Runaway Part 10 Jangan Ganggu Rachel

1.6K 98 3
                                    

Author Pov.




Setelah bedrest selama lima hari lagi, akhirnya Rachel benar benar bisa pulang, kurang lebih dirumah sakit selama sepuluh hari Rachel merindukan udara segar, hiruk pikuk kehidupan di kota Brisbane.

Zack mengantar Rachel ke rumah yang dulu pernah Rachel dan Wiliam datangi, Zack bilang Wiliam sedang ada urusan di New York entah sampai kapan, makanya Zack ditugaskan untuk menjaga Rachel selama WIliam tidak ada, beruntungnya Zack tidak sekaku seperti asisten asisten pengusaha lain yang memiliki ekspresi datar, dan tukang ngatur.

“Nona perkenalkan saya Jeane pelayan pribadi anda, mari saya antar kekamar anda, kebetulan kamar anda berada di lantai satu, untuk sementara ini anda tinggal di kamar ini, hingga anda benar benar pulih.” Pelayan mengantarkan Rachel ke kamarnya di lantai satu.

“Lalu setelahnya?.” Tanya Rachel penasaran. Siapa tau Rachel akan di pulangkan ke apartemennya setelah ini.

“Kamar utama berada di lantai dua, namun Tuan Wiliam mengatakan jika Nona belum benar benar sembuh takutnya Nona kenapa kenapa tidak ada yang tau karena jarang pelayan berada di lantai dua.” Rachel hanya mengangguk, ternyata Wiliam memperdulikan keselamatannya juga, atau dia hanya perduli pada anak yang ada di dalam kandungannya, ahhh mungkin opsi yang kedua, Wiliam hanya perduli pada anak dalam kandungannya, tidak dengannya.

“Baiklah, aku ingin istirahat, aku akan keluar saat jam makan siang,” Pelayan yang mengerti Rachel tidak ingin di ganggu langsung undur diri.

Pelayan keluar dari kamar Rachel langsung berpapasan dengan Zack yang baru turun dari lantai dua,

“Selamat siang Tuan Zack,” Sapa Jeane.

“Zack hanya mengangguk, dia berlalu begitu saja menuju pintu utama, bukan hal yang baru bagi pelayan jika menyapa Zack akan mendapat anggukan saja, Zack memang orang yang pendiam, namun dia bisa akrab dengan orang yang berada di sekitarnya, intinya oraang yang Zack percayai.


****


Wiliam baru saja memejamkan matanya namun deringan ponsel mengganggunya, siapa sih yang telfon tengah malam begini, ganggu aja batin Wiliam.

Selamat siang Tuan Wiliam,” Sapa Zack, apa Zack tidak tau jika mereka sedang berbeda benua, waktu, dan ini tengah malam Zack hanya ingin menyapanya.

“Ini sudah malam Zack, kalau kamu lupa.” Balas Wiliam dengan nada kesalnya.

“Maaf Tuan saya lupa jika di New York sedang tengah malam, saya hanya ingin melapor jika Nona Rachel sudah kembali ke rumah dengan selamat, dan kini Nona Rachel sedang beristirahat di kamarnya,” Zack melapor pada Wiliam.

“Emmmm,,, jaga Rachel baik baik, jika sampai terjadi sesuatu padanya nyawa kamu tanggungannya, ini sudah malam, aku ingin tidur.” Wiliam langsung mematikan sambungan telfonnya dengan Zack, sementara Zack hanya bisa geleng geleng kepala, setelah menghubungi Wiliam, Zack tidak lupa menghubungi Damian, tentu saja tanpa sepengetahuan Wiliam.

Selesai mengirim pesan pada Damian, Zack berkeliling rumah yang di tempati Rachel siapa tau ada celah yang bisa membuat Rachel kabur, lebih baik di waktu kosong ini Zack memeriksa tembok dan pagar, karena rumah ini memang jarang di tempati Wiliam maka keamanan rumah ini dulunya tidak terlalu diperhatikan.


***


Rachel bangun tidur karena mendengar suara ketukan pintu, padahal Rachel lagi nyenyak nyenyaknya tidur, maklum aja walau di rumah sakit dia juga tidur tiduran tiap waktu namun entah mengapa tempat tdiru di rumah sakit rasanya berbeda dengan tempat tidur di rumah yang bikin nyaman.

“Ada apa?.” Tanya Rachel ketika dia sudah membuka pintu kamarnya.

“Maaf mengganggu anda Nona, makan siang sudah siap, juga sudah waktunya makan siang,” Jelas Jeane Rachel hanya mengangguk.

“Aku cuci muka dulu,” Rachel berjalan pelan menuju ke kamar mandi, sementara Jeane kembali ke dapur.

Rachel menatap makanan lezat di hadapannya dengan lesu, bagaimana tidak, biasanya dulu jika makan siang begini dia akan makan rame rame di kantin kantor, walau dengan lauk seadanya namun Rachel sangat sangat menikmatinya, namun sekarang, semua lauk pauk ada bahkan makanan ini cukup untuk lima orang mungkin namun hanya dia yang makan. Rachel merasa kosong, hampa, dia merindukan teman temannya, merindukan tempat kerjanya, andai,,, andai dia bisa keluar dari rumah ini mungkin dia akan menemui teman temannya, Rachel sudah merindukan mereka.

Tanpa Rachel sadari Zack memperhatikan Rachel hanya mengaduk aduk makan siangnya, apa Rachel tidak menyukai makan siangnya.

“Apa anda tidak menyukai makan siang anda?.” Tanya Zack tiba tiba membuat Rachel yang melamun terlonjak karena kaget.

“Maaf Nona, jika saya membuat anda terkejut.” Sambung Zack.

“Tidak apa,” Rachel menunduk lesu,

“Apa yang anda inginkan?.” Tanya Zack, melihat Rachel tidak berselera makan mungkin Rachel menginginkan makanan yang lain.

“Tidak, aku hanya merindukan teman temanku, biasanya sata makan siang kita akan makan sama sama, walau hanya lauk sederhana namun aku merasa senang,” Rachel mengutarakan fikirannya.

“Apa anda ingin menemui mereka?.” Tanya Zack.

“Aku,, aku tidak ingin membuat mereka dalam masalah, Wiliam bisa melakukan apa saja untuk menghancurkan teman temanku,” Rachel masih ingat ancaman ancaman Wiliam, walau dia merindukan teman temannya namun Rachel tidak berani mengunjungi teman temannya.

“Tuan Wiliam sedang di New York, dia tidak akan atau jika anda pergi menemui teman teman anda, jika anda ingin saya bisa mengantar anda,” Zack memberi saran, namun Rachel kembali menggeleng.

“Aku tidak ingin, aku ingin kambali ke kamar, maaf Zack,” Balas Rachel, entah kenapa Rachel ingin kembali ke kamarnya, dia ingin tidur lagi, padahal dia baru saja bangun tidur, mungkin selama sepuluh hari ini Rachel sering tidur, jadi tubuhnya belum terbiasa untuk menjalani pola hidup yang lama, mungkin juga ini alarm dari tubuhnya jika Rachel masih butuh istirahat.


***


Damian selalu mendapat info dari Zack mengenai keadaan Rachel sejauh ini belum ada tanda tanda yang mencurigakan, namun Damian tidak ingin Zack lengah, Damian sengaja membuat beberapa kekacauan di perusahaannya sehingga Wiliam terpaksa kembali ke New York, meninggalkan Rachel di Brisbane dengan banyak pengawal..

Damian bahkan menempatkan beberapa mata mata di tempat Russel di tahan, namun yang membuat Damian keheranan, selama Russel menjadi tahanan hanya satu kali Rachel mengunjunginya, itupun setelah selesai putusan sidang, itu sudah sangat lama sekali.

Damian tentu sudah menyiapkan rencana untuk membuat Rachel menjauh dari Wiliam, Damian bukannya tidak memberi restu pada Wiliam dan Rachel, namun Damian tidak ingin Wiliam menjadi korban balas dendam Rachel suatu saat nanti.

“Luke, awasi Wiliam, sebisa mungkin selama satu bulan ini jangan biarkan Wiliam kembali ke Brisbane,” Damian memberi perintah pada Luke, tangan kanannya.

