✨51 | Let Go

1.1K 117 7
                                    

Kurang dari lima belas menit, Tim Alpha sudah menemukan keberadaan Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang dari lima belas menit, Tim Alpha sudah menemukan keberadaan Luna. Tentu saja mereka bergegas ke lokasi sebelum Chris melakukan sesuatu pada Luna.

Berita diculiknya Luna sudah sampai ke telinga ayahnya. Mendengar itu tentu membuat Denish murka, ia juga mengerahkan semua bawahannya bahkan dua puluh petugas kepolisian ikut andil dalam penyelamatan putrinya yang sedang mengandung itu.

Saat ini, Chris telah dikepung oleh Tim Alpha dan Tim Kepolisian. Tubuh laki-laki itu dipenuhi cahaya pembidik laser yang berasal dari senapan milik Tim Alpha.

Jimin berdiri di antara mereka, memandang Luna yang hanya menangis lemah dengan tubuh bergetar ketakutan. Wajahnya kacau, matanya sembab, serta baju yang dikenakannya sudah basah akibat keringat. Selanjutnya, Jimin beralih menatap Chris yang sedari tadi menempelkan ujung pistolnya ke rahang Luna, jari telunjuknya siap menarik pelatuk.

"Kau lupa kesepakatan kita?" seru Jimin berusahan tenang sekaligus was-was takut Chris akan mencelakai Luna kalau ia gegabah.

Di seberang sana, Chris berdecih sebelum tawanya menggelegar di seluruh ruangan. "Ow, Tuan Park. Sayangnya, saya benci berjanji pada seseorang."

"Lepaskan dia, Brengsek." Mata Jimin memerah menahan amarah. Ia tidak bisa bersikap tenang lagi kalau Chris keras kepala seperti ini.

Jimin semakin tidak tega melihat Luna yang tersiksa seperti itu. Apalagi dalam keadaan mengandung, pasti sakit sekali. "Apa maumu? Uang? Mobil? Atau rumah?" seru Jimin lagi namun Chris malah tertawa lantang sekali lagi.

Laki-laki itu seperti tidak takut dengan puluhan senapan yang siap menembaknya sekarang juga. Chris malah mengetukkan ujung pistolnya pada kepala Luna dua kali. "Saya mau wanita ini, Tuan Park. Apa begitu sulit bagi Anda untuk memberikannya pada saya?"

Luna hanya bisa menangis tersedu-sedu di sela mulutnya yang tertutup lakban. Ia ingin memberontak, namun tenaganya sudah terkuras habis. Yang ia lakukan hanyalah memandang Jimin dengan pandangan memohon untuk diselamatkan.

"Tidak semudah itu, Keparat," sahut Jimin tajam. Rahangnya mengeras, giginya gemertak menahan amarah.

Chris menghela napasnya dengan ekspresi wajah kecewa. Ia memandang semua senapan yang menghadap ke arahnya. "Kalian mau menembakku, ya?"

Semuanya bergeming tidak memberi jawaban. Chris berbicara lagi, "Oh, begini ya, cara kerja seseorang yang memiliki koneksi? Pasti saya kalah dan akan berakhir mati karena berhadapan dengan kalian," ujarnya kembali menempelkan ujung pistol pada rahang Luna, kali ini ia menekannya hingga membuat Luna menjerit kesakitan.

Tim Alpha dan Kepolisian siap menembak Chris dengan senapannya. Melihat itu justru Chris malah tertawa renyah, "Wow, sudah siap menembak, ya?"

"Tapi kalau saya mati, Luna harus ikut dengan saya," lanjutnya memeluk Luna dari belakang sementara tangan kanannya semakin menekan rahang Luna dengan pistol. "Ikut mati juga." Chris tersenyum miring dan-

Married With Mr. Park ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang