Tiara Lestari

9.4K 1.7K 83
                                    

Hari ini Jundan, Ruby, Senja, dan Wendy sengaja berkumpul di rumah Alf-Elf untuk membahas foto temuan mereka. Kebetulan ini hari libur, mereka memiliki banyak waktu luang.

"Dosa nggak sih kita nyimpen foto ini? Harusnya kita balikin aja ke Picolo!" celetuk Ruby.

"Balikin begimana, orang kita nemuinnya hari Jumat kemarin, sekarang hari Sabtu, sekolah libur. Lo mau ke rumahnya ngasih foto doang?" Alf menimpali.

"Jadi ini beneran Kak Lestari?" Jundan melirik Senja, cewek itu lebih banyak diam sedari tadi.

Senja mengangguk. "Gue yakin itu dia, wajahnya sama persis, dia nggak bertambah tua sama sekali."

"Enak ya jadi hantu, awet muda!" komentar Wendy yang langsung mendapat teguran Elfrey.

"Yaudah, kamu jadi hantu aja sana!"

Wendy langsung cemberut. "Kan Wendy cuma komen, Wendy mana mau mati sebelum Elfrey nikahin Wendy."

Ruby dan Alfarez terkikik bersamaan.

"Udah deh, kalian berdua mending jadian aja!" komentar Ruby.

"Wendy dan Elfrey kan udah jadian," jawab Wendy blak-blakan.

Elfrey tersedak jus jeruknya. Dia ingin membekap mulut Wendy tapi cewek itu udah terlanjur ngomong, berharap saja kalau mamahnya tidak mendengar omongan Wendy tadi. Elfrey sengaja meminta Wendy merahasiakan hubungan mereka pada siapapun karena mamahnya masih bersitegang dengan ibunya Wendy.

"Serius?" tanya Alf. "Wah, lo bisa nembak cewek juga ternyata!" Alf menepuk bahu saudaranya.

"Sebaiknya kalian berdua hati-hati!" Jundan memperingatkan.

"Kenapa emang?" tanya Elfrey.

"Ellie..." sahut Jundan dan Senja hampir bersamaan.

"Ellie suka sama elo Elf, dia nggak akan segan-segan nyelakain Wendy seperti dia nyelakain gue kalau tahu kalian berdua udah jadian." Senja memperingatkan.

"Santai aja, Elfrey nggak mungkin biarin si Annabelle disentuh Ellie, ya kan Elf?" Alf lalu menoleh pada Jundan. "Trus kalian berdua kapan?"

"Kapan apanya?" tanya Jundan ketus.

"Jadiannya lah, lo nggak mau nembak Sen..."

"DIEM LO!!!" Jundan membentak Alfarez sebelum ia sempat merampungkan kalimatnya.

"Udah-udah, jadi gimana rencana kita selanjutnya?" Senja menengahi perdebatan itu.

Mereka langsung diam berpikir.

"Gimana kalau kita cari tahu siapa Mbak Lastri, bagaimana, dan kenapa ia bisa mati?" Ruby memberi usul.

"Gimana caranya? Nyuri arsip sekolah?" tanya Elfrey.

"Tentu saja," sahut Senja cerah. "Wendy bisa melakukan hal itu, ya kan, Wen!"

"Ehh..." Wendy terlihat tidak yakin.

"Lo mau masuk ruang TU dan nyuri arsip gitu? Yang benar saja!" Elfrey tidak setuju kalau Wendy harus datang ke sekolah malam-malam buat nyuri arsip.

"Bukan pakai cara itu, Elf. Itu cara kuno, sekarang semuanya udah pakai IT!" omel Senja.

"Maksud lo?" Ruby memicingkan mata.

"Wendy bisa ngehack, papanya juga hacker profesional." Senja tersenyum dan menyeruput minumannya.

Keempat cowok itu saling pandang.

"Serius?" Elfrey bertanya, tak yakin.

Wendy mengangguk. "Masa Elfrey nggak ingat pertama kali kita ketemu, Wendy kan pernah minta nomor ktp-nya Elfrey. Sebenarnya kalau Elfrey ngasih Wendy nomer KTP waktu itu, Wendy langsung bisa tahu semua data Elfrey," jujur Wendy.

High School and Rebellion [Misteri Gedung Olahraga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang