BAB 1

49 8 12
                                    

Happy Reading~

***

Gadis berkemeja kotak-kotak itu tengah menjadi pusat perhatian di sebuah pusat perbelanjaan.

Wacika Atmarini atau Cika, gadis bertubuh 155 cm dengan wajah sedikit oriental itu terlihat acuh sambil melangkah mantab menuju Animal World, salah satu pet shop langganannya di ibukota.

"Norak banget sih, kayak gak pernah liat orang cakep lewat."

"Heh, orang bukannya lagi merhatiin lo bege, mereka liatin anak lo tuh." Toyoran dari Ara mendarat mulus di jidat Cika. Ara adalah salah satu makhluk yang bisa bertahan dengan Cika yang absurd naudzubillah.

Cika hanya terkekeh sambil sesekali memerhatikan ransel kapsul yang ia bawa. Apakah anaknya nyaman atau tidak berada di dalamnya.

Eits, jangan salah paham ya. Cika masih perawan ting-ting yang takut pada Tuhan. Jangankan untuk berzina, pacaran aja ia tak pernah. Alias jomblo sejak lahir guys.

Jadi anak yang dimaksud Ara tadi adalah seekor kucing jantan berjenis Scottish fold yang sudah bersamanya sejak lima tahun yang lalu.

Saat sampai di Animal World, terdapat antrean panjang. Dapat dipastikan semua bangku sudah terisi penuh.

Terpaksa Cika harus mengambil nomor antrean. Buseet, dapat nomor 30 lagi, batin Cika. Butuh waktu kurang lebih tiga jam agar sampai pada nomornya.

Alhasil, Cika dan Ara memutuskan untuk mengelilingi mall tersebut sambil menunggu nomor antrean mereka.

Banyak toko yang mereka masuki. Bukan untuk membeli sesuatu, tapi hanya sekadar cuci mata.

Para pramuniaga menatap Ara dan Cika dengan beragam ekspresi. Mulai dari biasa aja sampai pengen ajak gelud, tapi emang dasarnya bar-bar, jadi mereka tidak peduli.

Dua jam telah mereka habiskan untuk keluar masuk dari satu toko ke toko lainnya. Yang namanya kaum hawa, kalau keliling mall pasti gak ingat waktu.

Karena Cika anak yang baik dan rajin menabung, ia dengan senang hati mentraktir Ara sebotol air mineral. Hahahahaha.... bercanda pemirsa, Cika akan membelikan Ara makanan juga. Jangan hujat Cika ya, netizen maha benar.

Cika ingat belum memberi cemilan pada Dovi, kucing kesayangannya. Saat ia akan membuka ransel kapsul, Dovi sudah menghilang.

"Ra....Araaaaaa, Dovi mana Ra? Kok gak ada?" Tanya Cika panik.

"Lah, bukannya Dovi sama lo tadi? Kan gue antre makanan." Jawab Ara tak kalah panik.

Tanpa pikir panjang, Cika berlari keluar kafe itu. Tak terasa, air matanya meluruh. Ia sangat takut Dovi hilang dan tak akan kembali padanya.

"Cik, jangan nangis dulu dong. Dovi pasti ketemu."

"Gimana kalau gak ketemu Ra, kita lagi di mall. Gue takut gak bisa nemuin dia." Tangis Cika semakin kencang.

Mereka mulai menarik perhatian berbagai pengunjung lantai 3 mall ini.

"Ayo usaha dulu, kita mencar. Gue rasa Dovi masih di sekitar sini." Ara berusaha menenangkan Cika.

Bersahabat dengan Cika sejak SMP, sedikit banyaknya membuat Ara tahu, seberapa pentingnya Dovi di hidup Cika.

Cika mencoba mengatur napasnya agar serangan panik itu sedikit berkurang. Ia juga merapalkan do'a pada Tuhan agar Dovi segera ketemu.

"Ayo, Ra!"

🐱🐱🐱

Atha menekuk wajahnya saat dipaksa memasuki sebuah toko skin care di sebuah pusat perbelanjaan.

Meow in LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang