BAB 2

24 6 4
                                    

Happy Reading~

***

Pasrah. Sepertinya hanya itu pilihan yang Atha punya. Berbagai pukulan, cubitan, hingga jeweran yang mampir di tubuhnya ia terima. Semuanya tidak berarti apa-apa bagi Atha yang memiliki tubuh sedikit berotot itu.

"Abang maaah, udah Lia bilang tungguin malah ditinggal pergi. Sebel sama abaaaang!" Sungut Cordelia Marina berapi-api. Tangannya tetap beraksi mewakili rasa kesal yang ia rasakan.

Atha tersenyum tipis melihat adiknya tersebut. Tangannya yang bebas dari cubitan maut Cordelia, ia gunakan untuk mengusap kepala adiknya agar kekesalannya sedikit berkurang.

"Maafin abang ya Cor. Tadi abang nemu kucing di depan store skin care. Kan kasihan kalau abang biarin aja. Makanya abang bantu cariin majikannya. Maafin abang ya." Tutur Atha lembut.

Cordelia menghela napas panjang. Abang satu-satunya yang sangat ia sayangi ini kalau sudah bertemu hewan berbulu terutama kucing, bisa dipastikan lupa segalanya. Emang sebucin itu sama si bos bulu.

"Yaudah deh bang. Lain kali jangan gitu lagi ya. Kan Lia takut abang kenapa-napa soalnya gak ngasih kabar."

"Aye..aye..captain."

🐱🐱🐱

Cika menikmati hari minggunya di apartemen. Ia hanya bermalas-malasan guna menghilangkan lelah pada tubuhnya.

"Dovi, ini makan dulu atuuh." Seru Cika memanggil kesayangannya.

Dovi berlari menghampiri Cika sambil sesekali mengeong seolah berterima kasih padanya.

Cika menemani Dovi makan. Ia juga sesekali mengelus badan Dovi yang gembul itu.

Tak terbayang oleh Cika jika seandainya Dovi hilang beneran. Dovi yang selalu menemaninya, yang selalu ada untuknya. Segala keluh kesah yang Cika miliki selalu ia bagi dengan Dovi walaupun Dovi hanya menatapnya dan sesekali mengeong sebagai respon.

Hidup seorang diri di ibukota semenjak orang tuanya berpulang ke rahmatullah menjadikan Cika gadis yang serba bisa. Segala hal harus bisa ia tangani secara mandiri.

"Waduuuh, bahan makanan pada abis semua lagi. Harus belanja dulu nih." Cika memeriksa semua tempat penyimpanan bahan makanannya. Mulai dari kulkas hingga lemari.

"Ra, temenin gue dong ke supermarket. Bahan makanan di apartemen gue pada abis nih." Ujar Cika melalui telepon selulernya.

"Aduuh, sorry Cik. Gue gak bisa, ini lagi nemenin nyokap ke rumah sepupu. Mending lo ajak Arsen aja deh."

"Males gue ngajak Arsen. Lo tau sendirikan kalau weekend gini dia lagi ngebucin sama Caramel. Yaudah deh, gue pergi sama Dovi ajalah."

"Makanya Cik, buruan cari pacar. Biar ada yang nemenin. Hahahahah."

"Mirror please." Decak Cika seraya memutuskan sambungan teleponnya.

🐱🐱🐱

"Beli apa lagi ya?" Sesekali matanya memperhatikan rak-rak yang berjejer. Troli yang Atha dorong sudah hampir penuh. Berbagai jenis daging dan sayuran sudah ia pilih.

Demi menebus kesalahan pada adik kesayangannya, ia berencana memasak berbagai menu makanan. Anggaplah itu sebagai kejutan. Saat semua sudah siap, ia akan menjemput Cordelia.

Salah satu hobi yang menyenangkan bagi Atha adalah bereksperimen dengan berbagai menu. Eits, jangan salah paham ya. Apapun yang dihasilkan oleh jemari pria yang berhodie hitam ini selalu enak.

Sekarang Atha tinggal di sebuah apartemen elit di ibukota. Ia baru pindah beberapa hari yang lalu. Selain ingin mandiri, ia juga merasa jika tinggal di apartemen lebih efisien, mengingat jika Animal World terletak di pusat kota, dekat dengan apartemennya saat ini.

Banyak pasang mata yang memperhatikan setiap langkah Atha. Namun ia tidak peduli.

Gue cakep, gue ganteng. Don't worry be happy. Itulah yang ada di benak Atha saat ini, berusaha mengabaikan semua tatapan memuja tersebut.

🐱🐱🐱

Cika sudah hampir selesai membeli semua bahan-bahan dapurnya. Ia tengah berkeliling di bagian rak cemilan.

Gadis dengan sweater hijau itu sedang memilih sereal cokelat yang akan dibelinya. Tak lupa ransel kapsul yang berisi anabul-anak bulu-alias Dovi bertengger manis di punggungnya.

"Beli yang mana ya? Yang biasa gue beli apa yang ada hadiah minion itu ya?" Monolog Cika seraya menatap sereal yang berada pada rak bagian atas tersebut.

"Yaudah deh, yang minion aja dah yang gue beli. Mumpung berhadiah." Orang-orang menatap aneh gadis  tersebut. Bodo amat, gue cantik gue diam, pikir Cika jumawa.

Cika berusaha menggapai sereal tersebut. Seketika ia merutuk dirinya yang malas berolahraga dan benci minum susu, alhasil badannya yang 155 senti itu tidak bisa menggapai sereal yang diidamkannya itu.

Cika memutar otak, ia sesekali memerhatikan sekelilingnya. Tanpa pikir panjang, ia menarik seorang pria yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Mas, mas... tolong saya ambilin sereal itu dong." Tunjuk Cika.

Pria itu tersentak. Dengan malas-malasan ia mengambil sereal itu dengan mudah.

"Bukan yang itu mas. Yang berhadiah minion itu." Geleng Cika.

Dasar bocah, batin pria itu yang tak lain tak bukan adalah Atha. Atha sangat malas jika harus berhadapan dengan wanita. Wanita dengan segala keribetannya. Namun ntah mengapa, ia mau-mau saja direpotkan oleh gadis mungil itu.

"Nih." Atha menyodorkan sekotak sereal itu.

"Makasih ya mas." Senyum manis tercetak di wajahnya.

Atha terpaku. Hatinya seolah menghangat menatap senyuman gadis itu. Untuk menghilangkan salah tingkahnya, ia melarikan pandangan ke arah lain. Tak sengaja pandangannya bertemu dengan tas yang dibawa gadis itu.

"Eh, Dovi?"

"Hah? Kok bisa tau kucing saya?" Kaget Cika sambil memindahkan ranselnya ke depan.

"Ooo, saya yang kemarin nemuin kucing mbak."

"Owalah, jadi mas ya yang nemuin kucing saya. Makasih banyak ya mas." Cika meraih tangan Atha dan menggoyangkannya semangat.

"Oh iya mas, kenalin saya Wacika." Masih menggenggam tangan Atha.

"Kuaci? Nama yang unik."

"Sembarangan kalau ngomong, nama saya itu WACIKA bukan kuaci. Panggil Cika aja." Cika memukul lengan Atha karena kesal disamakan dengan biji bunga matahari kesukaan hamtaro itu.

"Saya Atha. Maaf ya." Atha terkekeh melihat Cika yang sangat ekspresif itu.

"Yaudah deh, kalau gitu saya duluan ya Tha."

Atha hanya mengangguk. Ia melanjutkan langkahnya menuju rak lainnya. Entah mengapa ia merasa aneh saat bertemu dengan Cika.

🐱🐱🐱

To be continued

Meow in LOVEWhere stories live. Discover now