EXTRA CHAPTER [2]

269 31 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Setelah lepas dari acara organisasi yang benar-benar telah selesai. Aku dan Shinta kembali mengatur ulang rencana untuk pergi di akhir pekan nanti.

Karena, hari minggu menjadi hari pameran dkv yang tentu saja Shinta harus menghadiri acaranya, kami sepakat untuk pergi hari sabtu. Selepas kelas pagiku.

Fakhri tidak bisa ikut, karna katanya dia sudah ada janji pergi ke pameran buku di salah satu toko buku pusat kota. Jadi, hanya aku dan Shinta yang pergi.

"Jadi, lo sekarang udah resmi dong balikan sama Dito?" tanya Shinta antusias.

Aku menganggukkan kepala dan merasa salah tingkah. Kami berdua sedang berada di bioskop, menunggu film yang telah kami beli tiketnya untuk tayang. Selagi menunggu, aku menceritakan tentang Dito dan aku yang kembali menjalin hubungan.

"Wah wah, pajaknya dong pajaknya!" serunya lagi lebih antusias. Sampai beberapa orang yang duduk sedang menunggu jam tayang menoleh ke arah kami.

Aku hanya mengulum senyum dan menahan Shinta untuk tidak berseru heboh lagi.

***

Tayangan film yang seru dan menguras emosi itu telah selesai. Shinta masih menangis dan sibuk menghapus air matanya. Aku hanya tertawa kecil melihatnya. Kami keluar dari bioskop setelah Shinta merapikan make up nya di toilet. Kami memutuskan untuk makan dulu, sebelum mulai berkeliling.

"Ta itu bukannya Fakhri ya?" saat kami melewati toko aksesoris yang menjual berbagai barang khas Jepang, aku melihat sosok Fakhri ada di sana bersama seorang gadis yang sangat aku kenal.

Itu Wulan. Jadi, Wulan dan Fakhri saling kenal, sejak kapan?

Aku hendak melangkah mendekati mereka. Namun, Shinta menahan langkahku.

"Jangan kesana Sa, ayo kita kan mau cari makan." Shinta langsung menyeret ku pergi.

"Kenapa Ta? Itu kan Fakhri, sama temen aku. Aku mau nyamperin." Aku mengajukan protes.

"Duduk dulu, gue yang pesen, lo mau pesen apa?" Shinta menyodorkan lembaran menu padaku. Aku yang merasa lapar mau tidak mau tergoda melihat gambar ramen di menu yang sangat menggugah selera.

Setelah memilih dan menyebutkan pesanan pada Shinta, Shinta berlalu ke meja kasir dan kembali lagi setelah membawa dua minuman dingin di tangannya.

"Ramennya lagi dibikin, lo minum aja dulu," Ia menggeser satu gelas tinggi minuman yang ternyata milkshake coklat ke depan ku.

"Kenapa Ta? Lo harus cerita."

Agaknya memang ada yang disembunyikan Shinta. Dia menghela napas karna tak bisa lagi menghindar dari pertanyaanku.

"Waktu itu gue liat lo posting di ig foto sama Dito, kan gue chat lo langsung dan tanyain 'lo balikan sama Dito ya?' inget kan?"

Aku mengangguk. Tentu saja aku ingat.

"Jadi, si Fakhri lagi di rumah gue, abis acara makan malam keluarga gitu. Kita lagi duduk-duduk di teras. Gue excited dong kalian balikan, terus gue cerita ke Fakhri. Dia marah."

"Marah?"

"Bentar, sebenernya Fakhri tau tentang kita dulu. Dia jadi tempat curhat gue. Gara-gara itu dia juga rada kesel sama Dito, katanya Dito pengecut. Padahal waktu kecil mereka deket. Gue, Fakhri sama Dito. Tapi, ya karna hal itu dia jadi males temenan sama Dito lagi. Apalagi setelah dia ketemu lo, sekelas sama lo dan selalu cerita tentang lo ke gue."

Aku teringat kejadian di rooftop perpus waktu itu. Ketika Fakhri berujar, 'Pengecut.' di sebelah Dito. Jadi, karna dia tau semuanya.

Aku hanya diam menunggu kelanjutan cerita Shinta dan mulai merasa tak nyaman.

"Fakhri suka lo Sa. Dia bilang, dia jatuh cinta sama lo pas liat lo pertama masuk kuliah. Dia udah suka, apalagi kalian sekelas. Dia gak bisa ngelakuin hal yang normal kalau suka ke orang, kayak baik ke lo atau perhatian ke lo, dia cuma bisa nunjukin gimana dirinya apa adanya, yang menurut lo dia sombong, nyebelin, karna dia cuma bisa ngelakuin hal itu dan gangguin lo tiap hari buat nunjukin gimana dia suka ke lo."

Aku meneguk saliva susah payah. Rasanya aku tidak percaya dengan yang Shinta ucap barusan.

"Masa sih Ta?"

Shinta mendesah pelan. "Iya Sa."

Aku tidak bisa tak percaya dengan ucapan Shinta. Dari mata gadis itu sama sekali tak tampak kebohongan dia serius. Serius tentang Fakhri yang menyukai ku.

Lalu Wulan? Mereka dekat sejak kapan? Apa jangan-jangan Fakhri hanya ingin menjadikan Wulan sebagai pelarian?

Wah, ini tidak bisa dibiarkan.

***

-Selesai-
Kembali Temu di Bawah Hujan sudah selesai.

Gimana menurut kalian? Coba komen disini ya😄

Mulai sekarang Gerimis Siang Itu sebagai Hujan Series ke-3 akan update. Ada beberapa latar dan alur yang sama, yang membedakan di Gerimis Siang Itu aku pakai sudut pandang orang pertama yaitu "Wulan"

 Ada beberapa latar dan alur yang sama, yang membedakan di Gerimis Siang Itu aku pakai sudut pandang orang pertama yaitu "Wulan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa di cek di profil aku ya. Gerimis Siang Itu sudah tamat. Terimakasih😊

Sekali lagi terimakasih buat kalian yang udah baca, vote, dan komen cerita ini🙏

Tetap selalu dukung aku ya, di cerita lainnya😊🌻

Love,
cravesan

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang