Chap 16. Zevin atau Rio?

1K 84 61
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen💖

🎶

Zevin sudah selesai memasang jaket itu, kemudian ia menatap zura tepat di depan wajahnya yang tertutup helm. Tangan kananya ia gunakan untuk menepuk kepala gadis itu.

Ia menarik senyum tipis.

"Gua ngga suka."

🎶🎶

Deg....

Zura hanya bisa terbungkam, apa-apaan sikap pria ini. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang dan wajahnya memanas. Ia yakin rona merah sudah menghiasi kedua pipinya sekarang.

Senyum tipis Zevin baru pertama kali ia lihat, dan itu sangat mempesona dan mamatikan. Ia bahkan harus berkedip beberapa kali untuk memastikan itu benar. Beberapa tepukan dilancarkan oleh sebelah tangan Zevin membuatnya tambah mati kutu.

Zevin pun akhirnya memundurkan posisinya dan berbalik untuk menaiki motor. Menoleh pada Zura yang masih setia bungkam dan diam, dia hanya menggeleng dengan reaksi berlebihan Gadis itu.

"Ayo naik, mau gue tinggal?" Tanyanya

Zura yang tersadar dari khayalannya langsung menggeleng dengan cepat. Ia berbalik dan menyusul Zevin tanpa menjawab.

Setelah itu motor Zevin melaju meninggalkan caffe. Selama perjalanan mereka hanya bungkam. Zevin yang fokus pada jalanan dan Zura yang fokus menikmati pemandangan malam kota tua ini.

Tak lama mereka sudah sampai di depan rumah Azura. Gadis itu turun dari motor.

"Makasih kak," ujarnya tulus sambil mencoba membuka pengait helm itu.

"Uhhh," gumamnya ketika pengait itu tidak terlepas. Tangannya terus mencoba dan Ia terlihat kesusahan.

Zevin yang geram langsung turun dari motornya dan langsung menghampiri Zura.

Zura sedikit memundurkan langkah dengan tindakan Zevin yang tiba-tiba.

"Eh aku bisa kak," ucap Zura berusaha mengambil alih lagi.

"Cerewet," cibir Zevin.

"Beneran kakk, aku aja," ucap Zura lagi bersikeras.

"Diem, atau gue lempar lo ke tengah jalan." Ancamnya.

Zevin langsung menarik pengait itu memgambil alih tangan Zura yang masih ada di sana sehingga kepalanya sedikit tertarik mendongak. Ia langsung terdiam dan tangannya terlepas dari pengait helm itu. Ancaman Zevin sukses membuatnya bungkam dan takut. Ia ingin sekali memaki Zevin yang seenaknya saja itu. Kakak kelasnya itu memang agak tidak waras.

Zura menelan ludah Zevin tak selesai-selesai dengan pengait itu. Jantungnya lagi-lagi berdetak kencang saat berdekatan dengan Zevin.

Zevin dengan cekatan melepas pengait helm, dengan kepala menunduk ia pun akhirnya berhasil.

Zura kembali ke posisi semula, Zevin tiba-tiba menatap Mata Zura yang masih berada dibalik helm, hanya matanya yang terlihat. Tatapan itu terlihat sangat intens dan membuat Zura gugup.

Melody Of You [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang