Delapan Belas📍

50.3K 2.5K 54
                                    

Jika ada typo mohon di koreksi gays:)
                       
                             ~Happy Reading ~

"Informasi apa yang kau bawa?"Tanya orang misterius itu sambil memegang cuter yang sangat tajam.

"Tuan El,dia koma nyonya kesehatannya menurun drastis"jelas suruhannya,orang misterius itu tersenyum iblis.

"Pantau terus keluarga mereka jangan sampai lengah,lo tau kan akibatnya bermain-main dengan gua"ancam orang misterius itu,lalu orang suruhanya itu hanya menunduk takut.

"B-baik nyonya saya permisi"pamit orang itu lalu berjalan keluar dari ruangan yang nampak menyeramkan itu.

"Hahaha tunggu waktu yang tepat maka ajal lo akan segera menjemput Rafael"Ucanya dengan senyum iblis dengan menjilat ujung cuter tajam itu.Tampak rasa takut akan tergores oleh benda tajam itu.

***

"Heii,boyy ayo bangun saat nya sekolah"

"5 menit bun"jawab sang abang dengan mata yang terpejam.

"Gak ada tambahan waktu,ayo cepat bangun bang!"tegas Nay,dengan berat hati Yoga membuka matanya yang bulat itu,Nay terkekeh saat melihat wajah yang menggemaskan itu.

"Baik bunda"jawabnya lalu dia berjalan sempoyongan untuk melakukan ritual mandinya,Nay hanya menggelang kan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.

Lalu dia menatap si bungsu yang sepertinya tidak terusik sama sekali "Hayy bangun ayo!" namun tidak ada jawaban dari sang empu.

Karna gemas plus kesal tidak cara lain untuk membangunkan nya.Lalu...

"Hahaha bunda geli hahaha,s-top haha"

"Baiklah bunda tidak akan menggelitiki nya dan sekarang cepat mandi"perintah Nay tak terbantahkan namun Yogi hanya cemberut dengan tingkah bundanya yang amat jahil.

"Ogi masih ngantuk nda"renget dia lalu menarik kembali selimut nya menutupi seluruh badannya.

"Etsss,tidak ada acara kembali tidur,sekarang cepat turun dan mandi!"dengan berat hati Yogi bangun walaupun sebenarnya dia sangat mengantuk.

"Cup.Molning bunda"ucap Yogi lalu mencium pipi Nay,setalahnya dia langsung berlari menuju kamar mandi.

Di lain tempat semua keluarga itu nampak cemas pasalnya tadi tubuh El sempat kejang-kejang dan dokter pun segera menanganinya.

"Pah mamah takut"

"Suttt El pasti akan sembuh"

"Mah"panggil seseorang,lalu dia berhamburan memeluk menantunya itu.Yap dia Nay pasalnya tadi pagi dia sempat di kabarkan bahwa El kejang-kejang.

Semenjak pertemuan di kantin rumah sakit,Nay lebih sering berbincang dengan mertuanya itu.

"Hiks...El dia sempat kejang-kejang sudah dua kali"Nay yang mendengar nya hanya mematung sedih pasti tapi rasa kecewa nya lebih besar di bandingkan dengan rasa sedih.

"Mamah yang sabar ya,dia pasti akan baik-baik saja,lebih baik mamah istirahat sekarang ya"lalu nay membawa mertuanya itu untuk duduk,karna dia juga merasakan pegel.Ya iyalah pegel dari tadi berdiri mulu:v.

Sebenarnya dia juga sangat amat khawatir,namun dia berusaha untuk tidak terlalu mengkhawatir kan nya.

"Nay"panggil pria paruh baya,yang merupakan papah nya El.

"Ya pah?"jawab Nay dengan tersenyum manis.

"Terima kasih kamu sudah mau datang kesini,papah minta maaf atas semua sikap El.Papah harap kamu dan El bisa bersatu kembali"jelasnya dengan wajah yang sedih,terlihat jelas ada rasa penyesalan di matanya.

Namun Nay hanya tersenyum lalu berkata "Papah tidak perlu minta maaf karna ini bukan salah papah. Nay sudah menganggap kalian seperti orang tua Nay sendiri.Untuk kembali bersama El,Nay tidak bisa janji pah,karna Nay tidak ingin kembali sakit" jawab Nay panjang lebar,yang menjadi lawan bicara pun hanya mengangguk kecil.

"Papah mengerti perasaan kamu,tapi kamu harus memikirkan kebahagiaan anak kalian,buang ke egoisan kalian,papah yakin El masih mencintai kamu"

"Akan Nay fikirkan pah"jawab nay dengan senyum kecil.

Ceklek.

Semua orang mengalihkan pandangannya saat ada seseorang yang keluar dari ruangan itu.Antara tegang takut khawatir semuanya menjadi satu.

"Bagaimana dok"Tanya Papah nya El.

"Syukurlah semuanya baik-baik saja,namun dia masih dalam keadaan koma,saya sarankan sebaiknya sering ajak El berkomunikasi,saya akan memindahkan nya ke ruang rawat.Kalau begitu saya permisi"lalu mereka semua menghela napas lega.

Setelah dari rumah sakit Nay memikirkan perkataan mertuanya itu,ada benarnya juga dia tidak boleh egois,dia harus mementingkan kebahagiaan anaknya.Namun dia juga tidak ingin merasa sakit hati lagi,dia sudah lelah dengan takdir yang memainkan hidupnya.

Karna merasa panas lalu dia melakukan ritual mandi untuk menghilangkan fikiran yang bersarang diotaknya.

19.00

Semua orang nampak serius dengan makanan nya masing-masing,setelah selesai anggota keluarga itu berkumpul di ruang keluarga,keluarga mereka semakin ramai karna kedatangan pangantin baru yang rencananya akan menginap beberapa hari ini.

"Bagaimana Res apakah kamu sudah isi?"tanya sang mamah,namun Resta hanya terdiam dia bingung isi apa?

"Isi apa mah,perasaan di rumah Resta semuanya udah aku isi termasuk isi pulsa udah isi dompet banyak"jelas Resta dengan tampang polosnya,lalu mereka tertawa keras dengan jawaban Resta.

"Bukan itu maksud mama,Resta..."greget Wira saat melihat tingkah polos nya itu.

"Ya terus apa dong,udah deh jangan bikin aku penasaran"

"Maksud mamah kamu itu,udah hamil apa belum Resta"jelas Nay,dia juga gak habis fikir kenapa coba Resta itu bisa sepolos itu.

"Bagiaman Rendy,apakah kamu merasakan ada perubahan dari sikap Resta"

"Apa jangan-jangan kalian belum melakukan itu"tebak Wira,lalu mereka semua menatap kedua pasangan itu yang nampak malu atas ucapan Wira.

"Benarkah?"

"Hm..sebenarnya udah seminggu ini sikap dia lebih manja,dan terkadang dia meminta hal yang aneh-aneh"Jelas Rendy,dia juga sempat bingung dengan sikap Resta yang semakin manja.

Pernah sekali Resta meminta Rendy untuk tidak berangkat kerja,padahal waktu itu dia ada meeting sangat penting,dan berakhirlah Resta mendiamkan Rendy seharian.

Semua orang yang mendengar ucapan Rendy tersenyum misterius.

"Kalian kenapa liat aku kaya gitu"tanya Resta,namun mereka semakin merekah kan senyumannya.

"Rendy besok kamu bawa Resta ke rumah sakit"Rendy yang mengerti tatapan mereka pun bahagia.

"Benarkah?"tanya rendy mereka semua mengangguk,perkiraan mereka pasti tidak salah.

"Mas,kalian kenapa si?Jangan bikin aku penasaran deh"

"Tidak sayang,lebih baik sekarang kita istirahat,mah pah bang Nay,kita pamit ke atas ya"lalu mereka mengangguk dan tersenyum.

"Mah Wira yakin Resta pasti positif"

"Kenapa kamu bisa yakin,so tau kamu"semprot sang papah,lalu Wira memutar bola matanya malas,malas debat sama orang tua entar kualat.Dumel Wira.

"Mah Nay ke atas ya,mau lihat si kembar dulu"pamit nya.

"Ya,kamu juga jangan lupa istirahat"Nay hanya mengangguk lalu dia melangkah kan kakinya untuk melihat dua jagoannya itu.

"Wira takjub dengan Nay mah,walaupun dia rapuh tapi dia tetap tegar dan dia masih saja berbaik hati kepada orang lain"

"Papah setuju sama kamu"

"Doakan saja semoga dia akan segera mendapatkan kebahagiaannya lagi"
 
                               Bersambung...

BABY TWINS AND BUNDA [END]Where stories live. Discover now