Part 14

9.2K 1K 125
                                    

Kringg kringg kringggg

Telepon kabelnya berbunyi ribut disaat ia bersiap-siap untuk tidur. Sedikit kesal namun ia tetap mengangkat teleponnya penasaran siapa dan ada apa menghubunginya malam-malam seperti ini.

"Halo," ucapnya ketus.

Ia sudah menetapkan dari pukul 9 pagi sampai pukul 6 sore adalah jam kerjanya sehingga siapapun yang menelepon disaat jam itu akan dilayani selayaknya pelanggan, namun diluar dari jam itu maka ia tak akan mengangkatnya kecuali jika nomor yang tertera sudah dikenalnya.

Namun rasa penasarannya mengalahkan segalanya, ia jengkel ingin memberi hujatan jika yang didapatnya nanti hanyalah penelepon iseng.

"Ah, halo. Ternyata belum tidur." Jungkook kenal jelas suara ini.

"Jin hyung juga belum tidur?" Suara Jungkook melembut, menunggu jawaban dari pria di seberang sana.

"Aku tidak bisa tidur, malam ini aku teringat padamu."

Jungkook bersemu. Berusaha menormalkan degup jantungnya yang menggila.
"Teringat padaku? Bagaimana bisa?"

"Entahlah. Perasaan tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata, kan?"

Seokjin dapat mendengar tawa Jungkook yang mengalun begitu lembut.

"Kau terdengar konyol, hyung."

"Benarkah? Aku akan menarik kata-kataku lagi kalau begitu."

"Jangan! Aku.. aku menyukainya."

"Kau membuatku berdebar. Ah, aku matikan dulu nanti aku akan meneleponmu kembali. Appa memanggilku." Sambungan telepon terputus.

Jungkook menunggu dengan rona yang tak juga hilang dari pipinya.

Kringg kringg kringgg

"Kenapa cepat sekali?"

"Jungkook! Kau tidak menghubungiku, bahkan aku harus mengambil tindakan dengan menghubungimu duluan."

"Hah?"

"Kau tadi bicara dengan siapa? Sudah berulang kali aku mencoba memanggilmu tapi tak tersambung, katanya kau sedang dalam panggilan lain."

"Apa?"

"Aku tahu kau mungkin terkejut menerima panggilan dariku, tapi kumohon jawablah pertanyaanku."

Jungkook memproses apa yang terjadi, lalu menyadari siapa yang meneleponnya sekarang.
"Sudah, ya. Aku mengantuk."

"Apa!? Tunggu! Jangan tidur dulu, aku tak bisa tidur."

"Kenapa? Butuh pelukan lagi?"

"Salahkan dirimu, berkeliaran di pikiranku membuatku susah tidur. Oh, jadi aku boleh kesana?"

"Tidurlah, kau mulai melantur."

"Bukankah tadi kau menawarkan pelukan sebelum tidur?"

"Tuan Kim yang terhormat, ini sudah larut malam jadi tidurlah."

"Jungkook..."

"Apa lagi, Tae?"

"Aku rindu kau."

"Kau mabuk?"

"Aku dalam keadaan sadar. Aku mengantuk, namun aku tak bisa tidur. Aku lelah, namun otakku terus berkerja memikirkanmu. Aku rindu, namun apa kau rindu aku?"

"Kim, kita baru saja bertemu tadi. Kau bertingkah seperti tidak bertemu bertahun-tahun saja."

"Aku juga tak mengerti, sedetik tak melihatmu pun aku rindu. Waktu terasa lama jika kau tak berada didekatku dan akan terasa cepat jika kita bersama. Tidak adil, bukan?"

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang