(14) Teringat masa lalu.

Start from the beginning
                                    

"Ternyata begini rasanya diabaikan. Kasihan istriku." gumamnya. Ia teringat akan sang istri yang sering kali bernyanyi tidak jelas saat ia dan sang anak bermain game. Ternyata itu alasanya, kesepian. Reynald pun memilih duduk membaca sebuah majalah.

Tak berselang lama, akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar juga. Elyana menuruni tangga diikuti oleh sang anak di belakangnya. Saat sudah sampai di depan Reynald,

"Huh anak gadismu itu gemar sekali  membuatku naik darah!" ucapnya pada Reynald. Saat pria itu menoleh kebelakang, seketika matanya melebar tak percaya.

"MASYAALLAH ANAK PAPAH!!" pekiknya keras sampai Elyana mengelus dada terkejut. Begitupula dengan Akhtar dan Azfer yang langsung menoleh penasaran. Glen yang dipuji sang papa pun tersenyum manis. Seketika waktu seakan berhenti, semua mata tertuju pada gadis cantik yang kini berdiri tidak jauh dari Elyana.

"Itu beneran adik gue? Gila ko cantik sih?" batin Azfer.

"Cantik." Satu kata yang keluar dari mulut Akhtar mampu mengalihkan pandangan semua orang. Akhtar yang menyadari itu pun reflek menutup mulutnya.

Bagaimana mereka tidak terkejut? Glen yang saat ini, sangat berbeda dengan Glen yang biasanya. Saat ini Glen mengenakan dress potongan berwarna navy dengan rambut bergelombang yang digerai bebas. Tak lupa sedikit polesan make up di wajahnya yang membuat ia semakin terlihat menawan.

 Tak lupa sedikit polesan make up di wajahnya yang membuat ia semakin terlihat menawan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dress yang diapakai Glen.

"Lama nggak Beb? Maap nih tadi susah berak, jadi lama deh." Duar! Rasa kagum yang sempat hinggap langsung menguap. Glen tetaplah Glen yang bobrok. Kini semua orang menatap datar gadis itu.

"Hahaha biasa aja dong tuh muka." ujar Glen terkekeh. Mendengar itu, mereka reflek memutar bola mata malas membuat Glen kembali tertawa.

"Kalian kok kompak banget sih? janjian yah?" ucapnya tersenyum geli.

Bugh! Satu bantal melayang mengenai kepala Glen. Ia pun melotot kearah sang abang dan berniat ingin membalas. Tetapi baru saja mulutnya terbuka, sang papa langsung menyeru menghentikannya.

"Sudah sayang jangan hiraukan Abangmu. Sana berangkat, kasian temanmu sudah memunggu lama." Dengan terpaksa Glen mengangguk.

"Awas lo Bang! Gue sambit asbak nanti!" ujar Glen berlalu keluar disusul Akhtar setelah mereka berpamitan pada Reynald maupun Elyana.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Naefa [Selesai]Where stories live. Discover now