Runaway Part 11 Bingung

1.3K 88 4
                                    



Wiliam benar benar datang ke Brisbane menemui Rachel setelah berdebat dengan Daddynya di landasan, padahal Wiliam telah mengatur jam penerbangannya secepat mungkin biar Daddynya tidak sempat mengejarnya, namun siapa sangka, Daddynya telah menunggu di landasan pacu bandara.

Wiliam memijat pelipisnya, kepalanya pusing, beberapa hari ini dia sibuk dengan pekerjaannya, belum lagi urusan lainnya yang perlu dia urus.

“Tuan, apa anda ingin wine?.” Tanya pramugari yang melayani Wiliam.

“Tidak,, aku ingin istirahat,” Wiliam melakangkah menuju kamar di dalam pesawat jetnya. Sementara pramugari kembali ke kabin, melihat emosi Tuannya tidak stabil mereka memilih jalan yang aman, yakni tidak menggangu Wiliam.

Wiilam menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, matanya langsung terpejam begitu tubuhnya mendarat di tempat tidur, tanpa ganti baju atau melepas sepatunya, Wiliam tidur dengan stelan kerjanya, tubuhnya tidak memiliki tenaga untuk berbuat apa apa selain memejamkan matanya.



***


Rachel penasaran dengan pelayan yang sibuk bersih bersih sejak tadi pagi, padahal  hampir tiap hari rumah di bersihkan bahkan tidak ada debu di tempat tempat yang jarang di sentuh.

“Jean,, kenapa pada sibuk bersih bersih?.” Tanya Rachel.

“Tuan Wiliam dalam perjalanan kemari Nona, mungkin tengah malam atau besok pagi baru sampai, namun pelayan bersiap terlebih dulu, takut Tuan Wiliam marah kerena rumahnya kotor,” Jelas Jeane.

“Yang benar saja, padahal rumah ini tiap hari di bersihkan, tidak mungkin rumah ini kotor.” Rachel berkomentar, ada ada aja. Jangan bilang kalai Wiliam punya penyakit OCD, tapi tidak mungkin dehh kayaknya, batin Rachel.

“Jeane, apa Wiliam punya penyakit OCD?.” Tanya Rachel, daripada penasaran lebih baik bertanya dong.

“OCD itu apa Nona? Saya kurang tau penyakitnya Tuan Wiliam, atau mungkin anda bisa tanya langsung pada Tuan Wiliam seberapa parah penyakitnya Tuan Wiliam, siapa tau masih bisa di selamatkan nyawanya," Rachel langsung menggeleng mendengar ucapan Jeane, mungkin Jeane tidak tau apa itu OCD.

(OCD sering berpusat pada satu motif, misal takut kuman, atau kewajiban mengatur benda benda dalam pola tertentu, gejala ini biasanya di mulai bertahan dan bervariasi sepanjang hidup.)

“Lupakan tentang OCD. Jeane, aku pengen cookies dan jus strawberry, antar ke taman belakang ya.” Jeane mengangguk meninggalkan Rachel yang masih melihat pelayan sibuk membersihkan rumah Wiliam.


Rachel menghabiskan waktunya di taman belakang, beberapa hari yang lalu Rachel kebosanan tidak ada yang bisa dia kerjakan, keluar pun dia tidak boleh, setelah bernegosiasi dengan Zack, akhirnya Rachel mendapat izin untuk menyulam, bahkan Zack yang turun langsung untuk membelikan kebutuhan menyulam Rachel.

Beruntungnya dulu Rachel belajar menyulam, walau terlihat kuno tapi menyulam dapat menghilangkan stress dan melatih kesabaran.

Sweater hangat dan selimut telah Rachel sulam beberapa hari ini, kebosanan Rachel hilang dengan menyulam, jadi semua waktunya dia gunakan untuk menyulam.

“Nona ini cookiesnya dan jus strawberrynya.” Jeane meletakan nampan berisi kudapan untuk Rachel di meja tengah tengah gazebo.

“Terimakasih Jeane, kamu bisa kembali ke dapur atau istirahat,” Jeane mengangguk, dia sudah tau jika Rachel tidak suka di ganggu ketika sedang menyulam, kata Rachel, hasil sulamannya tidak akan bagus saat ada orang di sampingnya, karena mereka akan mengganggu konsentrasi Rachel.


*****


Pesawat yang di tumpangi Wiliam mendarat di Jakarta Indonesia. Sebelum ke Brisbane, Wiliam terlebih dulu datang ke Indonesia, walau dia tidak yakin kedatangannya kali ini di terima dengan baik oleh sepupunya.

Jujur saja Wiliam tidak ingin mengkhianati Kezia dan Xander, namun hati kecilnya juga tidak bisa dia abaikan begitu saja.

“Tumben kamu datang kesini ada apa,? ayo masuk.” Ajak Kezia, pada Wiliam yang berdiri di  depan pintu mansionnya.

“Dimana Xander,?” Tanya Wiliam setelah mereka duduk berdua di sofa ruang tamu.

“Xander sedang di kamar atas sama anak anak, mau aku panggilin?,” Tanya Kezia balik. Tumben sekali Wiliam mencari Xander.

“Boleh,” Balas Wiliam.

Xander mengajak William untuk bicara di ruang kerjanya karena dia tahu ada hal yang ingin disampaikan William padanya dan Kezia.

“Jadi. Apa yang ingin kamu bicarakan?,” Tanya Xander.

“Aku ingin minta maaf pada kalian, mungkin ini mengecewakan kalian tapi aku tidak bisa mengabaikan hati kecilku, setelah kalian tahu mungkin kalian akan mengatakan jika aku berhianat tapi aku benar-benar tidak ingin menghianati kalian, semua ini di luar kendali aku.” Wiliam terunduk di hadapan Xander dan Kezia.

“Sebenarnya apa yang kamu lakukan Wiliam kenapa kamu malah membuat aku kebingungan, katakan yang sebenarnya jangan bertele tele..” Kezia kebingungan, begitu juga dengan Xander..

“Beberapa bulan yang lalu,. Setelah Russel di penjara aku menemui Rachel di Brisbane tanpa sepengetahuan kamu dan Xander, aku kira Rachel sama dengan perempuan lain yang rela membuka selangkangannya untuk laki laki manapun melihat dia dengan terang terangan menggoda Xander yang sudah memiliki istri, aku mengajaknya bercinta dikala dia kalut melihat Russel di penjara, tapi ternyata aku salah, aku adalah lelaki pertamanya, aku adalah lelaki yang merusaknya.

Hingga beberapa minggu yang lalu aku bertemu Rachel di Brisbane, Aku tidak menyangka Jika dia sedang hamil. Awalnya aku mengira dia sudah menikah tapi itu tidak mungkin, aku mencari tahu secara diam-diam dan juga melakukan tes DNA, ternyata Rachel hamil anak aku. Daddy sudah tahu masalah ini dan dia sedang menjauhkan aku dari Rachel selama beberapa minggu ini aku tinggal di New York Daaddy terus memantauku, Daddy menghalangi ku setaip kali aku ingin ke Brisbane..

Aku tau mungkin kalian marah, kecewa padaku, tapi aku hanya ingin mengatakan kebenarannya, walau aku tidak tau mencintainya atau tidak, tapi aku ingin menikahinya setelah aku berfikir selama beberapa hari ini, anak itu juga anak ku, aku tidak ingin anak itu terlantar tanpa sosok ayah di sampingnya.” Kezia dan Xander hanya saling pandang, mereka tidak bisa berkata kata lagi.

“Ekhmm... jadi, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya,?” Tanya Kezia, setelah mereka bertiga diam dengan fikiran masing masing.

“Aku akan menikahinya, aku harus bertanggung jawab, aku tidak ingin menjadi laki laki pengecut,” Xander mengangguk, benar apa yang di katakan Wiliam. Memang seharusnya begitu bukan hanya laki laki tapi semua orang harus mempertanggung jawabkan apa yang dia lakukan walau itu menyakiti dirinya, namun pertangguang jawaban akan lebih baik dari pada tidak sama sekali, jangan sampai ada kata kata menyesal di kemudian hari.

“Jadi kapan kalian akan menikah,? Tanya Kezia.

“Aku belum tau, aku harus meyakinkan Daddy terlebih dulu, jika aku menikah sekarang Daddy akan murka, aku tidak mau Rachel yang kena amarah Daddy,.” Wiliam menundukan kepalanya.

Kepala Wiliam terasa pusing, banyak sekali yang dia fikirkan, mulai dari pekerjaannya, Daddynya, Rachel, Kezia dan Xander. Wiliam mendongak, menyandarkan kepalanya di sofa.

“Apa yang membuat Uncle Damian marah pada Rachel?.” Tanya Xander.

“Russel Line, Daddy tidak menyukai Russel karena kelicikannya, dan juga Rachel membuat rumah tangga kita hampir di ujung tanduk kalau kamu lupa.” Sambung Kezia.

“Benar, Rachel hampir saja membuat kita berpisah,” Balas Xander, Xander memeluk Kezia dari samping.

“Tapi sekarang kita bersama, jadi izinkan mereka berdua juga bersama, mereka berdua layak Bahagia,” Bisik Xander pada Kezia, Xander selama ini belajar banyak tentang kehidupan, setelah apa yang dia lalui bersama Kezia dan anak anak mereka, Xander tidak ingin Wiliam merasakan hal yang menyakitkan.

“Aku tau, tapi Uncle Damian bukan orang yang mudah untuk di luluhkan, semakin di bujuk semakin Uncle Damian marah, dia bisa melakukan apa saja untuk menyingkirkan orang orang yang mengganggunya.” Kezia tau bagaimana keras kepalanya Uncle Damian, walau Uncle Damian terkenal pendiam dan dingin pada orang orang bukan berarti dia orang yang tidak perduli pada lingkungan sekitarnya, mana yang sekiranya harus di basmi atau di pertahankan Uncle Damian yang akan menbasminya sampai ke akar akarnya, Russel dan kawan kawan adalah salah satu contohnya.

“Lalu bagaimana, tidak mungkin mereka menikah diam diam, kalai ketahuan juga jadi masalah, apa lagi kalau media sampai tau, tidak akan mungkin dapat di kendalikan lagi.” Xander berkomentar.
“Kita tanya Wiliam dulu, baiknya gimana, Wiliam, kamu kenapa?.” Tanya Kezia, setelah melihat Wiliam memejamkan matanya sambil memijat pelan pelipisnya.
“Aku pusing, aku akan berangkat ke Brisbane, terimakasih kalian telah mendengar ceritaku, dan kalian tidak menghakimiku,” Wiliam berdiri dari duduknya namun matanya berkunang kunang pandangannya kabur.

“Ehhhh,,, Wiliam,, astaga,,” Xander dan Kezia buru buru menolong Wiliam yang tidak sadarkan diri terduduk di sofa, beruntung masih ada sofa di belakang Wiliam, coba kalau tidak mungkin tubuhnya telah akan memar menghantap keramik.

“Key, Wiliam pingsan,” Xander memeriksa keadaan Wiliam,

“Aku hubungi Dokter dan pengawal biar Wiliam di pindahkan ke kamar tamu,” Xander mengangguk.

RUNAWAYOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz