✨18 | Pretending

798 109 17
                                    

Sudah satu jam lebih Jimin berkutat pada lembaran dokumen yang kini berserakan di atas meja nya, namun Lisa juga tak kunjung datang menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu jam lebih Jimin berkutat pada lembaran dokumen yang kini berserakan di atas meja nya, namun Lisa juga tak kunjung datang menghampirinya.

Apa yang mereka lakukan?

Kenapa Lisa lama sekali?

Demi Tuhan. Jimin tidak pernah merasa segelisah ini.

Lagipula, apa urusannya dengan Jimin? Bukankah ia sudah tahu kalau Bambam itu teman Lisa?

Namu Jimin tidak bisa membohongi perasaannya kalau saat ini ia jenuh menunggu Lisa yang kini sedang bersama laki-laki itu.

Jimin menyandarkan punggungnya pada badan kursi sambil memijat pelipisnya. Detik selanjutnya, ada ketukan pintu dan langsung memunculkan sosok Lisa memasuki ruangan.

Sebelum wanita itu masuk, Jimin langsung mengubah posisinya memegang kertas dengan mimik wajah serius. Jimin pura-pura tidak sadar akan kehadiran Lisa. Padahal dalam lubuk hatinya ada sedikit kesenangan di sana.

"Ada apa, pak?" tegur Lisa, ia langsung mengambil posisi di sofa seraya memperhatikan Jimin yang baru menyadari kehadirannya lalu mengambil posisi duduk di sebelahnya.

Lisa sontak menunduk menghindari pemandangan messy Jimin saat ini.

Dalam jarak kurang lebih satu meter dari tempat Jimin duduk, Lisa bisa mencium aroma parfum laki-laki itu.

Givenchy Gentleman.

Ayah Jimin pernah mengatakan pada Lisa bahwa putranya sangat menyukai parfum bermerek seperti itu. Lisa tahu kalau produk parfum tersebut merupakan parfum mewah yang menggambarkan kekuatan dan sisi maskulin dari seorang pria. 

Lisa bisa mencium aroma harum woody bercampur dengan Russian leather. Aroma yang mampu menarik perhatian serta menggoda lawan jenis.

Bukan hanya soal parfum yang membuat Lisa menggila. Entah mengapa, ia benci kalau melihat keadaan messy Jimin. Rambut laki-laki itu tersisir ke belakang secara acak sehingga menampilkan dahi mulusnya dengan jelas. Selain itu juga kemeja putih yang kusut dan baju di bagian lengan dilipat hingga siku membuat urat-urat panjang di lengan Jimin menyembul keluar.

Lisa benci.

Ia merasa diremehkan oleh semesta karena hatinya melemah akibat melihat keadaan Jimin yang seperti itu ketika dibandingkan dengan Jimin yang selalu rapih hendak berangkat kerja.

Lisa menepis pikiran melencengnya jauh-jauh. Maka ia langsung membuka suara, "Pak. Lain kali, jangan pakai parfum ini lagi."

Di hadapannya Jimin langsung mengendus kemejanya berkali-kali. "Kenapa? Bau, ya?'

Married With Mr. Park ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang