MATA LO COPOT!

259 52 11
                                    






Sudah lewat satu bulan semenjak Uchiha dan teman-temannya menjadi penghuni baru di meja mereka. Sakura dan kedua sahabatnya sudah tak lagi mempermasalahkan hal tersebut. Biarlah, kata Ino. Toh si Uchiha tak jarang mentraktir mereka. Dia sering membayarkan makan siang yang sering mereka pesan banyak-banyak, maklum, ketiganya memang kalau makan seolah tak ada hari esok. Rakus macam babi dalam kartun domba yang sering Hinata tonton. Apalagi si Ino, makanya panggilan kesayangan Sakura untuk cewek itu adalah Inopig. Alias Ino si babi.

Nah, Sakura yang pemburu segala hal gratis kan jadi ikutan semangat dan menerima si Uchiha itu. Lumayan khan ditraktir cogan, walau Sakura yakin Uchiha melakukannya sebagai bagian dari trik untuk menarik hati Ino. Sa ae memang dia. Sakura patut memuji strategi cowok itu. Bukan apa-apa, soalnya Sakura kan jadi ikut dapat untungnya. Xixixi.

Justru sekarang ia yang suka dugun-dugun gemas melihat balasan Ino. Sahabatnya itu terlihat biasa saja dan malah menanggapi Uchiha dengan santai seperti perlakuannya pada teman lelaki mereka yang lain. Enggak peka banget deh. Sok cantik memang. Kasihan dongs Uchiha sudah berbaik hati menghamburkan uang jajannya untuk mereka nikmati.

Ya walau Uchiha memang kaya sih, pikir Sakura.

Lalu, entah bagaimana. Ide aneh terlintas di benak Sakura. Melihat perjuangan Uchiha untuk menggait perhatian Ino, cukup membuat Sakura terkesan. Siapa sangka kan Uchiha yang cuek ternyata benar-benar tertarik pada sahabatnya itu. Dia berubah macam Arjuna mencari cinta, hasekkk.

Jadi pemikiran itulah yang menjadi alasan Sakura berpindah kursi untuk menghampiri Uchiha yang sibuk merunduk bermain ponsel.

Kini mereka hanya duduk berdua dengan kegiatan masing-masing. Ino dan Hinata tengah memesankan makan siang untuk mereka nikmati bersama. Sedangkan teman Uchiha yang lain tengah berada di lapangan, bermain basket. Uchiha tidak ikut dengan alasan sedang malas gerak.

Well, Sakura setuju. Cuaca yang panas memang membuat siapa pun menjadi tidak ingin banyak aktivitas. Gerah cuy.

Sakura pikir, teman-teman Uchiha memang tidak punya otak karena mau bermain di lapangan yang seolah bertransformasi menjadi Gurun Sahara. Halah lebay kamu Sak!

"Woi Uchiha!" bisik Sakura tapi dengan nada ngegas.

Uchiha menoleh, memberi isyarat bertanya dengan pandangan mata legamnya.

Sakura menelan saliva, wah kok ada ya orang yang terlihat tjakep ketika tengah memasang ekspresi begitu. Hidung mengerut dan alis terangkat satu. Uchiha bagai oase di teriknya matahari ini. Sebuah fatamorgana indah ulala. Membuat Sakura terpesona dan meleleh bagai mozarela. Ck, fokus Sak!

Sakura mengerjap, berusaha menolak pesona Uchiha yang menguap menebar ke mana-mana macam udara kantin yang semakin lama semakin pengap oleh populasi manusia yang bejibun.

"Gue tahu," Sakura memulai kalem "-alasan lo dan geng lo selama ini ikut gabung di meja kami adalah," Sakura menarik nafas. Rautnya serius macam detektif Conan ketika tengah menghadapi kasus pembunuhan. Wanjay lah! Sakura memang beda!

"-karena elo naksir dan lagi coba pedekate ama Ino. Terlihat sih ya dari cara lo selama ini, duduk mepetin dia, ikut nonton kalo dia nonton, ikut ketawa kalo dia ngelawak -yang padahal garing kriuk macam rengginang gosong. Bahkan elo sampai traktir kami deh saking kerasnya usaha lo ngambil hati dia. Nah sebagai teman yang baik –buat Ino ya bukan elo, secara kita kan baru kenal satu bulanan- jadi, apa tadi?, oh iya, jadi gue sebagai teman yang baik akan membantu lo untuk ngedapetin hatinya si babi."

Sakura mengatakannya dengan satu tarikan nafas panjang. Macam Jennie Blackpink kalo lagi ngerap, no jeda, no interupsi bos. Ya tapi lumayanlah ya, ngos-ngosan juga sih akhirnya.

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang