19. Setelah Reuni Selesai

183 35 9
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Setelah reuni dan berbincang beberapa hal lagi, aku dan Shinta memutuskan kembali ke kampus. Dia katanya masih ada beberapa pekerjaan mengenai pameran jurusan dkv yang akan diadakan seminggu lagi. Ia menyuruh ku untuk datang. Tentu saja aku menyanggupinya.

Kami berjalan bersama setelah keluar dari kafe. Rasa sesal saat aku pergi dua tahun lalu sudah terbayar sekarang. Semuanya menjadi lega dan ringan tiap aku melangkahkan kaki.

Kembali berbincang dengan Shinta setelah sekian lama, membuat aku terkenang saat-saat di sekolah menengah atas. Saat dimana kami masih seperti anak-anak.

Ya, meskipun sekarang yang masih seperti anak-anak adalah aku. Sedangkan Shinta telah berubah menjadi wanita dewasa yang mempesona. Aku kagum padanya.

Gedung lantai dua student center telah di depan mata. Kami melihat segerombolan mahasiswa teknik yang memenuhi pelataran parkir depan student center.

Terkadang aku merasa ngeri sekaligus takjub dengan tiap hal yang menyangkut mahasiswa teknik apalagi rasa solidaritas mereka. Tiap yel-yel yang diteriakkan langsung menyentuh titik terdalam sanubari, bisa membuat sesi merinding yang nyaman dan tersentuh dengan tiap kalimat yang diteriakkan, rasanya seperti sedang menonton film-film sejarah tentang kemerdekaan.

"Wah rame banget," respon Shinta yang juga takjub melihat kumpulan mahasiswa teknik itu.

"Iya Ta, mereka mau ngapain ya?"

"Katanya ada salah paham gitu sama susunan kabinet presiden mahasiswa tahun ini."

"Oh, gitu." Aku mengangguk-angguk mengerti.

Kampusku memakai sistem presiden mahasiswa atau disingkat presma. Sama seperti susunan pemimpin negara dengan kepala negara presiden, kampusku juga mengusung hal yang sama.

Jajaran pemimpin di bawah presma, ada wapresma, dpmu, dpmf, lalu bem, dan ada bemf, serta hmj dan ukm serta ukk.

Organisasi ku termasuk ke dalam ukm. Sedangkan Shinta adalah salah satu wakil gubernur bemf dkv. Tingkatannya lebih tinggi dariku dan aku kagum padanya.

Namun, Shinta lagi-lagi merendah. Katanya dia bukan apa-apa.

Suasana ramai di lapangan parkir depan student center membuat kami harus memutar agar bisa menuju tangga lantai dua gedung student center.

Setelah perjalan putar-memutar jalan yang cukup melelahkan. Dan mungkin saja ada yang mengira kalau kami kurang kerjaan, karna sebenarnya bisa saja sih lewat di antara kumpulan mahasiswa teknik dengan meminta permisi baik-baik, namun kami terlalu takut untuk mengganggu kegiatan mereka. Dan alhasil setelah sepuluh menit berjalan kami akhirnya bisa menapaki tangga menuju lantai dua gedung student center.

"Mereka belum kelar juga ya," ujarku pada Shinta seraya menaiki tangga.

"Biasanya lama sih, tapi gak tau deh soalnya udah ada presma ditengah-tengah mereka."

Aku melihat kembali ke lapangan parkir student center. Dari balkon lantai dua, aku bisa melihat jelas wajah mereka. Salah satunya ada Rafi, pacar Tania teman satu kosku. Lalu di tengah-tengah mereka presma yang dibilang Shinta sudah hadir, dari sini aku bisa melihat bagaimana wibawanya dengan dia berbicara santai saja, kumpulan mahasiswa teknik diam mendengarkan.

Agaknya permasalahan mereka hanya kesalah pahaman saja.

Aku ikut masuk ke dalam ruangan bemf dkv. Suasana glow in the dark membuat aku sudah siap menyiapkan kamera ponsel.

Awalnya Shinta ingin kembali melanjutkan pekerjaannya di sini mengurus beberapa proposal yang berhubungan dengan pameran dkv minggu depan. Namun, setelah melihat aku asik berpose dia tidak mau ketinggalan.

Alhasil kami sibuk foto-foto dan banyak mendapatkan potert kami berdua, maupun sendiri-sendiri.

"Bagus hasilnya, padahal gak dibantu filter."

"Iya dong," ujarku bangga. Hasil merawat ponsel dengan baik dan tidak pernah jatuh sama sekali membuat kualitas kamera ponsel ku tetap bagus. Ditambah lagi background glow in the dark yang membuat hasil poto tampak lebih cantik.

Aku sibuk mengirim foto-foto kami pada ponsel Shinta saat dua orang datang dan mengucapkan salam.

Aku refleks mendongak dan tersenyum saat Kak Daffa datang dan berbicara pada Shinta tentang perihal desain untuk acara organisasi kami dua minggu lagi.

Setelah proses mengirim selesai, aku menaruh ponsel Shinta di atas meja dan ijin pamit untuk keluar karna rasanya berada di dalam ruangan dengan orang yang membicarakan suatu hal tanpa kita mengerti, sedikit membuat ku tidak nyaman.

Namun, saat baru melangkah keluar, aku disambut seraut wajah yang menatap ku dan Shinta bergantian seolah tak percaya.

"Dito," gumamku pelan.

***

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang