✨11 | Fear

933 121 14
                                    

Weekend. Alih-alih menunggu Jimin jogging keliling komplek, Lisa membuat sarapan di dapur untuk pria itu.

Ia memutuskan untuk membuat sarapan sehat seperti daging panggang yang dibaluti dengan bubuk granola. Seharusnya dibaluti dengan tepung roti, namun Lisa menggantinya karena ia pikir tepung roti mengandung sodium yang tinggi.

Lisa mencelupkan sepotong daging sapi ke dalam telur kemudian ia balut dengan granola. Setelah itu memanggangnya dengan api sedang selama beberapa menit.

Walaupun mereka berdua menikah bukan atas dasar cinta, setidaknya Lisa harus menjalani kewajibannya sebagai seorang istri. Toh, Jimin juga menafkahinya.

Lisa meletakkan oat milk tanpa lemak yang bersanding dengan daging panggang buatannya. Ia tersenyum bangga menatap masakannya itu. Tidak sia-sia dirinya belasan tahun tinggal dengan nenek di Thailand sambil mempelajari bagaimana cara memasak dan mengurus pekerjaan rumah.

Detik selanjutnya, pintu terbuka dan memunculkan sosok Jimin berjalan memasuki dapur untuk meminum sebotol air dari kulkas. Lisa mengunci pandangannya pada otot serta perut kotak-kotak Jimin yang tercetak di balik baju putihnya itu karena keringat.

Pemandangan tersebut membuat Jimin tampak terlihat seksi.

"Jangan liatin saya kayak gitu, saya jadi takut," tegur Jimin, menyadari bahwa Lisa memperhatikannya. Tanpa memperdulikan reaksi Lisa, Jimin berjalan menghampiri meja makan dan melihat sarapan yang sudah tertata rapih disana. "Kamu bisa masak?"

Lisa menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga lalu mengangguk. "Sedikit." Kemudian ikut duduk berhadapan dengan Jimin seraya mendorong sarapan milik pria itu.

"Kamu udah kayak istri sungguhan aja sampe ngebuatin saya sarapan," ujar Jimin dengan wajah keheranan.

Lisa langsung duduk, ia mengambil sarapannya sendiri untuk di makan tanpa mempedulikan ucapan pria di hadapannya ini.

Sambil makan, Lisa melirik ke arah Jimin yang kini sedang melahap makanan buatannya dengan santai. Bisa dilihat oat milknya tersisa setengah gelas. "Gimana pak masakan saya?"

Jimin mengangguk dua kali sambil terus memasukkan sepotong daging ke dalam mulutnya. "Lumayan."

Lisa mengerucutkan bibirnya karena merasa tidak puas dengan jawaban Jimin.

"Oh ya, rencana mau jalan-jalan kemana?" Kali ini Jimin mempusatkan perhatiannya ke arah Lisa.

Yang diajak bicara mengerutkan keningnya heran. "Apa?"

"Anggap aja kita honeymoon sebagai formalitas suami-istri supaya orang lain gak curiga. Kita punya waktu satu minggu buat pergi, sebelum saya benar-benar sibuk di kantor. Kamu ada referensi tempat liburan?" tutur Jimin bertanya pada Lisa. Ia menyandarkan punggungnya sambil menunggu jawaban dari istrinya itu.

Lisa sempat diam memikirkan tempat apa yang harus mereka kunjungi dalam satu minggu. Pastinya Lisa tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Liburan gratis, hitung-hitung sebagai bayaran untuknya karena hampir setahun sibuk dengan skripsi dan juga masalah pernikahannya dengan Jimin.

"Perancis?" saran Lisa menaikkan satu alisnya menunggu jawaban Jimin.

Dengan entengnya Jimin menjentikkan jarinya di udara sambil berkata. "Oke. Lusa kita berangkat."

"Oh ya, hari ini kamu ada acara?" lanjut Jimin sebelum menyuap potongan daging terakhirnya. Lisa menggeleng, "Gak ada sih, kenapa?"

"Itu... gimana ya? Saya punya sepupu, namanya Hazza. Tau,'kan?"

Married With Mr. Park ✔Where stories live. Discover now