(33) Paksaan lunch

2.7K 267 4
                                    

Selamat membaca

•••

"Baik, untuk materi ujian kalian bisa pelajari apa yang sudah saya sampaikan di kelas ini. Tugas terakhir silahkan di kumpul di ruangan saya, Terimakasih!"

Bintang berjalan meninggalkan podiumnya. Aiby yang melihat itu hanya mengela nafas panjang. Menjalani hari seperti sebelum mengenal Bintang ternyata sangat membosankan. Dan Aiby sangat kesal karena hal itu.

"Lo mikir apa By? Nyesel milih mundur ikutin tukang parkir?" cibir Wenda dengan segala nyinyiran kurang ajarnya. Aiby yang mendengar itu mengdengkus kesal. Meraih kasar tas ranselnya kemudian menatap Wenda sengit.

"Gak ada penyesalan datang di awal gini. Gue baru di garis nih, masa mau mundur sih? Kan elo banget!"

Wenda berganti melotot. Tolong ingatkan teman Aiby yang satu ini jika juara nyinyir adalah Aiby sebagai juara pertamanya.

"By, tugas lo mana?" Akmal membawa setumpuk makalah di hadapan Aiby.

"Kan gue lagi cuti kemaren. Masa di itung juga sih?" gerutu gadis itu. Akmal menatap tidak terima.

"Ya iya. Lo pikir ini kampus gak ada aturannya apa? Lo tetap kumpul tugas! Gak mau tau gue!" ucap Akmal masih dengan desakan kesalnya.

Aiby mengela nafas panjang. Ia saja baru tau jika semester akan diadakan minggu depan apalagi tugas Bintang yang terhitung Gaib ini. Mana Aiby tau.

"Gue gak kerjain. Sono lapor pak bos sekalian!"

Saat Aiby hendak berjalan menjauh Akmal langsung menghempaskan seluruh tugas tersebut di atas meja hingga menimbulkan suara sentakan kasar. Aiby yang mendengar itu langsung balik badan siap menyemrot Akmal dengan umpatan kasarnya.

"Lo bawa pergi ini tugas semua ke ruangan pak Dosen!" perintah Akmal dengan tidak tau dirinya.

Aiby melotot tidak terima.

"Dih, kenapa jadi gue?"

"Karena lo gak kumpul tugas. Jadi lo harus ngadep Bintang. Biar di kasih les tambahan!"

Aiby berdecak pinggang. Yang lainnya sedang menahan tawa.

"Heh, lo pikir gue anak SD pake les tambahan segala?" tanya Aiby tidak terima.

Akmal mengangkat bahu acuh kemudian pergi berlalu dari hadapan Aiby.

"Udah lah By, sana ke ruangan Bintang. Itung-itung sedekah langkah!" ucap Geisya. Aiby mencurut kesal. Rasanya punya teman titisan dari neraka semua, tidak ada yang beres.

"Sialan lo semua!" umpat Aiby kemudian mengambil kasar sekumpulan makalah diatas meja. Seketika Kelas langsung riuh oleh gelak tawa. Tidak menghiraukan Aiby yang sudah misuh-misuh tidak terima.

📍📍📍

"Masuk"

Aiby menelan susah payah salivanya sendiri. Ia gugup, entah apa sebabnya. Si Bintang muka tembok itu pasti setelah ini akan menyusahkan Aiby.

Perlahan Aiby memutar kenop pintu hingga membuat pintu bercorak kecoklatan itu terbuka menampilkan empu ruangan yang sedang fokus pada setumpuk berkas di atas meja.

Aiby menahan nafas saat Bintang mengalihkan atensi ke arahnya. Tatapan tajam itu membuat nyali Aiby menciut.

"Mau berdiri disitu?" intruksi Bintang membuat Aiby mengerjapkan matanya beberapa kali. Gadis itu segera sadar kemudian berjalan mendekati meja Bintang dan meletakkan makalah di atas meja.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt