Rahasia Wendy

11.5K 1.7K 82
                                    

Wendy Agatha menutup wajah dengan selimutnya saat seseorang membuka tirai kamarnya dengan paksa. Cahaya mentari pagi begitu menyilaukan pandangannya.

"Ah, Mommy aku bilang belum mau bangun!" erang Wendy tanpa membuka mata.

"BANGUN, WENDY!!! PARA PAHLAWAN BISA NANGIS DI KUBURANNYA NGELIHAT GENERASI MUDA MASIH MBANGKONG JAM SEGINI!"

"Hah?" Wendy megap-megap mendengar teriakan dahsyat itu. Suara itu bukan milik mamanya karena suara mamanya lebih jelek dan cempreng lagi.

"Bintang Senja, ngapain kamu di kamarku?" tuntut Wendy tidak suka karena ketenangannya diusik.

"Ayo bangun!" Senja menarik selimut Wendy karena cewek itu kembali memejamkan mata.

"Gak mau! Ini kan hari libur! Itu artinya mandi dan bersih-bersih juga libur!" Wendy menyurukkan wajahnya kembali di tumpukan bantal.

"Kamu nggak nganterin Mama kamu check up?" Senja duduk di samping ranjang Wendy.

"Semalem udah, makannya Wendy ngantuk," sahut Wendy.

"Yaudah cepetan mandi biar nggak ngantuk. Gue ajak elo ke suatu tempat, elo pasti mau!" Senja mengiming-iminginya tapi Wendy tetap pada posisi rebahannya.

"Gak mau, ah! Wendy mau bobok aja!"

"Yaudah, kalau gitu aku ke rumah Elfrey sendirian aja."

Wendy tiba-tiba menegakkan tubuhnya. "Hah? Elfrey? Kenapa nggak bilang dari tadi sih. Oke, aku mandi dulu!" Wendy segera melesat mengambil handuknya.

Beberapa menit kemudian Wendy sudah siap mengantarkan sepupunya. Mereka turun dan mengeluarkan motor Wendy dari garasi.

"Kamu mau ngapain ke rumah Elfrey?" tanya Wendy sambil memasang helmnya.

"Ngebalikin jas lab."

"Kenapa nggak besok Senin aja?" Wendy terus bertanya.

"Besok Senin udah dipake praktikum lagi. Tapi gue harus nemenin Shasha Olimpiade Kimia, jadi nggak bisa masuk kelas."

Setengah jam kemudian mereka sampai di sebuah rumah dua tingkat dengan cat berwarna putih. Pagar rumah itu lumayan tinggi jadi nggak begitu kelihatan dari luar. Halaman rumahnya cukup luas dan asri. Wendy dan Senja saling berpandangan.

"Beneran ini rumahnya? Senja, kamu nggak salah nyasar di rumah DPR atau artis, kan?" tanya Wendy.

Senja melihat ponselnya. "Bener kok,"

"Gede amat rumahnya!" komentar Wendy.

Senja segera memencet tombol bel. Sebuah suara menyahut dari intercome.

"Siapa?" tanya suara itu, sepertinya suara wanita.

"Emm, ini Bintang Senja, mau mengembalikan jas laboratorium milik Elfrey."

"Ooh, temennya Den Elfrey, yaa. Den Elfrey baru sibuk. Masuk dulu saja, tunggu sebentar ya, Non." Suara wanita itu terdengar ramah.

Tak lama kemudian pintu gerbang itu bergeser dengan sendirinya. Wendy merapat pada Senja.

"Kenapa?"

"Itu gerbangnya geser sendiri, nggak ada hantunya kan?" tanya Wendy.

Senja memutar bola matanya. "Ya enggak lah, itu kan gerbang otomatis."

"BINTANG!!!" teriak seseorang dari belakang.

Wendy dan Senja menoleh bersamaan. Tampak Alfarez berlari memasuki gerbang, kelihatannya dia dari lari pagi, melihat keringatnya yang bercucuran.

High School and Rebellion [Misteri Gedung Olahraga]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang