Runaway Part 13 Aku Akan Kemana??

1.4K 85 3
                                    



Rachel di buat bingung dengan Zack dan Jeane yang mengajaknya pergi, perasaan Rachel sudah tidak karuan ditambah Rachel telah mendengar percakapan singkat Zack dan Damian, walau Rachel tidak tau pasti namun dia yakin hal ini menyangkut dirinya dan juga anak dalam kandungannya.

Rachel makin bingung ketika mereka sampai di bandara, sebenarnya ini mau kemana, Rachel makin panik, jangan bilang Zack akan membawanya pergi jauh ke tempat terpencil, tapi di Aussie emang ada tempat seperti itu, kayaknya tidak.

“Zack sebenarnya kita mau kemana?.” Tanya Rachel, namun Azck hanya diam begitu juga dengan Jeane, sepertinya mereka bekerja sama untuk membanya pergi jauh.

“Please,, kalian mau bawa aku kemana sih? Kenapa enggak ada yang mau jawab, kalian bisu atau gimana sih?.” Tanya Rachel, lagi lagi Zack dan Jeane hanya diam.

Rachel yang diabaikan mereka berdua, memilih untuk membuka pintu mobil yang dia tumpangi, di landasan pacu Bandara. Mobil langsung berhenti begitu saja, membuat Rachel yang tidak menggunakan sabuk pengamanan terdorong kedepan, tangan Rachel melingdungi perutnya namun tetap saja benturan itu tidak bisa di hindari.

“Nona, apa yang anda lakukan, astaga Nona anda membahayakan diri anda sendiri,” Jeane membantu Rachel untuk kembali duduk dengan nyaman.

“Aww,,,,, perut aku sakut,, aduuhhh,,,,” Rachel merintih kesakitan membuat Jeane khawatir.

“Tuan Zack ini bagaimana, Nona Rachel kesakitan.” Jeane bertanya pada Zack,kan bahaya kalau Rachel kenapa kenapa, Wiliam bisa mengamuk pada mereka berdua,..

“Ada Dokter di perawat, kita cek kondisi Nona Rachel disana. Jeane tutup pintunya,” Zack duduk tenang di kursi depan.

Jeane hanya mengangguk, dia menutup pintu di samping Rachel.


Mobil kembali jalan menuju pesawat milik Damian.

Rachel di bantu Jeane untuk berjalan karena perutnya masuk sakit akibat benturan di mobil tadi, Dokter benar benar standby di pesawat.

Rachel langsung dibawa kesebuah kamar yang ada di dalam pesawat, Dokter langsung memeriksa kandungan Rachel, Jeane juga menjelaskan jika Rachel baru saja mengalami benturan di mobil tadi.
Setelah dokter selesai memeriksanya, dan mengatakan jika Rachel baik baik saja. Pilot yang telah bersiap siap untuk take off langsung take off. Rachel tidak memiliki kesempatan untuk kabur lagi.

“Nona ini camilan anda,” Pramugari datang membawakan buah potong dan orange juss ke kemar Rachel.

“Terimakasih,” Balas Rachel.

Rachel tidak melihat Jeane sedari dia menggantarnya ke kamar, atau Jeane tidak ikut dalam penerbangan kali ini??.

Rasa kantuk langsung mendera Rachel ketika dia selesai makan,, memang sih akhir akhir ini Rachel suka tidur setelah makan, namun saat ini Rachel tidak ingin tidur, Rachel tidak tau mau dibawa kemana, sebaiknya Rachel terjaga, dari pada dia menyesal nantinya.

Satu menit, dua menit, tiga menit, lima menit, sepuluh menit, Rachel hanya mampu bertahan selama sepuluh menit, persetan dirinya mau dibawa kemana, rasa kantuknya lebih mendominasi dari pada rasa khawatir akan keselamatan dirinya.


***


Wiliam sudah sembuh, ya walau dia masih harus istirahat di kamar atas perintah Natarina namun dia benar benar sudah sembuh, bahkan Dokter yang memeriksa Wiliam tadi malam sore ini kembali memeriksa Wiliam dan mengatakan Wiliam sudah baik baik saja.

Daripada bosen di kamar, mending Wiliam keliling mansion Kezia dan Xander yang sangat besar ini, siapa tau bisa menghilangkan rasa bosannya.

Wiliam melihat salah satu anak Kezia sedang bersama babysitternya mungkin,, entah Elthan entah juga Ethaan, Wiliam bahkan tidak bisa membedakan antara Elthan dan Ethaan.

“Hai boy,,” Sapa Wiliam pada anak Kezia yang sedang makan di taman.

“Baby El, itu ada Uncle,, say haiii sayang,” Babysiter Elthan menggerakkan tangan Elthan pelan untuk say hai, namun Elthan malah sibuk dengan rumput rumput di taman, kasihan Wiliam di kacangan anak kecil.

“Maaf Tuan, Tuan Elthan sedang asik bermain,” Babysitter Elthan memberitahu Wiliam.

“Tidak apa, ngomong ngomong dimana kembarannya Elthan?.” Tanya Wiliam.

“Tuan Ethaan sedang makan juga di dalam, Tuan Ethaan memang lebih mudah di ajak makan daripada Tuan Elthan yang harus diajak main atau jalan jalan ketaman baru mau makan,” Jelas babysitter Elthan, Wiliam hanya mengangguk.

“Kalau begitu lanjutkan menyuapi Elthan, saya mau keliling dulu,” Wiliam pergi meninggalkan Elthan di taman.

Wiliam tidak menyangka saat dia pergi Elthan tiba tiba menangis, membuat Wiliam kebingungan, sehingga Wiliam kembali mendekat pada Elthan.

“Kenapa dengan Elthan?.” Tanya Wiliam pada babysitter yang sedang menggendong Elthan.

“Saya tidak tau Tuan, tiba tiba Tuan Elthan menangis,” babysitter Elthan sedang menenangkan Elthan yang menangis, tangan Elthan terulur kearah Wiliam.

“Tuan, maaf, tapi sepertinya Tuan Elthan ingin minta di gendong anda,” Wiliam membelalakan matanya, wahhh ini bocah ya, tadi aja enggak perduli dengan kedatangannya, sekarang minta gendong, emak dan anak sama aja, sama sama aneh.

Dengan hati hati Wiliam menggendong Elthan, jujur aja, dia baru kali ini mengendong anak kecil, Elthan gak bisa dikatakan kecil sih, dia sudah enam bulan.
Belum juga satu menit, baby Elthan sudah berhenti menangis, ternyata mudah juga menenangkan anak kecil. Ternyata tidka seperti cerita cerita orang jika sangat sulit menenangkan anak kecil.

“Boy,, kamu harus makan dulu,” Wiliam menyuruh babysitter untuk menyuapi Elthan makan sorenya.


“Wiliam,, bisa bisanya ya, lo gendong anak gue, padahal lo lagi sakit?.” Kezia datang sambil berteriak teriak membuat Elthan yang semula anteng di gendongan Wiliam tiba tiba menangis.

“Auduhhh sayang, maafkan Mommy, Mommy enggak marah sama baby El,, sini sini gendong Mommy,” Kezia mengulurkan tangannya pada Elthan namun langsung di tepis Elthan,Wiliam mencoba menenangkan Elthan, dengan menimang nimangnya perlahan agar Elthan merasa nyaman.

“Lo sih main teriak teriak kaya di hutan, nangis kan anak lo,,” Ucap Wiliam sambil menimang nimang Elthan.

“Lagian lo juga, kan lo sakit, bisa bisanya lo gendong anak gue, kalau ikut sakit gimana?,” Balass Kezia, benar juga sih, kalau Elthan sakit kasihan juga kezia,

“Ya,, tapi, anak lo yang minta gendong sama gue sampe nangis nangis gitu, siapa juga yang gak tersentuh dengan tangisan anak lo,” Wiliam tidak mau disalahkan Kezia, karena memang Elthan yang minta di gendong Wiliam.

“Yaa, lo bisa nolak dong,, gimana sih,,” Balas Kezia lagi.

“Ehhh serah lo deh,, baby El, yukk masuk Mommy kamu galak banget, kaya singa,” Wiliam menggedong Elthan membawanya kedalam rumah, meninggalkan Kezia di taman seorang diri karena babysitter Elthan ikut masuk.


****


Rachel terbangun karena merasa haus, entah sudah berapa lama dia tidur namun dia merasa sangat kehausan. Melihat meja di samping tempat tidurnya telah bersih tidak ada piring sisa makanannya mungkin pelayan sudah mengambilnya. Tunggu, bukannya dia di pesawat kan tadi? Sepertinya sampai sekarang dia masih di pesawat mengiangat interior kamarnya ini sama seperti sebelum dia tidur tadi.
Rachel mencoba untuk bangun, dia haus, dan dia harus minum.

Rachel melihat Zack sedang duduk di kursi sedang mengerjakan sesuatu, entah apa yang sedang di kerjakan Zack Rachel tidak perduli.

“Anda sudah bangun Nona Rachel,” Sapa Zack, Rachel hanya mengangguk.

“Apa yang anda butuhkan?.” Tanya Zack. Melihat Rachel sepertinya sedang mencari sesuatu.

“Aku ingin minum,” Balas Rachel.

“Anda ingin minum apa Nona?.” Tanya Zack.

“Air mineral aja,” Balas Rachel.

“Duduklah dulu, saya akan minta pramugari menyiapkan minum untuk anda,” Rachel hanya mengangguk, dia duduk di kursi berhadapan dengan Zack, sementara Zack sedang menelfon seseorang, entah, mungkin menelfon pramugarinya, karena Rachel mendengar Zack minta di bawakan air mineral dan kopi.

Tidak menunggu lama, pramugari dayang membawa troli kecil, ada kopi, air mineral, dan juga buah buahan yang telah di potong, ada juga cake dan pudding.

“Tuan, ini kopi anda,” Pramugari menyerahkan kopi untuk Zack.

“Nona ini air mineral anda,” Rachel hanya mengangguk karena Rachel sedang meminum airnya.

“Apa anda menginginkan kudapan? Seperti buah potong, cake, dan juga pudding,” Tawar pramugari.

“Apa ada ice cream?.” Tanya Rachel.

“Tentu ada Nona, saya akan mengambilkan ice creamnya anda ingin yang rasa apa?,” Tanya pramugarinya,

“Ahhh,, cocholate, dan vanilla,” Balas Rachel.

“Baik Nona, tolong tunggu sebentar saya akan mengambilkannya.” Rachel mengangguk.

Sembari menunggu ice creamnya datang, Rachel membaca majalah yang ada di atas meja, dari pada di gabut.

Jangan tanya dimana Zack, dia sibuk dengan laptopnya, sepertinya Zack memang sibuk mengerjakan pekerjaannya.

“Permisi Nona, ini ice cream anda,” Pramugari menyerahkan ice cream pesanan Rachel.

“Thanks,” Balas Rachel, buru buru Rachel menyuap ice creamnya, ini sungguh enak. Satu cup ukuran sedang sepertinya kurang.

“Apa masih ada lagi?.” Tanya Rachel. Membuat pramugarinya kebingungan.

“Ice creamnya, apa masih ada, aku ingin lagi.” Pramugarinya mengangguk mendengar permintaan Rachel.

“Tentu Nona, saya akan mengambilkannya untuk anda.” Pramugari tadi langsung pergi mengambil ice cream yang di inginkan Rachel.

RUNAWAYWhere stories live. Discover now