Siapa Aku?.

1.2K 101 65
                                    

Hai, Nama gua Audrey Yaza Derandra. Gua biasa dipanggil Yaza atau Zaa. Sekarang umur gua beranjak 17 tahun. Gua tinggal bersama mamah dan kakak laki-laki gua, ayah sudah lama meninggalkan kami sejak gua duduk di bangku sekolah dasar.

Gua memiliki kelebihan yang jarang sekali orang lain memilikinya sejak gua usia 3 tahun.

Mamah gua bernama Deolinda Gayatri, seorang perempuan dari keturunan Belanda.

Ayah gua bernama Bramantyo Maheswara Derandra, dulu ayah seorang dokter spesialis jantung di jerman lebih tepatnya Kota Freiburg.

Suatu malam ketika gua hendak mematikan lampu ingin beranjak tidur, sekelebat tangan telah berhasil menggapai saklar mendahului gua.

Gua berusaha memejamkan mata tetapi hasilnya nihil. Alhasil gua bangkit dari tempat tidur lalu menuju kamar mandi yang ada dikamar gua.

Gua menyalakan wastafel dan segera membasuh muka dengan air yang mengalir. Bulu kuduk gua langsung berdiri ketika hawa dingin mulai menyelimuti, seperti ada seseorang yang membelai leher gua dengan lembut.

Lampu berkedip lalu mati, tak menunggu lama kemudian nyala dan mati berulang kali dengan tempo yang berbeda.

Gua melirik ke arah sebelah kanan dan melihat sosok perempuan dengan rambut sangat panjang dan lebat. Mukanya nampak lesu, ia sedang jongkok di pojok kamar mandi dan sangat jelas terdengar isak tangis yang tiba-tiba pecah begitu saja. Semakin lama semakin melengking suara sosok perempuan itu. Ia bergaun putih selutut agak banyak sobekan di setiap sisi gaun itu dan terlihat compang-camping.

"Dia, menjebak ku".

Suara rintihan perempuan itu memang sangat terdengar sendu tapi, gua ga berniat mendekatinya.

"Dia, membunuhhh".

"Diaa, membunuhh".

"Dia, membunuh".

"Dia, membunuhkuu".

Suara yang dimulai dengan lambat, lalu semakin kencang dan semakin cepat menggelegar seisi ruangan ini.

Perempuan itu beranjak dan perlahan menoleh ke arah gua. sontak gua membuang muka dari tatapannya, tidak begitu lama ia terbang ke arah gua lalu agak berbisik membuat gua semakin bergetar ketakutan, "Dia, membunuhku".

 sontak gua membuang muka dari tatapannya, tidak begitu lama ia terbang ke arah gua lalu agak berbisik membuat gua semakin bergetar ketakutan, "Dia, membunuhku"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Terlebih lagi baunya yang sangat menyengat, wajah perempuan itu mengalir darah yang cukup deras. Dan gua juga melihat lehernya hampir terputus, gua sangat yakin ia dibunuh tepat di bagian lehernya ditambah lagi ada sedikit belatung yang perlahan jatuh dari lukanya.

Gua menatap sosok perempuan itu datar lalu segera mungkin keluar dari ruangan itu.

Andai kalian tau, makhluk-makhluk itu sudah seperti makanan gua sehari-hari. Dimana pun gua melihat mereka, di segala waktu gua juga pasti melihat mereka ya karena hidup kami berdampingan.

Gua baru ingat ada tugas minggu lalu yang harus dikirim ke email wali kelas gua besok pagi. Malam ini gua mau fokus ngerjain tugas tanpa ingin diganggu siapapun, termasuk makhluk-makhluk itu.

Gua merasa ada sesuatu dibawah sana, sesuatu yang basah dan dingin. Geli dan agak sedikit lembab itu lah yang gua rasakan. Lalu gua melirik ke arah bawah secara perlahan melihat apa yang ada dibawah sana.

Gua hanya bisa diam melihat sesuatu yang dibawah sana, andai kalian bisa merasakan apa yang gua rasakan. Tubuh kaku dan dibasahi keringat dingin sebab sesuatu yang dibawah sana hanya tangan tanpa tubuh.

Seketika gua langsung menggerakkan kaki berharap sesuatu itu jatuh dari kaki gua. Yang bisa gua lihat, darah yang mengalir sangat banyak dari luka-luka yang ada ditangan itu belum lagi banyak sekali binatang kecil yang keluar tepat pada luka busuk itu, membuat gua merasa mual.

Tanpa mempedulikan potongan tangan itu, gua segera menyelesaikan tugas yang sempat tertunda. Disini gua hanya perlu tidak mempedulikan kedatangan mereka hingga mereka bosan sendiri. Walaupun kurang fokus melanjutkan tugas karna darah yang keluar dan binatang kecil itu terus mengenai kaki gua.

Tiba-Tiba hawa saat ini sedikit berbeda dari sebelumnya, membuat gua sedikit menoleh ke arah pintu kamar lalu tersenyum lebar.

Baru saja perasaan gua lega karna bisa fokus mengerjakan tugas. Tiba-tiba sosok lain datang tanpa diundang.

Ia, kalian benar dia adalah teman dekat gua, lebih tepatnya teman beda alam.

"Kelihatanya aku harus berada disini terus untuk mengusir mereka".

"Ga usah macem-macem deh, yang ada kalo ada lu disini gua bisa ga fokus belajar."

Glen hanya tersenyum, lalu terbang keluar melewati tembok.

Dia teman dekat gua, dilihat dari fisiknya Glen seumuran dengan gua. Tidak seperti hantu lainya, Glen sangat baik tidak pernah menjahili gua. Dan Glen selalu membantu gua dari kejahilan makhluk-makhluk lain.

Tapi Glen sedikit aneh, sejak gua bertemu dia sampai sekarang dia hanya memberi tau namanya yaitu Glen dia ga ingin memberi tau nama lengkapnya ataupun masa lalunya. Dan gua juga ga mau terlalu memaksa Glen memberi tau itu semua gua ga mau dia merasa ga nyaman dengan pertanyaan-pertanyaan yang gua lontarkan ke dia nantinya.

Dan jujur gua rasa Glen adalah sosok hantu tertampan yang selama ini pernah bertemu dengan gua, walaupun sebenarnya gua ga pernah meliah wajahnya. Gua ga tau apa alasan sebenarnya Glen ga pernah mengizinkan gua melihat rupa aslinya, Glen hanya memberi alasan bahwa dia ga mau buat gua takut, tapi gua ga percaya dengan alasan itu tapi yasudah lah selagi Glen ga menganggu gua itu semua ga masalah.

Pertemuan gua dengan Glen sejak gua berumur 16 tahun, awalnya gua pikir Glen hanya hantu yang ga sengaja bertemu gua saat itu. Tapi sampai sekarang Glen malah mengikuti kemanapun gua pergi.

"Yeay,,, selesai". ucap gua dengan bahagia ketika melihat jam dinding menunjukan pukul 01:00 malam.

Setelah semuanya selesai, gua mengganti baju menjadi piyama. dan segera berbaring disisi tempat tidur yang berukuran besar itu.

kringggggggg.

Gua terbangun setelah mendengar jam weker yang berdering sangat kencang.

"Huft,,,". dengus gua merasa semalem tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Hai, sejak kapan lu ada disitu". tanya gua saat menoleh ke kanan melihat Glen berdiri menatap gua.

"Aku hanya memastikan tidak ada yang mengganggu mu".

"I'm fine, you can relax". jawab gua dengan santay.

Masih newbie, see u.

𝙸𝚗𝚍𝚒𝚐𝚘 𝙶𝚒𝚛𝚕Where stories live. Discover now