12. Princess-nya Alvin

215 40 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Dia datang tepat setelah aku selesai berpakaian dan mandi. Aku keluar kama dengan handuk masih melilit rambutku.

"Baksonya mana?" Aku langsung menanyakan bakso bukannya menyapa dirinya yang sekarang merengut kesal.

Ia menyembunyikan sekantung bakso di balik punggungnya dan berujar ketus, "Aku pulang dulu!" Dan langsung balik arah namun, aku langsung menahan kepergiannya sembari tertawa.

"Jangan pergi dulu, ish dasar ngambekan." Aku menarik tangannya menuju sofa dan menyuruhnya duduk, setelahnya aku kembali ke kamar untuk menyisir rambut kemudian mengambil satu botol besar air dingin dari dalam kulkas dapur dan dua mangkuk serta sendok dan garpu sebelum kembali ke tempatnya duduk.

"Mama bilang, hari minggu kamu harus pulang."

Aku berhenti sebentar menuangkan kuah bakso ke dalam mangkuk lalu mendelik padanya. "Sejak kapan lo manggil Mama ke Mama gue?"

Ia berdecak dan balas melirik ku tak suka. "Kasar banget sih ngomongnya. My Princess aku ngomongnya gak kayak gitu." Ia memajukan bibir bertingkah manis.

"Aduhh My Princess gimana sih, ngomongnya kasar banget." Dengan nada yang dibuat-buat, Tania yang baru turun dari kamarnya di lantai dua ikut bergabung dengan kami.

Aku hanya mendesah pelan dan dia tertawa.

Ah, agaknya kita perlu perkenalan lagi. Dia yang selalu memanggil ku 'My Princess ' sebenarnya, sepupu jauh ku di Aussie. Sejak aku pindah kesana dan tinggal bersama Bang Genta, aku mengenalnya yang ternyata tetangga sebelah rumahku dan sepupu jauh ku. Aku tak terlalu mengerti seluk beluk keluarga Ayahku yang berasal dari Aussie, namun yah sekali lagi yang jelas di sepupu jauh ku.

Namanya Alvin, aku sering menyamakannya dengan Alvin yang memiliki banyak penggemar di televisi. Dan dia tak suka disamakan dengan itu.

Lalu, sejak aku kembali ke sini dan tinggal bersama Mama, tak lama ia juga ikut. Dia memilih salah satu universitas yang dekat dengan rumahku dan tinggal bersama Mama. Sedangkan aku, anaknya Mama menyewa kos-kossan dan tinggal jauh dari rumah. Salah ku juga sih, memilih kampus yang jauh. Namun, tak apa karna aku bisa belajar hidup mandiri mulai sekarang.

Asal mula Alvin memanggil ku dengan istilah 'My princess' karena saat di Aussie aku sengaja mewarnai rambutku mirip dengan rambut penduduk asli di sana. Warna pirang. Menurut Alvin aku lebih mirip seperti Elsa dan sejak itu dia selalu memanggilku 'My Princess'.

"Kurang pedes Sa," ucap Tania yang baru saja mencicipi kuah bakso di mangkukku. Ia menaruh sambal yang ada dalam bungkusan terpisah ke dalam kuah bakso, lalu mencampurkannya dan mencicipinya kembali sebelum mengangguk puas dengan rasanya.

"Gimana  rasanya tinggal di sini Vin?" Tania mengalihkan pandangannya pada Alvin dan aku mencoba suapan pertama bakso dalam mangkukku.

"Seru, apalagi bisa liat Sasa terussss."

Tania tertawa heboh dan mulai mengejekku dengan panggilan 'My Princess-nya Alvin'.

Aku hanya diam dan berusaha menahan sekuat tenaga untuk tak menjitak kepala mereka satu per satu.

Fyi, Tania sudah kenal Alvin di Aussie, bahkan mereka lebih dulu akrab seban pernah satu sekolah di salah satu High School disana. Saking akrabnya mereka, mereka kompak mengejekku dan agaknya panggilan My Princess-nya Alvin akan tersemat lama padaku nantinya.

"Sayang deh sama Princess-nya Alvin," sahut Tania saat aku memberikannya isi mangkuk bakso ku yang membuat aku tiba-tiba kehilangan selera setelah diejek terus-menerus.

Dan Alvin hanya tertawa seraya mengusap puncak kepalaku pelan.

***

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang