Part 10 (M)

13.9K 1.2K 150
                                    

Kejadian tadi masih terngiang di kepala Taehyung, mengingat bagaimana pelukan Jungkook membuatnya gelisah tak mampu menutup matanya.

'Astaga. Kenapa aku begini? Pasti sekarang Jungkook juga tidak bisa tidur memikirkanku.'

Apa yang Taehyung khayalkan sama sekali tidak sama dengan yang terjadi. Kenyataannya Jungkook tengah mendengkur halus, ia lelah seharian ini menghadapi Taehyung.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 dini hari dan udara semakin terasa dingin. Taehyung terkejut ketika badannya terasa ditindih sesuatu. Dengan sigap menyingkap selimut yang menutupi wajahnya dan ia dibuat terbelalak.

Bibirnya tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Apa yang dilihatnya membuat sekujur tubuhnya merinding. Suara rintikan hujan yang terdengar dan suhu yang terasa menurun membuat badannya menggigil.

"J-jungkook." Pemuda manis itu hanya memandang sekilas dan terus melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, membuka resleting celana Taehyung.

"J-jangan." Selanjutnya Taehyung hanya bisa mendesis lirih ketika tangan dingin Jungkook mengusap dan mengurutnya lembut, memberinya sentuhan yang membuat akal sehatnya hilang.

"Akh.. ahh.. K-kook.."

Jungkook melepaskan kejantanan Taehyung, merangkak mendekatkan bibirnya ke depan bibir Taehyung.

"Seorang top tidak mendesah, Kim." Hembusan nafas Jungkook terasa menggetarkan bibirnya. Memajukan wajahnya untuk bertemu dengan bibir Jungkook, namun Jungkook mendorongnya dan kembali pada posisi semula, mengelus perlahan ujung kejantanan Taehyung yang sudah mengeluarkan precum.

Sesenti lagi Jungkook akan memasukkannya ke dalam mulutnya namun tangan Taehyung menahan kepalanya.

"Kau terlalu berharga untuk melakukannya." Jungkook terdiam untuk beberapa saat dan baru menyadari jika saat ini posisinya dibalik, dialah yang berada di bawah kungkungan Taehyung.

Taehyung mendekatkan wajahnya hendak mencicipi ranum Jungkook namun lelaki cantik itu mendorongnya.
"Langsung ke inti saja." Memalingkan wajahnya yang memerah.

"Lihat, siapa yang tidak sabar disini." Goda Taehyung sambil menggesekkan lututnya menekan tonjolan yang masih tertutupi celana tidur Jungkook.

"Eungh.. cepat.." Jungkook mendesah frustasi, ia ingin sesuatu yang lebih.

"Bukankah kau seorang top, manis?" Sebelah tangannya merayap masuk ke dalam piyama Jungkook.

"Hhah.. untuk malam ini kuberi hngh kau kesempatan hhah.."

Taehyung tersenyum pongah, melepaskan semua rangsangan yang telah ia berikan dan membuka celana Jungkook dalam sekali sentak.

Menekuk kedua lututnya untuk menemukan apa yang ia cari, namun Jungkook dengan cepat menutup kedua kakinya.

"Hei, kau yang ingin ini kan?" Dapat dilihatnya Jungkook hanya pasrah dibawah kuasanya.

Dengan lembut menyentuh kedua lutut Jungkook dan membukanya perlahan, seringainya muncul ketika dilihatnya ternyata Jungkook juga sama terangsangnya namun untuk saat ini ia abaikan karena ada sesuatu yang lebih menarik perhatiannya.

"Cepat, jangan dilihat saja bodoh!" Jungkook memerah melihat Taehyung yang hanya terpaku memandang bagian selatannya.

Dengan buru-buru Taehyung mengarahkan kejantanannya ke arah anal Jungkook, dengan lembut mencoba memasukkannya namun Jungkook yang sepertinya tidak sabaran langsung menghentak badannya hingga masuk sempurna ke dalam rektumnya.

Taehyung tak tega melihat Jungkook yang terlihat kesakitan, namun Jungkook tetap menggerakkan badannya berlawanan arah.

Taehyung tak tega melihat Jungkook yang terlihat kesakitan, namun Jungkook tetap menggerakkan badannya berlawanan arah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Demi Tuhan, kau sempit sekali. K-kook, kau menjepitku terlalu k-kuat."

Melihat Jungkook yang mulai relax akhirnya Taehyung juga memaju mundurkan pinggulnya dengan ritme yang konstan.

Plak!

"Siapa yang sempit, hah?" Tanpa ampun Jungkook terus menendang Taehyung setelah memukul kepalanya.

"Kook siapa maksudmu? Bangun cepat!" Belum sempat Taehyung sadar, Jungkook sudah mencecarnya dengan pertanyaan.

Taehyung memicingkan matanya ketika silau menghampiri, terkejut karena ternyata pagi sudah menjelang. Belum sempat sukmanya terkumpul, Jungkook masih setia menendangnya. Masih linglung akan apa yang terjadi mengapa Jungkook bisa berubah begitu cepat.

Tak mendapat respon akhirnya Jungkook menendang sesuatu yang membuat Taehyung uring-uringan kesakitan.

"Jadi sesuatu yang sempit itu membuat ereksi pagimu begitu besar, hah?" Jungkook bicara gamblang tak peduli dengan wajah Taehyung yang memerah padam, toh mereka sama-sama lelaki.

Taehyung hanya memalingkan wajah sambil melindungi asetnya.
"Apa sih? Aku tak mengerti maksudmu."

"Tak mengerti, hah? Sudah lima belas menit kau mengigau Kook sempit, ah kau menjepitku dengan kuat disertai dengan geraman tak bermoralmu itu! Apa maksudnya? Kau memimpikanku?" Jungkook sudah siap memukul Taehyung dengan spatula yang dipegangnya.

"K-kau! Kau penyebabnya! Kau membuat tidurku tak tenang, lalu kau masuk ke dalam mimpiku dengan erotisnya menindihku lalu membuka resleting celanaku dan mengusap serta mengurut pen..."

"Cukup! Kau teruskan maka spatula ini akan melayang ke kepalamu."

Maka Taehyung dan 'benda berharganya' hanya bisa menciut ketakutan mendengar ancaman Jungkook.

"Cepat sarapan lalu pergi dari sini." Jungkook melenggang pergi ke dapur meninggalkan Taehyung.

Setelah Jungkook pergi Taehyung langsung melihat kebawah dan meluapkan amarahnya.

"Kau! Kenapa bisa-bisanya bertingkah seperti itu disaat menginap disini? Kau membuatku kelihatan mesum." Tanpa Taehyung sadari Jungkook memandang horror Taehyung.

'Dengan siapa si sinting itu bicara?'

.
.
.

Tbc

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang