Delapan

81 31 71
                                    

Jangan lupa setelah membaca untuk vote dan komennya sayang-sayangku
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca

💜💜💜

Sejak kejadian tiga hari yang lalu sekarang sifat Hera sedikit berubah. Ia menjadi sering mematuhi perintah Taehyung. Terkadang saat betemu dengan Taehyung ia malu-malu dan memilih menghindari tatapan mata dari sang pemilik manik berwarna coklat tua itu.

Entah kenapa mulai muncul perasaan yang menggelitik di dadanya. Ia tau sekali perasaan ini karena pernah merasakan pada seorang pria disekolahnya. Pria yang mempunyai wajah tampan, senyum manis seperti bayi. Kadang mempunyai sifat yang sangat dewasa dan terkadang juga mempunyai sifat yang sangat manja layaknya seperti anak kecil. Perlakuannya sangat manis pada setiap wanita yang ia temui, termasuk Hera.

Namanya Jeon Jungkook, seseorang yang sangat Hera sukai. Entah kenapa sekarang ia jarang melihat pria tersebut disekolah, apakah dia punya masalah dirumah atau malah sudah pindah sekolah. Hera sempat sedih karena tak melihat keberadaannya, karena setiap Hera sedih pria itulah yang akan mengetahui perasaannya pertama kali. Pria itu menyebutnya sahabat padahal ia mengharapkan lebih dari itu.

Jugkook satu-satunya teman yang ia ajak bicara disekolah, selain Jungkook ya tidak ada lagi yang mau berteman atau pun mendekat padanya. Ia disebut sebagai anak yang membunuh ibunya, entah kenapa kabar itu cepat menyebar keseluruh telinga para siswa. Mereka langsung menilai tanpa mencari tahu bukti terlebih dahulu. Aneh bukan?

Sekarang di sinilah ia, duduk di rooftop sekolah sambil memandangi langit biru yang di selimuti awan putih. Sesekali ia tersenyum kala melihat awan yang berbentuk kelinci, mengingatkannya pada Jungkook. Kalian tahu jika pria itu sangat menyukai wortel, itu sebabnya Hera mengatakan Jungkook sangat mirip dengan kelinci.

“Ah aku sangat merindukannya.” gumam Hera, lalu merebahkan badannya.

Sapuan angin menerpa lembut dirinya, pun dengan teriknya matahari membuat matanya sedikit menyipit. Pipinya juga memerah karena terkena sinar matahari langsung, akan tetapi ia tak menghiraukan itu, yang penting langit di siang hari membuat hatinya senang.

Sesekali keningnya berkerut karena kaget mendengar bunyi dari klakson kendaraan dan juga bisingnya perkotaan. Hingga sedetik kemudian dobrakan pintu terdengar jelas dari arah pintu rooftop.

Argh, tak bisakah aku tenang untuk sehari saja?

“Siapa yang kau rindukan?” tanya seseorang. Suara yang sedikit berat namun lembut terdengar jelas di telinga Hera. Terangnya matahari membuat mata Hera sedikit menyipit, ia hanya dapat melihat siluet dari wajah pria itu.

Hingga pria itu berjongkok di dekatnya, menampilkan senyuman manis yang membuat hati Hera menghangat dan juga berdebar-debar. Wajahnya sangat dekat, membuat Hera gelagapan dan memalingkan wajahnya.

“Kau merindukan siapa eoh?” tanya Pria itu lagi. Sekarang tangannya sudah berada di awang-awang wajah Hera bermaksud melindunginya dari terik sinar matahari. Membuat jantung Hera berdetak tak karuan, begitu juga dengan wajahnya yang sedikit memerah. Entah itu terkena panasnya matahari atau malu karena ditatap oleh Jungkook.

Dengan cepat Hera pun duduk sambil berkata “K-kemana saja? Sudah sebulan lebih kau tidak masuk. Kabar pun juga tidak ada, mau berhenti sekolah atau mau jadi anak bandel hah?” maki Hera sambil memukul Jungkook emosi.

“Ya! Kau mau membunuhku dengan tangamu itu? Aku bisa mati karena kau terus memukulku sangat keras!” ujar Jungkook sambil melindungi badannya.

“Biar saja, biar kau tau rasa. Meninggalkanku sendirian di sekolah yang seperti neraka ini”

ELEGIWhere stories live. Discover now