✨13 | Paris

913 110 4
                                    

Setelah delapan jam perjalanan dari Seoul menuju Paris, Prancis.

Tepat pukul 10:00 malam waktu Prancis, akhirnya Lisa dan Jimin sampai juga dan mereka langsung menyewa penginapan mewah yang berada tengah-tengah kota Paris selama satu pekan.

Malam ini, mereka memutuskan untuk istirahat dan langsung tidur agar keesokkan harinya mereka memiliki banyak energi untuk berkeliling Kota Paris.

Jimin meletakkan koper besar milik Lisa di dekat ranjang setelah ia meletakkan kopernya sendiri di kamarnya. "Kalau butuh apa-apa, saya di kamar sebelah," kata Jimin yang mendapati Lisa kini baru saja masuk ke kamar.

Lisa sempat bingung kenapa Jimin berada di kamarnya namun setelah melirik kopernya yang tiba-tiba ada di dekat ranjang, baru ia mengerti. Lantas Lisa mengangguk dan tersenyum simpul. "Makasih, pak."

Mereka sempat terdiam, Jimin tidak memberi respon lagi, ia malah memperhatikan Lisa yang kini sedang sibuk membuka kopernya.

"Lis,"

Yang dipanggil menoleh, Lisa menegakkan tubuhnya menghadap Jimin. Ini yang Jimin suka, Lisa selalu memusatkan perhatiannya ke lawan bicara sehingga membuat pembicara merasa dihargai. "Ya, pak?"

Dengan canggung, Jimin mengusap tengkuknya sambil berkata. "Mau makan di luar gak?"

Alis Lisa berkerut. "Bapak tadi bukannya sudah makan di pesawat?"

"Saya laper lagi."

Mata Lisa melirik ke samping, mulutnya membentuk huruf 'A'. Kemudian ia mengangguk mengiyakan. "Oke, tapi saya nemenin aja, gak makan. Udah malem."

"Oke. Saya tunggu di luar," ucap Jimin kemudian melangkahkan kaki jenjangnya keluar kamar.

✨✨✨

Pagi harinya setelah sarapan, Lisa dan Jimin pergi mengunjungi Menara Eiffel. Rasanya belum resmi jika tidak mengunjungi tempat terkenal tersebut jika berwisata ke Prancis.

Dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam mantel, Jimin berjalan mengikuti Lisa dari belakang, mengamati kelakuan wanita itu yang kini sedang tersenyum lebar, berlari ke sana-ke mari sambil merentangkan tangan, dan juga memotret keindahan pemandangan Menara Eiffel.

Tak hanya itu, Lisa juga sempat meminta Jimin untuk memotretnya dengan kamera yang selalu ia bawa ketika liburan. Bahkan, Lisa meminta Jimin untuk berfoto bersamanya di depan Menara Eiffel. Dengan cara memaksa tentunya.

Jimin dapat memaklumi sikap wanita berusia 22 tahun itu yang masih seperti gadis remaja.

Well, mau tak mau Jimin menuruti, dengan tersenyum kaku ke arah kamera. Kalian bisa membayangi sendiri bagaimana ekspresi kaku seorang Park Jimiere.

"Hei, kamu gak capek?" tegur Jimin melempar Lisa dengan tatapan datar.

Yang dipanggil menoleh sambil mengarahkan kameranya dan memotret Jimin secara tiba-tiba. Lisa terkikik pelan kemudian menunjukkan hasil jepretannya barusan kepada Jimin. "Pak, liat deh, muka bapak kalau lagi datar gini keliatan serem. Makanya orang kantor pada takut sama bapak," celetuk Lisa sambil men-zoom foto Jimin di kamera.

Jimin menjauhi benda tersebut dengan menggunakan tangannya. "Sudah puas foto-fotonya?" ucapnya sambil mengamati ke sekeliling tempat ini yang untungnya tidak begitu ramai dengan pengunjung.

"Sudah, pak," jawab Lisa.

"Sudah ada berapa foto saya di kamera kamu?" Jimin menaiki alisnya menunggu jawaban Lisa.

Secara polos Lisa menjawab. "Banyak, tapi nanti mau saya apus-apusin."

"Kenapa?"

"Jelek fotonya."

Married With Mr. Park ✔Where stories live. Discover now