Hari 6, Singgah di Tepi Jembatan

256 135 110
                                    

Seketika kita memutuskan untuk berhenti,
mungkin sekedar mengambil sedikit waktu yang kita punya untuk terlebih dahulu memupuk tekad yang kian memudar.

Jembatan yang kita singgahi sedang sibuk dengan manusianya:
   Ada yang menawarkan hangat,
   ada yang jual-beli janji,
   ada yang hanya sendiri.
Mereka memeluk dirinya dari segala perasaan yang mencambuk dari batin.
Mungkin mencari seseorang yang sama dengan dia sehingga dapat bersua ria.

Masih ramai, sepeda-sepeda lain melintas di balik punggung.
Tak lantas apapun, bahkan bel dari sepeda itu, yang mampu mengalihkan atensiku.
Kamu mengunci diri untuk singgah di hati.
Katamu, aku hanya milikmu seorang.

"Kamu bukan jembatan, Ra. Kamu bukan pula wisma penitipan sepeda. Kamu rumahku; tempatku tinggal bukan tempatku singgah."

Kata-kata itu membuatku memilih bertahan.

KLM #1: Kelana | ✔Where stories live. Discover now