Chap 18. Ciuman

596 72 48
                                    




"Ma-maaf, aku beneran ngga sengaja kak," ucapnya menyesal, raut  khawatir dan cemas terpanjar di wajah gadis itu. Dia benar-benar terlihat menyesal atas perbuatan tak sengajanya, dengan kepala tertunduk dan kedua tangan yang bertaut Zura bingung dan hanya bisa terdiam. 

Zevin hanya diam sambil masih menyumpalkan tisu di lubang hidungnya agar darah tak mengucur keluar lagi. Batang hidungnya juga nampak membiru akibat bentrok dengan kepalanya tadi.

Zura mengangkat sedikit kepalanya yang tertunduk dan memperhatikan  petugas UKS hendak membersihkan darah yang masih keluar dari hidung  Zevin, tetapi pria itu  menggeleng tanda tidak mau.

"Biar dia yang tanggung jawab, dia yang ngobatin gua," perintahnya sambil melirik Zura dengan tatapan tajamnya. Zura langsung menciut dan menggeleng pelan.

"A-aku ngga bisa ngobatin orang kak," tolaknya halus.

"Lu keluar aja dek, biar dia aja yang ngobatin gua," Pria itu menyuruh penjaga uks yang sedang bertugas dan kebetulan adalah kelas 10 seangkatan dengan Azura sehingga membuat gadis itu mau tak mau mengikuti perintah kakak kelasnya.

"Sini lu," perintahnya.

Zevin yang duduk di ranjang UKS menatap Zura yang berdiri di dekat pintu, pria itu menyuruhnya untuk mendekat. Ia bimbang sambil menggigit bibir bawahnya, antara kesana atau tidak, akhirnya ia menarik kakinya dengan paksa  dan mendekat ke arah Zevin karena ia juga merasa bersalah atas apa yang terjadi pada singa galak di depannya itu.

"I-iya deh," jawabnya pasrah

Zevin langsung menarik saat tangan kekarnya bisa menggapai lengan mungil Zura.

"E-eh kak," ujarnya kaget

"Obatin hidung guaa, ngerti lo!" ucapnya galak, tapi masih dengan sedikit ringisan keluar dari bibirnya. Akhirnya karena tidak tega ia pun langsung mengambil kapas untuk mengelap bekas darah yang masih bersisa.

"Sa-sakit ya kak?" tanyanya bodoh

"Ya iyalah cebol, pake nanya lagi," ketusnya

"Aisshhh," ringisnya membuat Zura makin hati-hati

"Lagian pala kecil gini kerasnya kek batu, makan apa lo?"

Zura menatap Zevin bingung, "Hah?"

"Makan semen lo?" tanyanya

Zura langsung cemberut mendengar itu tapi tangannya masih berusaha membersihkan sisa darah yang masih mengalir. Tisu yang digunakan Zevin tadi pun sudah dibuang.

Zura sedikit menjinjit karena badannya yang pendek walaupun Zevin sudah duduk masih saja ia kesulitan. Zevin memperhatikan Zura yang sedang menggigit bibirnya karena kesusahan dan kemudian  menyadarinya, pria itu menarik garis bibirnya, ia merasa itu sangat lucu.

akhirnya ia sedikit menunduk dan merendahkan badannya, tapi itu membuat Zura kaget dan membeku.

Gadis itu hendak menempelkan plester di batang hidung Zevin yang bak perosotan itu.

Zevin langsung menatap tepat di bola mata bulat gadis ini, tangan Zura langsung berhenti bergerak dan ia terpaku dengan tatapan pria itu.

"Kenapa?" tanya Zevin dengan tatapan intens

"E-em e-enggak," jawabnya gagu, tiba-tiba ia menjadi gugup dan jantungngnya berdegup kencang.

Zura mengalihkan pandangan dan berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya, ia menggigit bibir bawahnya dan berkata dalam hati.

"Engga, engga boleeh, ngga boleh suka sama Singa garang, pokoknya ngga boleh." batinnya

Zevin tersenyum tanpa sadar melihat pipi Zura yang memerah akibat tatapannya, tangannya bergerak untuk menyentuh dagu gadis itu, Zura refleks menoleh dan lagi-lagi tatapan mereka bertemu cukup lama.

Melody Of You [Ongoing]Where stories live. Discover now