(40)

3.8K 201 35
                                    

"Gue enggak bermak--"

"Enggak bermaksud apa hah?! Lo kelewatan! Maaf Tar, gu-gue enggak bisa...." Perlahan Glen melangkah mundur. Akhtar menatap Glen sayu.

"Cinta gue bakal kandas di sini? Gue bakal ditolak lagi?"

"Glen, gue engga bermaksud bikin lo sakit hati." ucap Akhtar parau mendekati gadis itu. Melihat Glen menangis, membuat dadanya sesak.

"TAPI GUE SAKIT HATI!" Teriak Glen frustasi. Ia terus berjalan mundur. "Gu-gue engga bisa tar,gu-gue engga bisa..." Glen terus bergumam sambil menggelengkan kepalanya. Akhtar tersenyum getir,sepertinya memang cintanya harus berak-

"GUE ENGGA BISA NOLAK LO!" Glen berlari dan memeluk tubuh Akhtar erat. "Gue engga mau kehilangan lo lagi,gue sayang sama lo." Gumam Glen terisak.

Napas Akhtar tercekat, ia tidak bisa mendeskripsikan betapa terkejut dan bahagianya dia sekarang. Akhtar membalas pelukan Glen. "Gue lebih sayang sama lo." Balasnya sambil mengusap rambut Glen lembut.

"Ekhem!" Dehem Grissam yang sudah berdiri dibelakang Glen bersama teman yang lain. Tetapi gadis itu malah mempererat pelukannya. Akhtar menatap mereka seakan berkata, sabar.

"Gue kangen sama lo." ucap Glen semakin menenggelamkan wajahnya kedada bidang milik Akhtar.

"Ekhem! Ekhem!" Grissam terus berdehem,tetapi tidak ada tanda-tanda Glen akan berbalik. Akhtar terkekeh pelan melihat wajah masam Grissam dan lainnya.

"Woy Glen!" Sentaknya keras. Glen langsung melepaskan pelukannya dan berbalik.

"Eh! Iya apa?"

"Happy Birtday Glen!" ucap mereka serempak sambil tersenyum lebar. Glen terkejut melihat teman-temannya berada di sini,bahkan ada sang abang dan Kak Fiy. Ia melirik arlojinya, sudah tengah malam. Sungguh ia tidak menyadari itu.

"Ko lo pada di sini?" Mereka semua melirik orang yang berada di belakang Glen. Sedangkan yang dilirik pura-pura tidak tahu. Sudut bibir Glen terangkat membentuk senyum manis.

"Ayo Nata, tiup lilin dulu." ucap Caca girang. Glen mendekat ke arah Caca. Ia memejamkan matanya sejenak,kemudian meniup lilin di depannya. Setelah itu kue dipotong menjadi beberapa bagian.

"Kue pertama gue kasih ke abang jelek gue." Glen menyerahkan piring kecil itu ke Azfer. Lelaki itu mendengus,tetapi tetap menerimanya.

"Semoga lo selalu bahagia." ucapnya tersenyum hangat kearah Glen.

"Potongan kedua..." Semua orang menebak bahwa kue kedua itu untuk Akhtar. Tetapi tidak saat Glen berjalan mendakati Fiyya. "Buat Kak Fiy." Lanjutnya. Wanita itu tersenyum simpul.

"Panjang umur yah sayang." Ujarnya mengecup singkat pipi Glen.

"Sabar Tar,kue ketiga nih." Teriak Grissam kencang. Akhtar mencebik kesal,memalukan sekali temannya itu. Glen mengambil dua potong kue sekaligus.

"Ini buat Crys dan Ley." Glen terus membagikan kuenya. Grissam terkikik geli melihat raut wajah Akhtar. Laki-laki itu belum juga mendapat bagian.

"Thanks buat kalian semua, Selamat menikmati." ujar Glen singkat. Semua orang bersorak dan mencari tempat duduknya masing-masing. Glen meraih potongan terakhir,kemudian berbalik.

"Lo engga perlu jadi yang pertama,tapi lo harus jadi yang terakhir." Glen menyodorkan kue tersebut kepada Akhtar. Pemuda itu tersenyum.

"Buat lo." Akhtar memberikan kotak beludru hitam dengan pita emas kepada Glen. Mereka pun bertukar,kemudian kembali duduk dikursi semula.

"Apa ini?"

"Jangan dibuka dulu. Mending lo buka hadiah dari Elis." Glen mengernyit bingung,tetapi ia tetap membuka tasnya dan benar saja kotak itu masih ada disana. Perlahan Glen membukanya dan terlihat ada sepucuk surat yang Glen yakini,Elis yang menulisnya.

Naefa [Selesai]Where stories live. Discover now