Hypophrenia

106 2 2
                                    

ada sesak akan isak penyesalan dikala samar kabar tentangmu saat ini,bahwa kamu sudah menemukan seseorang dan denganya kamu mengikat janji.

Kamu memintaku untuk hadir,memaksaku bertamu pada bahagia dimana aku tidak merasakan serpihan bahagia itu sendiri.

Aku tidak bisa melakukan apapun seperti yang kamu lakukan dahulu saat aku berusaha memberi janji padamu.

Sebenarnya Aku tidak bisa terima atas bahagiamu sebab aku selalu percaya bahwa akulah yang paling mampu membahagiakanmu.

Kenyataanya berbeda,padanya kasihmu ada

Kamu selalu memberi harapan namun tidak pernah memberi kesempatan,
Menjadikanku teman cerita, sudah cukup membuatku bahagia meski topik utamanya selalu perihal dia.

Sungguh aku ingin bersamamu walau hanya sebentar,setidaknya cukup untuk menutupi rasa ketidak ikhlasan ini sesaat.

Karena kini bersamamu hanyalah sekedar ingin,
Dan penyesal-penyesalan yang terucap dingin.

Difikiranku masih bertebaran namamu namun ketidak adaan hal-hal dihatimu tentangku membuat sesak-sesak ini tak berujung.

Satu-satunya prestasi yang telah aku raih adalah anugrah kehormatan yang kau sematkan atas hancurnya segala perasaan.

Tersenyum hanyalah sampul yang aku lekatkan pada buku berjudul perih yang engkau berikan sebagai kenang-kenangan

Ditemani kepulan asap sampoerna mild yang aku bakar dengan kecemburuan,dan menikmati kepergian bersama secangkir kopi dan beberapa pengharapan

Dilain tempat,akupun mendengar dongeng perihal kau dan dia berpelukan dalam ikatan pernikahan.
Sedangkan
Aku disini berpelukan dengan kesendirian.

Hatimu resmi dia miliki,
Dengan barisan selamat yang mengiringgi dalam ikatan suci.

"Secangkir Rindu Dengan Pahit Yang Sempurna"Where stories live. Discover now