13). Nathan, Nevan, and Tamara

163 49 67
                                    

Tamara yang bingung atas perkataan Naura tadi, harus dibuat semakin bingung ketika mendengar pernyataan dari Rio selanjutnya. Sebenarnya, selama ini dia tidak pernah tahu alasan sebenarnya mengapa pria itu bersikap baik padanya hingga berujung menganggapnya sebagai bagian dari keluarga Harvey.

Tamara mengira kalau kebaikan yang diterimanya semata-mata sebagai wujud apresiasi Rio atas kelebihannya sebagai murid di sekolah, atau lebih tepatnya dia menjadi murid kesayangan karena prestasinya. Ibarat kata, Rio itu seperti seorang manajer muda yang tertarik untuk merekrut salah seorang trainee yang mempunyai multitalenta di usia belia, yang bisa melihat adanya titik terang untuk bisa mengangkat namanya menjadi terkenal suatu saat nanti.

Juga, orang tua Tamara mendukung segala bentuk apresiasi Rio pada anak semata wayangnya. Ya, begitulah akhirnya yang terjadi sehingga Tamara tidak memikirkan alasan lain.

Oleh sebab itu, dia merasa batinnya mencelus setelah mendengar pernyataan Rio.

"Sebelumnya, saya mau memastikan sekali lagi ke Tamara," kata Naura dengan tatapan tajamnya ke arah cewek itu. "Kamu yakin bisa menerima ini semua? Kamu tentu sudah mulai sadar kalo kamu pernah mengalami kecelakaan tiga tahun lalu, tapi saya cemas informasi yang akan kamu denger hari ini akan memberikan dampak terlalu besar ke kamu mengingat memori yang kamu lupakan itu disebabkan karena trauma."

Tamara pernah mendengar kasus ini. Trauma karena kecelakaan bisa bermacam-macam, salah satunya adalah menyebabkan hilangnya memori tertentu yang disebut sebagai amnesia jenis disosiatif. Tidak seperti amnesia umum yang terjadi karena cedera pada otak atau pernah menjalani operasi pada bagian kepala, amnesia jenis ini terjadi akibat peristiwa traumatis yang mengakibatkan stres yang luar biasa hingga mengalami gangguan mental.

Inilah sebabnya mengapa Tamara tidak mengingat apa pun setelah kecelakaan, padahal memorinya tersimpan jauh di bawah alam sadarnya.

"Kita percaya saja sama Tamara," jawab Rio, alih-alih Tamara sendiri. Pria itu mengubah posisi tubuhnya lebih nyaman di sofa dengan menegakkan punggungnya. "Seperti yang pernah saya bilang ke kamu sebelumnya, Naura. Sama seperti fobia, trauma hanya bisa disembuhkan oleh penderitanya sendiri."

"Tapi, Pak--"

"Percaya saja sama Tamara. Saya yakin dia yang paling ingin tahu di antara kita semua di sini. Kalo nggak, nggak mungkin kan dia mau ikut teman-temannya?"

Naura bungkam, ekspresi keraguannya masih saja menjejaki wajahnya. Meskipun demikian, pada akhirnya wanita itu berbicara lagi setelah mengembuskan napas yang super panjang. Dalam hal ini, Tamara merasa begitu menghargai keputusan Rio karena begitu mempercayainya.

Walau bagaimanapun, meski berat, Tamara jelas harus tahu kebenarannya. Apalagi, ucapan Nevan di kelas tentang dia menyia-nyiakan pengorbanan Nathan sudah mengganggu pikirannya sedari tadi.

Setidaknya, Tamara harus menggali sendiri memori di bawah alam sadarnya supaya dia bisa mengingat jasa Nathan padanya.

"Nevan punya kembaran. Namanya Nathan Anindira," ungkap Naura yang memulai memorinya tiga tahun silam. "Sejak kecil, Nathan udah punya penyakit jantung bawaan sehingga dia tidak bisa beraktivitas layaknya anak normal seusianya, berbanding terbalik sama Nevan. Mereka kembar identik, tapi sifat dan pembawaan mereka benar-benar bertolak belakang. Jika Nevan ceria dan selalu bersemangat, Nathan adalah anak yang selalu murung dan jarang berbicara. Jika Nevan pintar dan aktif di sekolah, Nathan adalah anak yang kurang dalam nilai akademiknya dan paling pasif karena masalah kesehatannya. Oleh sebab itu, dia selalu berada di dalam rumah. Batas kebebasannya hanya sampai di ambang pintu. Jika Nevan mempunyai banyak teman dan selalu sibuk main di luar bersama teman, Nathan selalu kesepian dan mengurung diri di rumah. Jadi, diam-diam dia berteman sama kamu dan menemui kamu setiap mendapatkan kesempatan."

My Zone is You [END]Where stories live. Discover now