“Baik Tuan, Tuan, ini daftar teman teman dan lingkungan Nona Rachel selama ini, tidak ada yang mencurigakan, bahkan setelah kejaksaan menyita rumah dan perusahaan Nona Rachel menjual apartemennya, membeli apartemen di pinggir kota, bekerja sebagai editor di Zalina book and stories, percetakan buku dan majalah kecil di Bisbane Nona Rachel dulu sempat bekerja di club malam sebagai waitters beberapa bulan, lalu mengundurkan diri karena kandungannya,” Luke membacakan informasi yang dia dapat dari Zack, Wiliam menutup beberapa informasi tentang Rachel, mungkin Wiliam sudah mempunyai fikiran jika suatu saat ada orang yang ingin mencari data diri Rachel.

“Luke, tolong hubungi beberapa client yang memiliki anak perempuan seumuran dengan Wilian, mungkin kita bisa membuat Wiliam kencan dengan salah satu anak dari client kita,” Luke hanya mengangguk mengiyakan, walau sebenarnya Luke tidak yakin Wiliam akan mau berkencan dengan anak dari clientnya, Wiliam walau playboy dia tidak akan bermain main dengan orang yang tidak dia inginkan, dan untuk rekan kerja Wiliam selalu menjunjung tinggi profesionalitas, sebisa mungkin Wiliam tidak akan berhubungan dengan clientnya kecuali hubungan bisnis.

“Saya akan atur Tuan, semoga saja Tuan Wiliam tidak akan mencurigai saya,” Luke sudah mengabdi dengan keluarga Damian Spencer cukup lama, dan dia tau bagaimana Wiliam dan Damian bersikap, mereka sama sama tidak suka di perintah dan di atur, jika Damian mencoba mengatur Wiliam yang ada Zack dan Luke yang menjadi sasaran mereka berdua melampiaskan kekesalannya.

Lebih baik Damian menjodohkan Wiliam dengan anak rekan bisnisnya, setidaknya mereka bukan orang yang membahayakan untuk Wiliam kedepannya.

“Heemmm,, kamu boleh pergi,,” Luke mengangguk, dia segera undur diri.


****



Wiliam merasa ada yang aneh, selama dia di New York gerak geriknya seperti di pantau, dan juga beberapa kali dia melakukan meeting dengan beberapa patner kerjanya, tidak jarang ada mengajaknya makan malam bersama keluarga mereka, Wiliam bertambah curiga ketika patner kerja Wiliam ingin menjodohkan anak perempuan mereka pada Wiliam.

Padahal Wiliam telah mewanti wanti patner kerjanya jika dia tidak suka urusan pribadi dan pekerjaan di gabungkan menjadi satu.


Menghubungi Zack pun Wiliam tidak bisa, entah empat hari ini Zack susah sekali di hubungi, tidak seperti biasanya.
Apa kabar Rachel, apa kabar calon bayinya, apa mereka semua baik baik saja?.

Jasson, siapkan persawat, kita ke Aussie sekarang,.” Wiliam menghubuungi Jasson, pilot pribadi Wiliam.

“Tapi Tuan,.” Belum selesai Jasson bicara Wiliam sudah memotongnya.

“Tidak ada tapi tapian, atau kamu aku pecat,” Ancam Wiliam.

“Baikk,, baikk Tuan..” Jasson segera menyiapkan pesawat yang akan di tumpangi Wiliam.


Wiliam keluar dari ruang kerjanya, dai terlalu banyak bekerja beberapa hari ini hingga larut malam, sementara Daddynya sibuk di Manhattan mengurus bisnisnya yang lain.

Ponsel Wiliam berdering, Daddynya, tumben malam malam gini Daddynya menhubunginya.

Halo Dad, ada apa?,” Tanya Wiliam.

“Apa kamu masih di kantor Wilian?.” Tanya Damian.

“Tidak Dad, aku sedang menuju ke landasan, malam ini aku ke Brisbane,” Ucap Wiliam.

“Apa ada urusan penting? Kenapa harus ke Aussie malam malam begini?.” Tanya Damian lagi seolah olah dia tidak tai apa yang menjaid tujuan Wiliam ke Brisbane.

“Daddy stop pura pura tidak tau, aku tau selama ini banyak rekan kerja Wiliam yang mengajak makan malam di susupi dengan perjodohan, itu Daddykan yang megnaturnya? Daddy tenang saja, aku hanya bersama Rachel sampai anak itu lahir, aku hanya butuh anak yanga da di kandungan Rachel, jadi Dad jangan kacaukan rencanaku kali ini,” Wiliam langsung mematikan sambungan telfonnya.

RUNAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang