Runaway Part 7 Tidak Memiliki Ikatan

1.7K 109 2
                                    

#Edit

Author Pov.





Wiliam langsung menuju rumah sakit ketika salah satu pengawalnya memberi tau jika Rachel mengalami pendarahan, sial harusnya dia sudah menyadari sedari tadi di mobil Rachel hanya diam, sambil mengusap usap perutnya, walau Wiliam memang marah mungkin sangat marah pada Rachel bukan berarti Wiliam mengabaikan Rachel.

Zack dan seorang pengawal perempuan menyambut kedatangan Wiliam di UGD rumah sakit milik Orlando, Zack memang gila membawa Rachel ke rumah sakit ini, kalau Daddynya sampai tau, bisa mati muda dia.

“Tuan maafkan saya, ini rumah sakit terdekat dari rumah, sekali lagi maafkan saya.” Zack hanya mengangguk, dia tidak mau menanggapi ucapan Zack.


Setelah menunggu beberapa menit, Dokter yang memeriksa Rachel menemui WIliam dan Zack, kondisi Rachel tidak terlalu buruk, kandungannya lemah, stress, dan juga ada benturan di punggungnya setelah Dokter memeriksanya tadi, hingga membuat Wiliam terpukul, benturan itu tentu gara gara dirinya tadi yang menarik tangan Rachel dengan kuat hingga punggungnya terantuk kursi mobil.

“Dari hasil laporan Dokter tempat Nyonya Rachel periksa, kandungan Nyonya Rachel memang lemah beberapa kali saat pemeriksaan, di tambah aktifitas berat yang Nyonya Rachel lakukan membuat kandungannya ikut berpengaruh, saya mohon untuk Nyonya Rachel istirahat total selama lima hari setelah menunjukan perkembangan yang signifikan baru kita akan melakukan observasi kembali.” Wiliam hanya bisa mengangguk mendengar ucapan sang Dokter.


***


Damian Spencer mendapatkan informasi yang sangat sangat mengejutkan, Wiliam anak laki lakinya membawa perempuan hamil ke rumah sakit milik Orlando sebenarnya tidak apa apa, namun yang menjadi masalah, perempuan itu Rachel Sandara Line, anak Russel Line. Damian tidak tau apa yang terjadi diantara mereka berdua namun Damian ingin memastikan apakah perempuan itu sedang mengandung anak Wiliam atau bukan.

“Luke, cari tau hubungan Wiliam dan Rachel, juga apakah anak yang di kandung Rachel itu cucu ku atau bukan.” Luke mengangguk, dia segera undur diri, mengerjakan tugasnya.

Damian entah haruskah dia senang anaknya sudah mendapat pendamping hidup, atau sedih karena anaknya berhubungan dengan anak dari Russel, bisa sajakan Rachel mendekati Wiliam untuk balas dendam padanya dan Wiliam.


***


Tengah malam waktu Brisbane, Rachel terbangun dari pingsannya, Rachel mengalami disorientasi, namun setelah mencuim bau obat obatan dia yakin sekarang sedang berada di rumah sakit.
Rachel ingat, sebelum dia pingsan Zack membawanya kerumah sakit, karena pendarahan, tunggu, apakah kandungannya baik baik saja?. Tangan Rachel meraba ppada perutnya yang masih membuncit, syukurlah anaknya baik baik saja, setidaknya dia tidak keguguran kan.

“Rachel?. Kamu udah bangun?.” Tanya Wiliam, Wiliam baru saja keluar dari kamar mandi untuk mandi dan berganti pakaian.

Rachel hanya mengangguk, dia tidak tau harus bersikap bagaimana, saat ini Rachel tidak atau apakah Wiliam masih marah padanya atau tidak.

“Aku panggilkan Dokter bentar,.” Wiliam melangkah menuju tempat tidur Rachel, dia memencet tombol emergency yang biasa digunakan untuk memanggil Dokter dan perawat.

“Kamu mau minum?.” Tanya Wiliam lagi, Rachel hanya mengangguk, tenggorokannya cukup kering ternyata, entah kapan terakhir dia minum.
Dengan hati hati Wiliam memberikan minum pada Rachel, Wiliam memberikan perhatian penuh pada Rachel hingga orang orang yang tidak mengenal mereka mungkin akan mengganggap mereka berdua pasangan suami istri yang sangat romantis, nyatanya mereka hanya dua orang yang tidak memiliki ikatan sama sekali.


Wiliam menghembuskan nafasnya dengan lega, setelah Dokter memeriksa keadaan Rachel beberapa saat yang lalu Dokter mengatakan kondisi Rachel sudah membaik walau memang masih ada pendarahan, ringan, dan Rachel baru bisa pulang setelah Rachel benar benar tidak ada pendarahan lagi, beruntung janin dalam kandungan Rachel mau diajak kompromi, sehingga kondisi kedua cukup baik.

“Sekarang kamu tidur lagi, ini sudah jam satu, enggak baik ibu hamil bergadang,” Wiliam menyruuh Rachel untuk tidur, karena Wiliam sebenarnya yang kelelahan.

Rachel hanya mengangguk, memejamkan matanya, mencoba untuk tidur kembali, begitu Rachel sudah menutup matanya cukup lama, Wiliam mendekati tempat tidur Rachel.

“Selamat malam baby,, ini Daddy, kuat kuat di dalam kandungan Mommy, Daddy harap kita bisa bekerja sama menjaga Mommy, Daddy menyayangimu, dan juga Mommy, good night baby,” Wiliam mengecup perut Rachel yang cukup membuncit, maklum kandungan Rachel sudah menginjak enam bulan jadi perutnya sudah membesar.


***


Ponsel Wiliam berdering, membuat Wiliam mau tidak mau bangun dari tidur nyenyaknya, begitu juga dengan Rachel yang mendengar suara deringan ponsel yang cukup menganggunya.

Halo,..” Wiliam dengan mata terpejam, tidak melihat siapa yang menelfonnya sepagi ini.

“Baru bangun tidur son?.” Tanya Damian, Wiliam yang mendengar suara Damian langsung membuka matanya. Sial, kenapa dia tadi tidak melihat siapa yang menghubunginya.

“Baru bangun Dad,” Balas Wiliam dengan malas.

“Bagaimana keadaan hotelnya, apa ada kendala lain?.” Tanya Damian, sebenarnya Damian sudah mengetahui jika urusan hotel sudah selesai, namun Damian ingin melihat sampai mana Wiliam membohonginya.

“Ahhhh,, itu Dad, semuanya sudah selesai, tapi Wiliam ingin menetap di Brisbane untuk beberapa saat, ada yang harus Wiliam kerjakan,” Wiliam tentu saja tidak mungkin mengatakan jika dia sedang bersama Rachel, Wiiam tidak tau bagaimana reaksi Damian nanti jika mengetahui anaknya sudah menghamili anak musuhnya.

“Segera selesaikan urusan kamu disana, dan segera kembali ke New York,” Perintah Damian.

“Baik Dad, Wiliam akan segera menyelesiakan urusan Wiliam,” Wiliam tidak ingin Damian curiga padanya, jika dia tidak bisa berada disini selamanya, maka membawa Rachel ke New York itu pilihan yang tepat.

“Heemmm… hubungi Daddy jika terjadi sesuatu,” Damian mematikan sambungan telfonnya membuat Wiliam menggela nafasnya dengan lega.


“Rachel, kamu udah bangun?.” Tanya Wiliam.

Rachel hanya mengangguk, dia sedang malas bicara dengan Wiliam.

“kamu mengingkan sesuatu?.” Tanya Wiliam lagi, namun Rachel hanya menggeleng, suasana hati Rachel sedang buruk, dia masih memikirkan percakapan Wiliam dan Daddynya tadi, jika Wiliam segera kembali ke New York itu hal yang sangat sangat menggembirakan untuknya, namun kenapa separuh jiwanya merasa tidak rela jika harus berpisah dengan Wiliam,

“Panggil aku jika membutuhkan sesuatu, aku akan mandi dulu,” Rachel hanya mengangguk, Wiliam segera pergi ke kamar mandi, pagi ini dia memiliki janji temu dengan beberapa supplier yang menyuplai bahan makanan, tanaman hias, dan supplier lainnya.


Rachel kesepian, ingin pergi jalan jalan namun Dokter tidak mengizinkan untuk turun dari tempat tidur selama Rachel masih pendarahan.

Rachel bukan lah orang yang betah lama lama berbaring di tempat tidur, Rachel lebih suka beraktifitas walau hanya jalan jalan, setidaknya dia memiliki kegiatan daripada berbaring ditempat tidur gini.
Perawat datang membawakan makan siang untuknya, namun Rachel belum mau memakannya, Rachel tidak terlalu suka makanan rumah sakit, rasanya sedikit hambar dan terkadang tidak berasa.


***


Wiliam baru selesai melakukan pertemuan dengan supplier, yang menyuplai kebutuhan di hotelnya, karena masalah tahanan kabur beberapa hari yang lalu membuat Wiliam membatasi semuanya, hingga berimbas pada beberapa supplier sehingga Wiliam mengumpulkan semua suppliernya untuk membahas rencana selanjutnya, hotel harus segera kembali beroperasi jika tidak mereka akan mengalami kerugian yang cukup besar, dan itu tidak baik untuk seorang pengusaha manapun.

Wiliam segera pergi kerumah sakit, dia tau Rachel kesepian di rumah sakit sendirian, namun Wiliam juga tidak mungkin mengabaikan pekerjaannya.

Sebelum kerumah sakit Wiliam pergi ke supermarket terlebih dulu, untuk membeli buah dan camilan, siapa tau Rachel ingin makan buah atau yang lainnya. Di temani Zack Wiliam berbelanja, mencari camilan yang sehat untuk ibu hamil, bahkan Wiliam dan Zack sampai berdebat gara gara susu ibu hamil, Wiliam ingin membeli rasa Cocholate karena beberapa kali Wiliam melihat Rachel suka memesan minuman rasa Cocholate, namun dari penyelidikan Zack Rachel suka minum susu rasa vanilla.

Perdebatan mereka berdua menjadi tontonan beberapa pengunjung, di tambah lagi tampang mereka berdua sangat tampan tentu membuat orang ingin memandangi mereka terus menerus.

“Gini aja Tuan Wiliam, kita beli susu ini, anda rasa cocholate dan saya vanilla, biar Nona Rachel yang memilihnya,” Wiliam mengangguk, Zack menghela nafasnya lega, akhirnya dia bisa keluar dari keributan yang ada, dan saat Zack menoleh ke sekitar banyak perempuan muda bahkan ibu ibu memandangi mereka menuh minat.

Zack buru buru menarik keranjang belanjanya pergi menjauh dari kerumunan, Zack tidak suka menjadi pusat perhatian, berbandang terbalik dengan Wiliam memang yang suka menjadi pusat perhatian.

RUNAWAYWhere stories live. Discover now