Sheet 1

478 26 2
                                    


" Kak temani aku main masak-masakan" kata anak kecil itu pada bocah umur 9 tahun disebelahnya.

" Baiklah adik kecil " kata bocah itu

Lalu anak kecil itu berlari ke dalam rumahnya mengambil semua mainan yang berada dibawah tangga rumahnya ditemani bocah itu.

" Mainnya di teras rumah saja ya sayang. Sebentar lagi waktunya makan siang " ucap seorang ibu paruh baya yang sedang memperhatikan kedua anak kecil itu.

"Iya mami/ iya tante " sahut kedua anak itu.

Setelahnya kedua anak itu berjalan beriringan ke teras rumah yang cukup luas itu dan mulai mengeluarkan segala jenis peralatan mainan didalam kotak yg mereka bawa.mereka keasyikan bermain sampai tak terasa jam menunjukkan waktu untuk makan siang.

" youngjae, jinyoung sini nak, ayo kita makan siang perut kalian pasti sudah lapar " suara wanita paruh baya tadi

"Ok mami. Kita beresin mainannya dlu ya " sahut anak kecil bertubuh mungil itu sambil tersenyum kepada maminya.

" kak kata mami makan dulu, perutku juga laper nih, kita simpan dulu mainannya ya. Kata anak mungil itu kemudian sambil tersenyum.

" iya dek. kakak juga laper nih. Tapi mama aku lagi pergi gimana aku mau makan siang ini ? " ucap bocah berumur 9 tahun yang duduk disebelahnya.

" makan bareng aku dan mami aja kak. Tadi kan udah diajakin tuh " sahut anak kecil itu lagi.

"Yaudah deh. Ayok ... "

Mereka pun memasuki rumah itu lagi sambil bergandengan tangan.

Setiap hari youngjae dan jinyoung selalu bermain bersama, tidur siang bersama, bahkan orangtua jinyoung hampir setiap malam menggendong anaknya untuk diletakkan di tempat tidurnya karena bocah itu sudah berjanji akan menemani youngjae tidur setiap malam, alhasil dia akan menemani youngjae sampai mereka sama-sama tertidur di tempat tidur youngjae. Orang tua mereka hanya tersenyum melihat tingkah kedua anak tersebut yang memang sangat menggemaskan.

" seandainya aku masih bisa memberikan adik untuk jinyoung mungkin dia akan sangat menyayanginya seperti menyayangi youngjae" lirih Park jisoo

" sayang... kita sudah mengusahakannya. Tapi mungkin Tuhan belum berkehendak demikian, kita tetap berusaha dan berdoa ya " jawab Park wooyoung suaminya.

Isrinya pun mengangguk sambil memeluk suaminya.
" apa aku masih bisa melahirkan seorang anak lagi? Aku ingin anak perempuan ... lirih jisoo sedih.

" sayang kita akan berusaha lagi. Bagaimana kalau malam ini kita ...

" ayo sayang ! Jawab jisoo dengan cepat. " aku akan mewujudkan keinginan jinyoung. Aku akan melahirkan adik perempuan untuknya" sahut jisoo lagi.

Suaminya pun memandang istrinya penuh kasih sayang. Sebenarnya dia tidak mempermasalahkan berapapun anak dalan keluarga mereka. Dia hanya berharap istri dan anaknya sehat dan merasakan kasih sayang yang dia curahkan kepada mereka. Akan tetapi mungkin naluri keibuan sang istri dan rasa sayang istrinya tersebut kepada anak tetangga mereka yang sangat manis itu sehingga menimbulkan keinginannya untuk memiliki anak perempuan yang cantik dan juga lucu.

" hahh... membayangkannya saja aku sangat bahagia. Memiliki anak yang tampan dan cantik juga lucu serta istri yang sangat dia cintai itu sungguh membuatnya merasa lengkap " benak sang suami.

2 moth later

Pagi-pagi sekali jisoo berlari dari tempat tidurnya menuju wastafel. Dia merasa mual dan memuntahkan cairan bening dari mulutnya. Sang suami yang mendengar suara muntah2 sang istri langsung menyusulnya dan membantu memijat tengkuk sang istri. Ia sangat khawatir melihat wajah pucat sang istri juga keringat yang membasahi wajahnya.

SWEET LOVE OR NOTWhere stories live. Discover now