"Halo, Tae."

"Hyung, kau sudah terima undanganku?"

"Tadi baru sampai, padahal aku juga berniat meneleponmu tadi."

"Ada apa hyung? Kau bisa datang kan?"

"Maaf, pada tanggal itu Seo Eun akan tampil di pentas seni sekolahnya. Aku tak mungkin melewatkannya, terlebih ini yang pertama kalinya bagiku."

"Ah, begitu. Baiklah, sampaikan pada Seo Eun jika papa Taehyung merindukannya."

Seokjin tergelak, merasa bersyukur ada banyak orang yang menyayangi anaknya.
"Baik, akan kusampaikan ketika menjemputnya nanti. Jika tidak ada halangan mungkin saat liburan sekolah Seo Eun dan aku akan kesana."

"Benarkah? Baiklah, aku dan Jungkook akan menunggumu."

Panggilan dimatikan. Seokjin juga bersiap untuk menjemput buah hatinya, makan siang diluar mungkin akan menyenangkan hati putri kecilnya.

Setelah kejadian itu, Namjoon sang pria patah hati itu tak lagi terlihat di sekitar coffee shop. Hanya satu yang Seokjin harapkan untuk pria itu, semoga menemukan tambatan hati yang tepat.

Tibalah hari yang Seo Eun tunggu-tunggu, para orangtua terlihat menggandeng anaknya untuk masuk ke dalam aula sekolahnya. Seo Eun tampak begitu cantik dengan gaun merah mudanya, kali ini ia akan membacakan puisi yang dibuatnya sendiri.

Seokjin duduk dibangku yang telah disediakan, menyiapkan kameranya untuk menangkap momen sang putri kecil. Lampu aula dimatikan, digantikan oleh sorot temaram yang menyorot Seo Eun, anaknya mendapat giliran pertama dalam mengisi pentas seni ini.

Matanya tak pernah lepas dari sosok mungil itu, sesekali ia akan melambaikan tangannya untuk menyemangati Seo Eun. Alunan musik klasik dimainkan pelan, saat itu juga mulut kecilnya mulai bersuara.

Mentari dan Rembulan

Ayahku, dialah mentari
Lampu raksasa yang menciptakan hangat
Dia penyemangat hariku

Ibuku, dialah rembulan
Bola besar yang menerangi kegelapan
Dia penenang tidurku

Kala pagi menyambut, maka ayah adalah orang pertama yang menyapaku
Menjadi sebab aku bersyukur akan kehadirannya
Kala malam menjelang, maka ibu adalah orang terakhir yang kukhayalkan
Menjadi sebab aku bermimpi akan sosoknya

Mentari bilang, rembulan adalah rindunya
Mentari bilang, rembulan adalah cintanya
Mentari bilang, rembulan adalah tujuannya

Sedangkan rembulan
Ia pergi sebelum mataku merekam sosoknya
Ia pergi sebelum penghiduku menghapal raksinya
Ia pergi sebelum telingaku mendengar suaranya
Ia pergi sebelum mulutku melarangnya untuk jangan pergi

Untukmu mentariku
Teruslah sinari aku
Dan untukmu rembulanku
Tunggulah aku kesana

Rembulanku, nantikan aku dan mataharimu datang
Sebab aku percaya suatu saat nanti
Aku, mentari dan rembulan akan bersatu

Tepukan riuh menggema ketika lampu panggung dihidupkan kembali, Seokjin berdiri bangga dengan mata berair.

"Dia anakku," ucapnya bangga pada orangtua yang berada di samping kiri dan kanannya.

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang