2). Dejavu

302 83 116
                                    

Talitha melangkah menuju bangku kosong terakhir di kelas, tepatnya bersebelahan dengan Tamara. Wajahnya memang sangat cantik dan yang paling mendominasi adalah tinggi badan yang melebihi standar tinggi cewek pada umumnya, bahkan Tamara saja kalah dengannya.

"Oke, seperti biasa sebelum memulai pelajaran, kita harus voting untuk menentukan pengurus kelas," kata Bu Naura dari depan kelas, menarik perhatian semua murid untuk mengalihkan tatapan mereka yang masih lengket ke Talitha. Cewek itu seperti mempunyai magnet transparan yang akan menarik siapa saja untuk menatapnya, termasuk kaum hawa meski tatapan mereka sejenis tatapan iri.

Kelas mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan struktur organisasi kelas karena seperti yang bisa diduga, mereka mempunyai Alvian dan Clarissa yang sudah terbiasa mengurus hal sepele seperti ini. Sehingga dalam kurun waktu tidak sampai setengah jam, Bu Naura bisa melanjutkan waktu yang tersisa dengan menyampaikan materi pelajaran.

"Eh nama lo Tamara Felisha, ya? Gue denger lo anaknya Kepala Sekolah?" tanya Talitha berbasa-basi.

Tamara menoleh ke arah Talitha, lalu mengangguk. "Kok lo bisa tau?"

Talitha tersenyum. "Ini bukan rahasia, kan? Soalnya dari yang gue denger kayaknya ini bukan sesuatu yang harus ditutupi, trus kayaknya semua udah pada tau. Gue cuma mau nyari topik aja buat ngobrol sama lo."

"Sebenarnya bukan papa kandung gue. Yang bener tuh beliau papa kandung Vio, yang duduk di belakang gue," jelas Tamara sembari mengendikkan kepalanya ke arah belakang, lantas kaget bukan main ketika ekor matanya beradu dengan mata tajam milik Vio. Rupanya dia telah menguping pembicaraan mereka sejak tadi.

Talitha menoleh ke arah Vio dan mata mereka bertemu untuk pertama kalinya. Tamara gagal paham melihat Vio yang mendadak saja seperti terkena sindrom absurd yang membuatnya gemetaran seperti itu.

"S-salam kenal, ya. G-gue Vio. Kalo ada apa-apa, lo bisa nanya ke Tamara atau ke gue. Kami bakal berusaha bantuin lo kok. Jadi, jangan sungkan ya."

Tamara harus gagal paham lagi karena perkataan Vio. Sejak kapan cowok itu memanggil namanya tanpa embel-embel canggung?

Meski sangat penasaran, Tamara mengabaikannya. Mungkin saja ini hanya sekedar kebetulan dan dia juga tidak ingin menerima risiko dibentak oleh Bu Naura karena ketahuan berbicara dengan teman lain di kelas.

Bisa-bisa ini jadi pertimbangan Naura jika ke depan hari dia berpacaran dengan adik kandungnya.

zZz

Tamara tahu kalau Nevan tidak menyukai dirinya, tetapi cewek itu masih ingin berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan perhatiannya. Cewek itu yakin kalau suatu saat dia pasti akan balas menyukainya persis beberapa drama romansa yang pernah ditontonnya.

Tamara percaya diri tentang hal itu. Malahan, jika dibandingkan dengan tokoh utama cewek dalam drama, dia jauh lebih sempurna. Bagaimana tidak, dalam drama Taiwan A Love So Beautiful, It Started With a Kiss, hingga drama Korea Naughty Kiss saja semua pemeran utama ceweknya pada berotak dungu semua, berbeda dengan dirinya yang mempunyai otak cerdas. Selain itu, wajahnya juga jauh lebih cantik.

Jadi, sudah jelas kan pada hasil yang akan didapatnya?

Dengan berbekalkan asumsi seperti itu, Tamara jadi semakin yakin kalau Nevan bisa saja jual mahal karena ingin menilai sejauh mana usaha cewek itu mendekatinya.

Oleh karenanya, fakta dia sekelas dengan Nevan tahun ini turut memancingnya untuk lebih agresif.

Tamara mendapatkan kesempatan bagus karena Nevan sedang makan sendirian di kantin. Tepatnya, dia lebih senang melewati waktu sendirian meski satu-satunya yang betah berteman dengannya adalah Alvian.

My Zone is You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang