24. Rooftop Perpus

158 35 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Acara jalan-jalan keluarga gagal. Karna keadaan Alvin yang babak belur dan memar dimana-mana. Mama berseru heboh saat aku membopong Alvin masuk ke rumah. Dan Papa hanya bilang, kalau Alvin bonyok seperti ini lagi, ia akan dipulangkan ke Aussie.

Alvin tentunya tak mau. Ia sudah merasa nyaman tinggal di sini dan tak ingin kembali ke Aussie. Kata Alvin, dia bosan hanya melihat salju di Aussie terus-menerus. Kalau di sini dia bisa menikmati sinar matahari kapan pun ia mau.

Alhasil, Papa memesan makanan lewat daring. Dan acara makan besar bersama keluarga pun dimulai.

Alvin tentu saja suka melihat makanan sebanyak ini. Namun, ia tak bisa memakan semuanya sebab luka sobek di bibirnya membuat perih. Jadi, ia hanya bisa makan dalam porsi kecil.

Kasihan sekali.

Kalau dalam keadaan normal, aku dan Alvin bisa mengadakan lomba makan tercepat. Karna sungguh semua makanan yang Papa pesan adalah makanan kesukaan kami.

Aku jadi kasihan melihat Alvin seperti ini.

Semoga saja, masalahnya dengan pacar Tania cepat selesai.

***

Aku kembali ke kos besok paginya. Ada kelas dadakan tepat jam delapan pagi karna, jadwal kelas yang biasanya jam dua siang dibatalkan. Katanya, sang dosen yang terhormat ada urusan penting.

Terserah dosennya saja lah.

Untungnya, Papa mau mengantarku pagi-pagi sekali kembali ke kos. Jadi, aku tak perlu rusuh dan melayangkan kekesalan ku kepada dosenku yang tercinta itu.

H-4 acara. Kami kembali rapat. Setelah kelasku selesai. Aku langsung menuju tempat rapat di rooftop gedung perpustakaan. Aku diantar Fakhri. Katanya sekalian jalan, soalnya dia ingin ke perpustakaan juga.

Omong-omong dengan rooftop perpustakaan yang baru saja selesai pembangunannya dua minggu lalu, yang katanya sengaja dibuat untuk menarik mahasiswa ke perpustakaan. Ada beberapa tempat duduk dengan sofa yang nyaman yang disebar di lantai rooftop. Rooftop ini memiliki atap transparan yang akan melindungi sofa-sofa warna-warni itu dari air hujan.

Aku baru dua kali ke rooftop ini dan masih merasa takjub dengan pemandangan langit biru yang bisa aku lihat jelas dari atap transparan.

Suasanya sepi. Agaknya karna siang hari dan sinar matahari sedikit mengganggu atau mungkin, karna sudah di reservasi oleh organisasi ku untuk rapat siang ini.

Fakhri juga ikut menemaniku di rooftop. Karna anggota rapat sama sekali belum ada yang datang. Hanya aku sendiri dan Fakhri dengan dalih menemani.

Aku duduk-duduk memandangi langit biru dari atap transparan. Warnanya cantik. Ide untuk memberi atap transparan di rooftop ini sangat-sangat brilian.

Tak lama Dito datang bersama Kak Daffa. Aku tersenyum dan menyapa mereka basa-basi. Hingga Dito melihat kehadiran Fakhri di dekatku.

"Sa, gue balik ya," ujar Fakhri pamit.

Aku menganggukkan kepala.

Fakhri lalu beranjak berdiri, berjalan ke arah Dito lalu berhenti tepat di samping cowok itu. Sebentar saja dan aku mendengar Fakhri berseru. "Pengecut!" Di telinga Dito.

Ekspresi mereka sama-sama tegang. Dan aku tak kalah tegangnya. Setelah berucap seperti itu, Fakhri pun berlalu pergi.

Agaknya Fakhri tahu masalah kami. Aku, Shinta dan Dito dulu.

***

Ah, iya cuma mau bilang. Adegan tambahan yang bisa dibilang uwu, hehe, udah aku update di ig.
Yuk yuk mampir di akun aku @/sansan_wp.

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang