Aku hanya ingin bermain.

488 75 22
                                    

"Kakak"

"Kakak,,, ku mohon. Temani aku bermain." Suara itu terdengar lantang dan mengerikan membuat sekujur tubuh gua membeku ditempat.

Langkah kaki kembali terdengar mendekat. Gua terdiam dengan rasa takut yang semakin menjalar seluruh tubuh gua.

"Hai kak, aku disini."

Gua dikagetkan dengan sapaan seorang anak kecil yang membawa banyak sekali mainan ditangannya dan muka yang agak ditundukkan

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Gua dikagetkan dengan sapaan seorang anak kecil yang membawa banyak sekali mainan ditangannya dan muka yang agak ditundukkan. Rambut berwarna coklat tua itu sudah terlihat tak terawat. Baju putih yang sudah berubah menjadi warna merah pekat dipenuhi lendir-lendir berbau amis.

Tubuh gua semakin menggigil saat ia nampak menyeringai.

"Boleh kah aku bermain denganmu? Aku sangat merindukan bermain dengan kakak perempuanku yang sangat cantik sepertimu."

"Jangan ganggu gua." Nada yang sangat tegas.

Tiba-tiba tenggorokan gua serasa tercekat.

"Aku hanya ingin bermain kak, jangan takut padaku." Ujarnya melemah.

"Pergi!!!." Bentak Glen yang tiba-tiba sudah berada di samping kanan gua.

Gua Pun bernafas lega kali ini. Setidaknya ada Glen disini yang akan menjaga gua dari makhluk-makhluk itu.

"Kau siapa?!." Bentak anak kecil itu.

"Pergi atau..." Gertak Glen agak menggantung.

"Baiklah." Ucap anak kecil itu nampak sangat kecewa.

Seluruh tubuhnya seolah meleleh. Dan semua itu hilang, lenyap begitu saja tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.

Aku menghembuskan nafas dan melihat Glen yang sekarang menghadap ke gua sembari mengukirkan senyum diwajaha itu.

"Tenang. Aku selalu ada untukmu, aku akan menjagamu seperti apa yang sudah ku janjikan." ujar Glen sangat lembut.

Gua tersenyum senang karna masih ada yang mau menjaga gua dari gangguan mereka.

"Hmm, Glen. Gua boleh tanya?." Tanya gua sedikit ragu. Pasalnya gua ga yakin kalau Glen mau jawab pertanyaan gua kali ini.

"Tanya apa?." Jawabnya santay.

"Apa alasan lu mau menjaga gua? padahal kita berada di alam yang beda Glen."

"Aku pernah menjadi manusia Yaza." Ujarnya terdengar pilu.

"Aku hanya tidak ingin ada yang menggangu kebahagiaan mu, aku cuma ingin kamu bahagia dengan keluarga mu tidak seperti ku pada sa... sudahlah kembali ke kamarmu dan istirahat." Jawanya terpotong agak ragu menceritakan itu semua ke gua.

Gua hanya menganggukkan dan dengan cepat berjalan menuju kamar. Gua sedikit berbalik menatap sosok Glen yang masih setia berdiri melihat kepergian gua.

• • •

Hari ini hari Senin. Seperti biasa gua bergegas berangkat ke sekolah, biasanya gua diantar mamah tapi sampai hari ini mamah belum pulang dari Belanda. Hari ini gua memilih naik kendaraan umum karna masih pagi juga gua pikir ga masalah kalo sekarang gua ke sekolah naik kendaraan umum.

Saat gua ingin menyebrang menuju halte terdekat dari rumah gua, gua berhenti sebentar. Menoleh ke arah rumah makan padang yang berada tidak jauh dari halte. Disana ada sesosok makhluk hitam yang sedang menyapa gua dengan melambaikan tangan ke arah gua. Ia seperti menebarkan sesuatu dihalaman rumah makan padang itu. Tapi gua mengabaikannya berusaha berpura-pura agar dia tidak tau gua bisa melihat keberadaanya.

Kemudian seketika banyak sekali pengunjung rumah makan padang itu. Makhluk yang ada disana nampak menyeringai ke arah gua, mungkin ia sudah tau kalau gua bisa melihat keberadaan dia.

Tapi gua berusaha tidak mau mengikut campurkan urusan pemilik rumah makan padang itu.

Akhirnya bus pun datang, gua buru-buru masuk agar mendapat tempat duduk pasalnya hari ini pasti banyak sekali penumpang bus yang berebut ingin masuk, apalagi hari Senin ditambah sekarang jam kerja.

Bus melaju sangat cepat.

Sesampai disekolah. Gua disapa banyak sekali makhluk aneh penghuni gedung sekolah ini.

Yang gua lakukan seperti biasa, berpura-pura tidak melihat keberadaannya. Gua hanya ga mau mereka sampai mengganggu gua.

"Zaa." Panggil seorang anak perempuan, ia adalah Aura.

Aura adalah teman sekolah gua sejak masuk ke sekolah ini.

"Gimana keadaan Ka Gevan?." Tanyanya dengan antusias.

"Baik. Tapi Ka Gevan dipindahkan ke Belanda." Jawab gua memaksakan senyuman.

"Lah kok kenapa Zaa?." Ujarnya penasaran.

"Jauhi gua Raa." Pinta gua merasa tidak rela.

"Aura terlihat bertanya-tanya atas pernyataan gua tadi."

"Ada apa sih Zaa? cerita sama gua, jangan kaya gini." Tanyanya dengan mengernyitkan dahinya.

"Lu pasti tau kan apa yang sering terjadi sama keluarga gua. Gua ga mau Raa sampai lu celaka juga karna gua." Ujar gua sembari memaksakan senyum.

Aura menggeleng.

"Gua teman lu Yaza. Bahkan gua sahabat lu, itupun kalau lu anggap gua sahabat lu sendiri. Gua akan berusaha ada buat lu Zaa apapun yang terjadi sama lu, dan keluarga lu." Ujarnya sembari berusaha meyakinkan gua.

"Pliss Raa ikuti kata gua. Lu ga mau kan nantinya terjadi sesuatu sama diri lu itu semua karna lu berada didekat gua Raa, ayolah pliss." Mohon gua berusaha Aura mempertimbangkan omongan gua tadi.

"Harus berapa kali sih gua bilang sama lu? ga, ya ngga. Ribet banget deh lu." Jawanya enteng.

Gua terdiam sejenak.

"Percaya sama gua, gua ga akan kenapa-kenapa. Kalau pun nantinya gua kenapa-kenapa, gua yakin lu ga akan biarin gua dilukai sama makhluk-makhluk itu kan?." Ujarnya tanpa sedikitpun rasa risih, malah yang gua liat ia tersenyum lebar sangat meyakinkan gua.

Gua tersenyum ke arahnya.

"Kalau gua boleh milih, gua juga mau Zaa punya kemampuan seperti lu bisa melihat mereka yang tak kasat mata." Ujarnya cengengesan.

"Lu gila? ini sangat menyiksa kalau lu mau tau." Ujar gua sembari sedikit menunduk.

"Maafin gua Zaa, kalau omongan gua tadi nyinggung perasaan lu, gua tau udah banyak hal yang lu laluin karna kehadiran kelebihan lu itu dan gua juga tau itu semua sangat membebani diri lu." Ucanya ikut sedih karna perubahan raut wajah gua saat dia bilang seperti itu.

Gua hanya diam. Gua tau Aura tidak bermaksud apa-apa.

"Yasudah ayo kita ke kelas." Ujarnya mengambil jalan tengah agar pembicaraan ini selesai.

Semoga kalian suka, maaf ya kalo cerita ini ga menarik🙏🏻

Jangat lupa vote & komen... Terus follow akun author😉

Jangan jadi readers yg bisu y🤗❤️

𝙸𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 𝙶𝚒𝚛𝚕Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon