6. Latihan Dasar Kepemimpinan Sungguhan

269 47 17
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Malamnya, setelah mandi dan istirahat sebentar. Kami makan malam bersama di ruang tengah. Agaknya hari ini tak ada kehebohan seperti kemarin sebab semuanya terlihat benar-benar kelelahan.

Aku duduk bersandar di dinding sembari menunggu makanan yang belum juga datang. Kata teman ku, panitia konsumsi sedang mempersiapkannya.

Tadi pagi, hujan deras sampai menjelang sore. Kami benar-benar diberi latihan bagai prajurit lapangan. Bermain lumpur dan tak ada yang boleh istirahat atau berteduh selain yang sakit. Seru sih, tapi efeknya luar biasa lelah. Aku rasa, sesampainya di kos nanti aku akan menyewa tukang pijat untuk memijat seluruh badanku yang rasanya sakit semua.

Aku tak terpikirkan lagi untuk memerhatikan Kak Nadine dan Dito setelah kecurigaan ku semalam. Namun, aku mendapat info baru kalau ternyata Kak Nadine pernah menyatakan perasaan sukanya pada Dito secara langsung. Wah, berani sekali bukan? Tapi, sayangnya Dito menolak sebab alasan yang tak jelas.

Makanan datang dan semua temanku bersorak senang lalu makan tanpa suara. Aku mulai mengisi amunisi energi dan mulai mengantuk.

Dilihat untuk malam ini, tak ada acara lagi. Untungnya, ketua pelaksana yang mengumumkan kalau besok kami semua akan pulang dan setelah makan malam disuruh untuk segera beristirahat. Semuanya bersorak senang.

Namun, tak ada kemudahan setelah kesulitan. Agaknya peribahasa itu berlaku di sini. Tepat tengah malam kami dibangunkan dan harus mengikuti acara jurit malam.

Gelapnya malam tak membuat ku takut. Hanya saja aku malah dibuat mengantuk. Setelah melewati dua pos dan menunggu untuk pos berikutnya sebab masih ada anggota kelompok di sana, aku duduk dan terkantuk kantuk. Dan tiba-tiba saja ada hawa dingin yang mendekat.

Ah tenang, itu bukan hantu atau sejenis makhluk gaib lainnya. Itu ternyata Dito yang datang dengan sekaleng kopi dan menempelkannya di pipiku. Ia mengisyaratkan aku untuk diam dengan menempelkan jari di bibir.

Aku menurut dan melihat teman sekelompokku yang tak menyadari kehadiran Dito. Setelahnya, ia pergi begitu saja dan menghilang dibalik semak-semak.

Waktu dua jam telah berlalu. Jurit malam telah selesai dan kami kembali dikumpulkan di tengah lapangan dengan api unggun yang menyala ditengah-tengah. Malam masih kelam dan ternyata jam baru menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Aku sudah tersadar sempurna akibat sekaleng kopi yang diberi Dito tadi.

Sekarang cowok itu terlihat berbaur bersama teman-temannya dan aku tak melihat keberadaan Kak Nadine di kumpulan senior di sana. Ah, sudahlah itu juga bukan hal yang penting.

Para senior memperkenalkan diri mereka satu persatu di hadapan kami semua. Kami disuruh berdiri melingkari api unggun yang mengeluarkan bunyi gemeretak kayu yang terbakar. Setelahnya giliran Dito tiba, di sini aku sudah merasa tak enak.

Sesudah memperkenalkan dirinya, Dito sebenarnya sudah kembali ke barisannya. Namun, salah satu temannya berceletuk tentang rumor yang beredar disekitar Dito.  Katanya Dito sedang menunggu gadis yang telah pergi jauh akibat kesalahannya dulu. Drama sekali memang dan membuat aku ingin beralasan sakit pada panitia kesehatan agar dibolehkan ke kamar lebih dulu.

Semua orang bersorak dan menunggu tak sabar tanggapan Dito. Cowok itu awalnya tergelak dan mulai buka suara. "Hehe, jadi orang-orang anggap rumor itu bener ya?"

"Ya makanya lo jelasin sekarang tentang rumor itu, beneran apa kagak?" sela temannya dan sorakan kembali terdengar.

"Astaga, gue berasa main tod sama kalian semua." Kemudian ia tergelak lagi. "Kayaknya gue perlu lurusin deh tu rumor." Sorakan yang heboh tadi seketika hening seperti telah dikomandoi untuk mendengar apa yang akan Dito katakan.

"Semuanya bener. Rumor itu bener. Dan gue sendiri yang ngomong gitu ke salah satu orang yang gak gue sangka bakal tersebar ke semua orang." Kembali, sorakan serta gelak tawa membahana terdengar.

"Jadi, tu cewek udah balik belum?"

Dito terlihat salah tingkah namun setelahnya cowok itu mengangguk. "Udah, dia di sini sekarang."

Reaksi semua orang sudah bisa ditebak. Heboh luar biasa. Ke dua temanku ku pun ikut dibuat menggila. Seperti baru saja menonton adegan kissing di drama Korea.

"Kalau boleh tau nih ya, pasti semuanya penasaran kan? Siapa sih tu cewek yang kata lo ada di sini?" Temannya kembali berujar. Aku rasa senior yang satu itu benar-benar ahli kalau diajak untuk demonstrasi.

Sebelum Dito menjawab. Dan keheboham kembali hening. Pekikan dari arah villa terdengar. "Nadine pingsan!"

***

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang