BAB 3

14 5 15
                                    

Happy reading~

***


Keributan terjadi di sebuah unit apartemen bernomor 55 itu. Bagaimana tidak, sang penghuni yang harus bekerja pukul 08.00 baru bangun jam 07.45. Kesiangan guys.

Salahkan Kim Soo Hyun yang bermain apik di drama It's Okay to Not be Okay, menyebabkan Cika membabat habis semua episodenya hingga subuh.

Cika salah satu penikmat drama negeri ginseng selalu terbuai dengan berbagai adegan romantis yang disuguhkan dalam berbagai scene. Mungkin karena efek jones sejak embrio, jadi segala hal berbau halu adalah nikmat baginya. Hahahaha.

"Babay Dovi, kerja dulu ya." Pamitnya.

Cika menyambar kunci motor trailnya, tidak lupa sebuah helm dan jaket juga ia bawa. Bisa dipastikan jika Cika mengemudikan mobil, ia akan sangat terlambat.

Saat ini Cika mengenakan kemeja kotak-kotak dipadukan dengan jeans hitam. Sepasang  sneaker putih menjadi pelengkap outfit ke kantornya hari ini.

"Pergi dulu ya, Pak Udin." Seru Cika pada satpam apartemennya.

"Hati-hati Neng Cika."

Tanpa babibu, Cika melajukan motornya secepat yang ia bisa.

"Keren pisan euy si eneng mah." Puji Pak Udin seraya menggelengkan kepala.

🐱🐱🐱


Fiuh. Cika menghembuskan napas lega. Tepat pukul 08.00 ia sampai di kantornya.

Bermodal nekat dan skill kebut-kebutan akhirnya ia sampai di Sky Architeam, salah satu perusahaan desain interior dan arsitektur terbaik yang ada di Indonesia.

Cika beruntung mendapat pekerjaan di Sky Architeam. Selain karena ehem, gajinya yang besar, peraturan yang ada sangat simple. Tidak ada aturan dalam setelan kerja, semuanya bebas berekspresi asalkan masih dalam batas wajar dan sopan.

"Sen, masih pagi lo udah molor aja." Cika menggeplak meja Arsen, sahabat karibnya.

"Argh, lo jangan ganggu gue ya, Cik. Gue abis tempur sama pensil-pensil gue. Jan berisik!" Tegas Arsen.

"Selamat pagi Bu Mita." Cika menyebutkan nama ketua divisi arsitek, divisi Cika dan Arsen yang sangat disiplin itu.

Arsen terkejut dan langsung berdiri sambil menyapa Bu Mita dengan mata tertutup. Padahal itu hanya akal-akalan Cika mengerjai Arsen.

Semua orang tertawa termasuk Cika, sang biang kerok. Arsen yang mulai sadar menatap Cika tajam.

"Dasar sobat laknat."

🐱🐱🐱

Divisi arsitek dihuni oleh delapan orang berbakat. Mereka diketuai oleh Bu Mita.

Siang ini, divisi itu tampak hectic. Mereka tengah menyelesaikan rancangan sebuah pusat perbelanjaan ternama dan hotel bintang lima.

Para karyawan mulai berhamburan keluar kantor. Maklum, waktu sudah pukul 12.00 dan cacing di perut mereka sudah dangdutan minta diisi.

"Kuy makan, lapar nih perut gue." Ajak Calya, gadis manis berpipi chubby yang duduk di sebelah cabin Cika.

"Kuylah, lapar nih." Sambar Arsen sembari mengelus perutnya yang nggak datar-datar banget.

Cika bergumam mengiyakan ajakan Calya. Arsen yang setinggi galah pun merangkul kedua gadis itu menuju tempat langganan mereka, Soto Pak Mamat.

🐱🐱🐱

Wajah berminyak, rambut berantakan, dan pakaian yang tidak serapi tadi pagi adalah pemandangan yang terpampang pada cermin rumah Cika.

Cika menghela napas lelah. Akibat tender besar yang dimenangkan Sky Architeam, divisi arsitek harus kerja ekstra. Ibarat slogan suatu iklan, kerja lembur bagai khuda, syalala.

Cika adalah salah satu manusia langka yang berprinsip mandi dua kali sehari adalah wajib hukumnya, maka pukul berapa pun ia akan mandi, terbukti sekarang pukul 08.30 malam dan ia baru akan mandi.

"Makan mie pakai telor mantap nih."

Setelah mandi, perut Cika keroncongan. Emang dasar perut karet, setiap jam bawaannya pengen makan terus. Namun, entah musibah atau keberuntungan, berat badan Cika selalu stabil. Paling mentok ya 52 kilo.

Sambil menguyah mie kuah rasa kari ayamnya, matanya berfokus pada layar ponselnya yang menampilkan komik online favoritnya yang selalu update pukul 10 malam itu.

Dovi si anabul kesayangannya sudah berkelana di dunia mimpi. Mungkin saat ini ia tengah bermimpi menjelajahi dunia penuh dengan cat food favoritnya.

Ting..tong, bel apartemen Cika berbunyi. Ia terkejut dan spontan melirik jam dinding. Pukul 10.35 malam.

Salahkan semua film thriller dan misteri yang ia tonton. Cika jadi berpikiran yang macam-macam. Mulai dari pembunuh bayaran hingga psikopat sadis yang berdiri di pintunya saat ini.

"Tarik napas, hembuskan." Cika menghembuskan napas berulang kali untuk menghilangkan ketakutannya.

Bermodal tongkat baseball yang ia dapat dari sebelah rak sepatu, akhirnya ia memberanikan diri melihat layar intercom.

Seseorang dengan hoodie hitam dan kupluk yang menutupi kepalanya berdiri di depan pintu. Cika tidak dapat melihat dengan jelas wajah orang tersebut.

Ting..tong, bel berbunyi sekali lagi. Cika memberanikan diri membuka pintu, ia juga menyiapkan senjatanya jika saja orang itu berniat macam-macam.

Cika mengayunkan tongkatnya menuju orang itu. Ia hanya memejamkan mata guna menghalau rasa takutnya.

"Aduh, lo apa-apaan sih."

"Eh." Kaget Cika seraya mengerlingkan matanya.

🐱🐱🐱

To be continued

Luv💛
Tasya

    

Meow in LOVEWhere stories live. Discover now