20. Dito Tak Datang Rapat

178 35 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Rapat kembali diadakan untuk menentukan sponsor acara yang akan diadakan h-6. Satu minggu lagi untuk memaksimalkan persiapan sebelum acara.

Surat-surat sudah diedarkan. Baik dari dalam kampus dan beberapa perwakilan dari kampus lain yang turut diundang. Proposal sponsor belum selesai dikerjakan, makanya divisi humas bisa rehat untuk sementara.

Kami ikut duduk melingkar bersama mendengarkan rapat. Kak Fira sudah melaporkan pekerjaan yang sudah dan yang belum kami lakukan.

Peserta rapat memberikan saran dan kami menerimanya. Wulan mencatat setiap saran ke dalam note di ponselnya.

Setelahnya kami hanya perlu mendengarkan laporan dari divisi lain. Aku baru bisa menegakkan kepala setelah membantu Wulan mencatat beberapa hal penting.

Aku mengedarkan pandangan ke wajah-wajah anggota rapat. Ada yang lesu, antusias dan serius. Dan aku merasa ada yang kurang.

Di deretan ketua pelaksana acara, duduk bendahara acara namun tidak ada sekretaris acara di sana. Dimana sekretaris acara adalah Dito yang kembali ditunjuk. Mungkin karna kinerja Dito bagus saat latihan dasar kepemimpinan waktu itu dia kembali ditunjuk sebagai sekretaris.

Aku kembali mengarahkan pandangan ke deretan duduk ketua pelaksana yang harusnya Dito duduk di sebelah kiri si ketua. Namun, dia tidak ada.

Masa iya dia tidak datang rapat? Padahal kan dia termasuk panitia inti.

"Sa lo nyariin Dito ya?" Bisik Kristi sembari tertawa kecil.

"Bukan ah, lo asal tebak aja." Aku mengelak.

"Huuu, ngaku aja deh." Ia masih tertawa seraya menusuk-nusukkan jarinya ke lengan ku.

Rapat masih berlanjut hingga sepuluh menit ke depan. Beberapa laporan dan saran sudah diterima. Hingga rapat selesai dan ketua pelaksana membubarkan rapat, sosok Dito juga tak muncul.

Dia kemana ya?

***

Aku memisahkan diri setelah rapat usai. Karna sudah ada janji dengan Shinta untuk makan siang bersama, aku langsung melipir ke kafetaria kampus.

Setelah kuliah dan menjadi maba di kampus ini, baru pertama kali aku makan di kafetaria. Letaknya tepat di seberang tempat parkir mobil. Aku kira, kafetaria ini tempat makan orang-orang yang berduit, karna lokasinya tepat di seberang lahan parkir mobil.

Kesannya mewah bagiku. Namun, saat menjejakkan kaki di kafetaria, suasananya sama saja dengan kafe-kafe yang menjual makanan dengan harga terjangkau. Dan harga menunya juga persis sama.

Memang ya pemilihan lokasi yang berbeda dan terkesan mewah membuat segalanya juga berbeda.

Aku melihat Shinta melambaikan tangan saat melangkah masuk ke dalam kafetaria. Ada seseorang duduk bersamanya dan aku sepertinya kenal orang itu.

"Sa, sini duduk."

Aku menurut dan duduk di sebelah Shinta. Tepat sekali aku duduk di sebrang orang yang bersama Shinta. Yang ternyata adalah Fakhri.

"Kenalin ini Fakhri sepupu aku."

Fakhri mendongak dan baru menyadari keberadaanku. Ia tersenyum jenaka.

"Udah kenal kok," ujarnya dan aku berbarengan.

"Loh, kenal dimana kalian?"

"Kita sekelas." Giliran aku menjawab.

"Oh, jadi Sasa yang lo ceritain ke gue tiap hari," ucap Shinta semangat.

Aku mengernyitkan kening tak mengerti.

"Jadi ya Sa..."

"Eh diem!" serobot Fakhri cepat.

Aku semakin dibuat tak mengerti. Namun, ke dua sepupu ini sudah ribut sendiri. Yang satunya ingin menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi, namun yang satunya lagi menahan habis-habisan cerita yang akan diceritakan padaku.

Aku jadi dibuat pusing dengan tingkah mereka berdua.

***

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang