seperti gantungan saja, sudah sejauh ini mereka dekat namun lelaki itu tidak pula memberikan kepastian. Gadis mana yang akan tahan selain Aiby. Pengaruh bucin memang sebesar ini.

Terkadang pula ia merasa hanya bucin sepihak. Bagaimana pun sikap Bintang masih secuek itu belum lagi mereka bahkan tidak pernah saling menghubungi. Rasanya di bagian mana Bintang bertanggung jawab dengan ucapannya?

Alis Aiby bertaut heran saat ada segerombolan mahasiswa sedang beramai-ramai di depan sana.

Aiby melangkah mendekat, ikut penasaran.

"Gila itu mantan tunangannya pak Bintang atau calon isterinya? Cantik gitu?"

Deg

Aiby menghentikan langkah. Kening gadis itu berkerut bingung. Ini sebenarnya ada apa?

"Gak mungkin deh kalau cuman sebatas adik. Orang manis gitu kok pak Bintangnya"

"Katanya Tunangannya"

"Wah, gila. Kalau bener berarti kasian dong Aiby cuman kena baper dadakan doang!"

"Dianya aja yang banyak tingkah. Sok kecantikan, iya deh memang cantik sih tapi dih gitu lah!"

"Tapi Aiby memang cantik. Mungkin kemaren pak Bintang nya khilaf makanya bersikap manis gitu!"

Aiby masih diam beberapa meter dari kerumunan itu. Namun bisik-bisik di depan sana sudah memperjelas penasarannya. Tidak! Sangat jelas bahkan Aiby melihat sendiri Bintang tersenyum ramah pada wanita cantik di sampingnya sesekali mengusap kepalanya pelan.

Sakit? Mungkin saja jawabannya iya. Aiby pernah merasakan sakit, terlebih mungkin sering adalah jawabannya. Semoga dengan melihat ini ia bisa bersikap biasa saja. Bintang bukan siapa-siapa untuknya.

Aiby berbalik, melangkah menjauh dari sekumpulan itu. Ada sekelebat kenangan lama yang tiba-tiba melintas. Hantaman batu seolah sedang memporak-porandakan hatinya.

Itu sudah berlalu, tidak akan terjadi lagi. Aiby harus bisa menghadapinya. Lelaki itu tidak akan pernah kembali lagi, biarkan saja ia berada pada kedalaman neraka sekalipun Aiby tidak akan perduli.

'Lo tau, gimana rasanya di hancurin dengan perlahan? Begini rasanya. Lo pantas hancur. Kalau gue gak bisa hancurin nyokap lo setidaknya dengan hancurin lo gue udah puas'

Aiby berlari menuju koridor belakang kampus. Gadis itu menutup telinganya saat bayang-bayang masa lalu tiba-tiba datang. Bukan, lebih tepatnya itu masih terasa sangat nyata.

Aiby terduduk dengan kedua tangan menutup erat telinganya. Matanya terpejam rapat, berharap ia bisa menormalkan dirinya sendiri. Jangan sampai ia terlihat kacau saat berada di lingkungan kampus. Jangan, apa kata orang jika melihat Aiby ketakutan seperti itu.

"Gak, itu udah lewat. Dia gak akan mungkin datang lagi. Pleasee, pergi dari bayang-bayang kehidupanku yang sekarang. Aku mohon"

Tubuh gadis itu bergetar hebat. Keningnya menyerit. Keringat dingin mengalir dari sana dan ketakutan itu tidak bisa ia sembuyikan. Sekelebat bayangan masa lalu itu bisa muncul dengan mudahnya karena Bintang. Lelaki itu bisa dengan mudah mengusik luka lama yang tertutup rapat beberapa tahun lalu.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Where stories live. Discover now