(14) Teringat masa lalu.

3.7K 252 27
                                    

Hai gaesss,gimana kabar kalian hari ini? Semoga sehat selalu yah:)

Jangan lupa pencet bintang,ramaikan juga kolom komentar okee😘😂

Happy reading:)

--------------------------------------

"Bunda Risna?!" pekik pemuda itu setelah beberapa saat terdiam. Membuat Elyana seketika mengernyit. Siapa pemuda ini? Mengapa bisa mengenal nama panggung miliknya saat ia masih menjadi pianis di Amerika sana? "Ini beneran Bunda Risna kan? Pianis terkenal itu?" lanjutnya tak percaya.

"Iya saya sendiri, kamu siapa yah? Dan ada perlu apa datang kemari?" tanya Elyana.

"Kan benar, saya Akhtar Bun, temannya Glen. Saya ngefens banget sama Bunda." ujar Akhtar antusias menyalami wanita di depannya.

"Oh iya kah? Padahal saya sudah tua loh, masih disukai anak muda ternyata," ucap Elyana tertawa renyah. Tak menyangka bahwa ia memiliki fans anak muda. Karena di zaman sekarang ini, jarang sekali anak seumuran Akhtar-yang ia taksir seumuran dengan Glen-menyukai musik melodis seperti piano. "Oh iya ayo masuk." Keduanya berlalu masuk. Saat sudah sampai di ruang tamu, Akhtar berhenti melangkah. Elyana yang menyadari itu pun ikut berhenti dan menoleh.

"Kenapa berhenti di situ? Ayo ke ruang tengah saja." ujar Elyana. Sedangkan Aktar sendiri hanya terdiam, ia masih tidak percaya bisa bertemu langsung dengan pianis wanita yang amat sangat ia segani.

"Haduh kamu cowo harus cool dong, jangan bengong begitu ayo." Akhtar langsung tersadar. Ia pun segera mengikuti Elyana ke ruang keluarga.

"Duduk dulu Nak, bunda panggilkan Glen sebentar." ucap Elyana. Ia pun berlalu menaiki tangga menuju kamar Glen. Sedangkan Akhtar kembali hanyut dalam lamunannya.

"Si Cesum anak Bunda Risna? Gila hampir copot jantung gue, kaget! Kalau iya berarti dia anak dari pengusaha terkenal Reynald Hollander dong?" batin Akhtar. Dia  tidak menyadari bahwa orang yang baru saja ia sebut kini berada tepat di depannya--sedang berkutat dengan sebuah stik game.

Elyana Anjarisna, adalah seorang pianis terkenal asal Jerman yang meniti karir di New york, Amerika Serikat. Namanya sangat populer dikalangan para pecinta musik melodis seperti piano dan menjadi salah satu pianis tervaforit di sana. Dan Akhtar menjadi salah satunya.

"YES GUE MENANG!!!" Akhtar berjengit saat mendengar teriakan seseorang. Saat itu pula dirinya baru menyadari bahwa ia tidak sendiri di sana.

"Parey harus traktir abang beli vidio game sepuasnya! Uhuy!" seru Azfer berdiri dan bergoyang-goyang.

"Ya ya ya, Papa akan tepati itu." sahut Reynald sedikit mendengus. Ketika ia menoleh kebelakang, ia pun terkejut melihat ada orang tak dikenal tengah duduk seorang diri.

"Eh ada tamu, sudah lama?" tanya Reynald berjalan menghampiri Akhtar. Lantas pemuda itu langsung berdiri menyalami Reynald.

"Nggak kok Om, baru aja sampai." jawab Akhtar sopan. Dari ia kecil, tata krama sangat dijunjung tinggi dikeluarganya.

"Wih kita ketemu lagi Bro, lo teman adik gue kan yah?" Kali ini suara Azfer yang menyapa.

"Iya Bang gue yang waktu itu ke sini." sahut Akhtar.

"Ternyata lo kuat yah berteman sama adik gue. Bagus deh, pertahanin itu." ucap Azfer menepuk-nepuk bahu Akhtar. "By the way, lo suka nge-game nggak?"

"Suka dong Bang, jaman sekarang mana ada sih cowo yang nggak suka game? Jarang." ucap Akhtar mengibaskan tangan.

"Haha Good boy, ayo lah gass main!" Keduanya pun langsung menghadap ke layar monitor untuk memulai petualangan mengabaikan Reynald yang kini terdiam sendirian.

Naefa [Selesai]Where stories live. Discover now