Part 25

7.9K 935 63
                                    

"Selamat pagi, Jungkookie.." sapa Taehyung ceria ketika masuk ke dalam toko bunga itu.

"Ah! Selamat pagi." Jungkook kembali fokus mengerjakan buket bunga yang tampak hampir selesai.

Taehyung memperhatikan bagaimana wajah serius Jungkook ketika menyatukan bunga-bunga itu menjadi satu, menyesuaikan warna dan bentuk yang berbeda agar terlihat indah dipandang. Jungkook dan bunga yang dipegangnya, terlihat sama—indah dan penuh makna.

"Akh.." jari lentiknya mengeluarkan setitik noda merah ketika tanpa sengaja terkena duri mawar.

Taehyung panik melihatnya, hendak menggapai jemari Jungkook namun pria itu menghalaunya.
"Tak apa. Aku sudah biasa." Ucapnya tenang mengambil plester luka dari lacinya, membalut titik kecil itu dengan rapi dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

Taehyung memegang salah satu mawar disana dengan hati-hati.
"Mengapa bunga secantik ini punya duri? Sangat berbahaya jika kita menyentuhnya."

"Daripada mengeluh bahwa mawar itu penuh duri, bergembiralah bahwa semak duri itu memiliki bunga mawar." Sahut Jungkook, dengan tatapan yang tak lepas dari kerjaannya.

Taehyung jadi salah tingkah, takut-takut ia salah bicara.
"Maksudku, andai saja bunga mawar tak berduri pasti lebih banyak lagi yang menyukainya."

Tangan terampil itu terhenti, binar mata indah itu menatap Taehyung dalam.
"Jika kau mencintai sebuah mawar, maka kau harus mencintai durinya juga."

Ditatap seperti itu membuat Taehyung merasa bersalah, entahlah ia merasa tak enak hati.
"Maaf."

"Ya Tuhan, Taehyung. Kau tak bersalah, untuk apa minta maaf?"

Taehyung lega mendengarnya.
"Syukurlah, aku kira kau marah padaku."

Buru-buru Jungkook menggelengkan kepalanya, buket bunga itu akhirnya siap juga. Perpaduan antara spring rose, hydrangea dan baby breath terlihat apik disatukan oleh pita satin berwarna mocca.

 Perpaduan antara spring rose, hydrangea dan baby breath terlihat apik disatukan oleh pita satin berwarna mocca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jungkook, ini indah sekali. Biar kutebak, wedding bouquet?"

"Kau tahu jelas, Kim. Kira-kira sepuluh menit lagi seharusnya akan ada yang mengambil." Jelas Jungkook seraya membereskan mejanya dari sisa-sisa daun dan batang yang telah dipotong.

Taehyung melihat semua, bagaimana raut pemuda Jeon itu hingga gerak-geriknya saat ini, terlihat sensitif dan cenderung sendu. Ia memutuskan untuk tak banyak bicara, menunggu sekitar setengah jam disana dan yang mengambil buket tak kunjung datang.

"Mm, Kook. Ini sudah lewat dari setengah jam, apa mungkin.."

Belum sempat lelaki itu menyelesaikan kalimatnya, Jungkook memotongnya duluan.
"Seharusnya, Tae. Seharusnya sejak tadi ia datang, namun nyatanya hal itu tak akan terjadi."

"Oh, berarti pesanan ini dibatalkan, begitu?"

Jungkook menaruh buket bunga itu di dalam kaca, ia sentuh begitu lembut bagaikan bayi yang baru melihat dunia.
"Mempelai wanitanya meninggal kemarin malam, keluarga mereka mengabarkan padaku subuh tadi."

Terkejut, itulah ekspresi yang Taehyung tunjukkan.
"Lalu, mengapa kau menyelesaikan buket tersebut? Bukankah pernikahannya juga dibatalkan?"

Anggukan kecil menjadi balasan Jungkook.
"Aku masih ingat betapa bahagianya wajah mereka ketika datang kesini, membicarakan tema pernikahannya dan bunga apa yang mereka inginkan. Wanita itu begitu semangat ketika ia bilang ingin menyatukan bunga-bunga kesukaannya dalam sebuah buket."

Jungkook menjeda, memandang buket itu sendu.
"Meskipun ia tak bisa melihat dan menyentuhnya, bukan berarti ia tak bisa mewujudkan salah satu keinginannya."

"Tae.."

Taehyung berdehem, menyahut sambil melihat kilauan binar Jungkook.

"Suatu saat, jika calon mempelai pria itu jatuh hati pada orang lain. Apa menurutmu itu jahat? Apa menurutmu ia mengingkari janjinya? Apa ia tak setia? Dan.. apakah wanita itu akan merasa terkhianati?"

Mendengar serentetan pertanyaan Jungkook, membuat Taehyung bingung. Jujur ia tak tahu harus menjawab apa.

"Apa sebegitu jahatnya orang itu sampai-sampai kau tak mampu mengutarakan pendapatmu?"

Buru-buru Taehyung menggeleng, ia pegang kedua bahu bergetar Jungkook.

"Dengar, aku tak tahu jawabanku ini benar atau sejalan dengan pikiranmu. Tapi aku tak melihat itu sebagai kejahatan, yang ia lakukan bukanlah mendua atau memainkan perasaan belahan jiwanya yang telah berada di atas sana, ia hanya merasa nyaman dan terlindungi di dalam cintanya yang baru. Mengertilah, dunia mereka tak lagi sama dan kehidupan harus tetap berlanjut walau dengan cara yang berbeda. Aku tak tahu bagaimana kehidupan setelah dunia ini, namun aku yakin dia yang pergi akan bahagia jika melihat kekasihnya disini bahagia."

Tak kuat rasanya ketika air mata Jungkook turun begitu saja, Taehyung paling tak bisa melihat Jungkook bersusah hati.

"Kook, jika pria itu menemukan cintanya yang baru bukan berarti ia mengkhianati masa lalunya. Tempat mereka sudah berbeda dan kebahagiaan mereka juga sudah berbeda. Jangan sampai jalan hidup yang ditentukan takdir membuatnya tersiksa dalam kenaifan." Tangan besar Taehyung merangkul Jungkook, membiarkan pria itu menangis dalam pelukannya.

"T-Taehyung.. hiks.."

"Iya? Kau butuh sesuatu?"

Jungkook menggeleng menyahutinya.

"Aku.. hiks.. jantungku berdebar kencang jika m-mengingatnya, d-dan hatiku menghangat jika melihat dirinya hiks.. t-tapi yang k-kumaksud bukan Jihoon."

Suaranya tergugu dalam tangisan yang makin tak terkendali.

"A-aku tak jahat kan jika a-aku hiks menyukaimu?"

Bagai gayung bersambut, perasaannya kini terbalas. Tak ada yang bisa menahan Taehyung ketika ia satukan ranum mereka dalam ciuman singkat namun penuh makna itu, bibir basah Jungkook yang tercampur air mata itu makin memerah ketika Taehyung menggapainya lagi.

"Bagaimana bisa seorang malaikat menyebut dirinya jahat?" Taehyung menyatukan dahi mereka, Jungkook merinding ketika nafas terengah-engah Taehyung jelas menerpa wajahnya.

"Aku mencintaimu." Ungkapan Taehyung dibalas Jungkook dengan mengalungkan tangannya ke leher Taehyung, mengecup ranum prianya lembut.

.
.
.

Tbc

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang