Tambah hari, perjalanan ini semakin sesak.
Petualangan kita selama ini jadi menyebalkan karena kau.
Sekali-kali aku melintasi jembatan di seberangmu, sebentar saja.
Kekang.
Kata itu bangkit dari tempat yang aku tidak duga;
dari bibirmu yang lembut dan lidahmu yang tajam.
Hei, berhenti mengikuti aku lagi.
Perintah yang kau beri, seperti titah wajib
sedang sekata milikku pun tak pernah seiya untuk kau dengar.
Memanggilku "yang terbaik" tapi tidak mencintai kekuranganku,
itu lebih menyakitkan dari apapun.
Tamparan yang kau layangkan bahkan lebih halus dan lebih aku harapkan.
Tubuh ini kuat, percaya.
Lebih baik kau hancurkan ragaku,
dibanding kau pinjam hatiku tanpa tahu batasan untuk mengembalikan.
Diriku bukan sembarang kekasihmu.
Diriku bukan orang lain yang kau buat bak terpenjara.
Diriku bukan perempuan bodoh yang kau ajak main-main dengan sakit hati.
YOU ARE READING
KLM #1: Kelana | ✔
PoetryHighest rank #1 diksi (12/12/2022) #1 words (13/01/2022) #1 syair (28/12/2022) #1 puisiindonesia (17/01/2022) #1 berpuisi (19/02/2022) #1 antologi (21/01/2022) #1 kelana (18/01/2022) #1 pecintasastra (05/01/2022) #1 wattpadpoetry (06/01/2022) #2 poe...
