Pengintai

190 59 24
                                    

"Aku udah tau semuanya pah.. kenapa papah berbohong?"

"Osi... dengarkan penjelasan papah"

"Apa? Ayo jelaskan! Aku pengen denger itu dari mulut papah sendiri..."

Suasana mendadak berubah, tatkala Osi berbicara cukup lantang, dan berusah menahan airmatanya agar tidak merembes lagi.

Begitupun dengan papah, setetes air mata turun begitu saja dari pelupuk mata lelaki parah baya itu.

Sementara Sunny hanya bisa membisu.

"Ayo pah! Kenapa papah diem aja saat aku kasih kesempatan papah untuk ngomong?" Osi menarik napasnya dalam, lalu mengelap kasar airmatanya yang mulai turun perlahan.. "Kenapa? Kenapa papah gak bisa ngomong kalo papah terlibat dalam pembunuhan ayah sama bunda ku? Kenapa pah?"

Mendengar itu Sunny sedikit tercekat, seluruh tubuhnya menegang di tempat.

"Osi, maafkan papah......."

"Aku sayang sama papah. Alden juga sayang sama papah. Tapi kenapa papah tega bohongin kita selama ini? Bertahun- tahun aku dan Alden mencari keadilan, tapi papah selalu bilang, kalau kasusnya sudah ditutup. Kenapa? Papah takut hidup di penjara?"

"Osi...."

"Papah selalu bilang sama aku dan Alden, kalo kita gak boleh jadi orang yang pengecut. Kalo kita salah, kita harus mengakui kesalahan itu. Tapi kenapa papah gak menerapkan hal itu pada diri papah sendiri? Papah justru lari dari kenyataan, dan bersembunyi dibalik aku dan Alden?"

"Osi... papah gak bermaksud begitu. Papah benar-benar menyayangi kamu dan Alden. Papah melakukan hal ini untuk ngelindungin kalian berdua dari Melvano.."

"Papah bohong..."

"Osi, dengarkan papah sayang... Melvano gak akan tinggal diam kalo tau kamu dan Alden masih hidup. Dia akan selalu cari cara untuk menyingkirkan orang-orang yang menghambat jalannya. Dia itu sangat licik"

"Kalo papah tau, dia seperti itu kenapa papah mau bekerja untuk dia?"

"Papah benar-benar menyesal Osi... hari dimana setelah kejadian itu, papah langsung menyesali perbuatan papah. Sebab itu papah datang untuk merawat kalian berdua, untuk menebus semua kesalahan papah"

"Papah..." Osi semakin terisak kala mendengar itu, lututnya melemas, sampai ia terduduk di lantai. Ia benar-benar bingung, di satu sisi dia menyayangi Papah, tapi disisi lain, orangtuanya juga harus mendapat keadilan.

"Katakan Osi, apa yang harus papah lakukan agar kamu mau maafin papah?"

"Papah ingin menebus semua kesalahan papah kan?"

Lelaki paruh baya itu mengangguk..

"Kalo gitu, biarin aku dan Sunny bawa semua berkas-berkas ini dan menyerahkannya ke kantor polisi.."

"Apapun Osi... bahkan papah juga akan menyerahkan diri. Tapi papah mohon, kamu stop terlibat dalam masalah ini, biar teman kamu yang melakukanya atau siapapun. Asal jangan kamu, papah takut"

"Gakbisa pah.. aku akan jadi saksi untuk kasus ini!"

"Osi... Melvano gak akan membiarkan kamu hidup....."

****

Lelah mengelilingi hampir sebagian besar kota jakarta, Sadev akhirnya kembali kerumah dengan tangan kosong, ia prustasi karna sampai detik ini ia belum juga menemukan keberadaan Osi.

Yang paling membuat Sadev khawatir adalah, kemarin ayahnya sempat mengancamnya dan berniat mencelakai gadis itu, Sadev benar-benar takut kalau apa yang di katakan ayahnya adalah ancaman yang nyata.

HELLEAVEN [COMPLETED]Where stories live. Discover now