Part 5

11.7K 1.3K 34
                                    

MAKASIH YANG UDAH VOTE DAN COMMENT, KALIAN YANG BIKIN AKU SEMANGAT BUAT UPDATE🥰

Jungkook memperhatikan kartu nama yang ada ditangannya.
"Kim Taehyung, KTH Insurance. Hah? Dia CEO nya?"

Dahinya berkerut, melihat penampilan Taehyung ia percaya bahwa lelaki itu mungkin tidak berbohong namun setelah dipikir-pikir tingkah laku Taehyung sangat aneh dan ajaib membuat ia semakin yakin lelaki itu pembohong.
"Pffft, hahaha. Si bodoh itu, dia kira aku percaya dengan kartu nama bohongan ini? Astaga, banyak sekali modus kejahatan baru."

Tertawa sepuasnya lalu membuang kartu nama tersebut ke tempat sampah disampingnya sebelum memutuskan untuk menutup tokonya.

Perlahan membuka pintu kamarnya dan berjalan berjinjit menuju baby crib yang terletak disamping kasurnya.

Tertawa gemas ketika melihat kedalam box dan tiba-tiba anaknya terbangun menatapnya dengan mata bulat yang lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tertawa gemas ketika melihat kedalam box dan tiba-tiba anaknya terbangun menatapnya dengan mata bulat yang lucu.
"Wah, Somi sudah bangun ternyata."

Memandikan anaknya dan memberikan baju terbaik untuk Somi. Lalu ia pun bergegas bersiap-siap.

"Sabar ya Somi. Appa harus tampan biar eomma senang." Merapikan rambutnya dan mengenakan baju terbaik yang ada di lemarinya, sebuah kemeja lengan panjang dengan warna yang sudah pudar dan terdapat robek sedikit di bagian lehernya. Ini adalah pakaian terbaik yang ia miliki. Tak lupa ia memakai jaket kesayangannya, pemberian sang istri ketika ia ulang tahun tahun lalu.

Setelah selesai ia bergegas mengunci semua pintu dan jendela, mengingat maraknya kasus pencurian yang terjadi belakangan ini. Tak memandang tempat meskipun hanya rumah sederhana dan gubuk reyot pun.

"Ayo kita pergi."

Memastikan Somi telah aman dalam gendongan didepannya. Ia pun melajukan sepeda tuanya. Sebenarnya lebih aman dan cepat jika naik bus, namun ia harus berhemat mengingat kebutuhan Somi yang cukup menguras dompetnya.

Jungkook ingin kebutuhan Somi tak kurang sedikitpun, meskipun ia tak punya uang banyak tapi anaknya harus mendapatkan yang terbaik. Tak apa ia harus berjuang dan sekarat, jika itu membuat Somi bahagia maka ia akan melakukan semuanya. Ia ingin Somi mendapatkan semuanya, kasih sayang dan materi. Ia tak mau anaknya menjadi minder atau bersedih hati karena kekurangan materi.

Ditengah perjalanannya tiba-tiba fokus Jungkook teralihkan, ia menghentikan laju sepedanya dan melirik ke toko pakaian anak-anak.

Ada koleksi baju bayi edisi musim gugur yang sepertinya terlihat sangat nyaman dan hangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada koleksi baju bayi edisi musim gugur yang sepertinya terlihat sangat nyaman dan hangat. Melirik sekilas baju anaknya, terlihat tipis dan murahan membuatnya kecewa pada dirinya sendiri karena tak bisa memberikan yang terbaik. Pandangannya teralihkan melihat harga yang tertera wajahnya berubah sendu namun kembali tersenyum ketika melihat bayi digendongannya.

"Sayang, lihat. Pasti bagus sekali jika dipakai Somi." Jungkook menunjuk sebuah jaket kecil bewarna merah muda.

"Sepertinya bahannya tebal dan juga lembut. Modelnya juga lucu, appa tak sabar melihat kau memakainya." Seketika hati Jungkook menghangat ketika malaikat kecilnya tersenyum seolah memang menginginkannya juga. Dan Jungkook berjanji, apapun akan ia lakukan untuk memberikan Somi pakaian yang ada disana.

Hanya satu alasan mengapa ia bertahan hidup sampai detik ini, Somi. Jika tak ada Somi, maka tak ada lagi alasan Jungkook untuk bertahan.

Setelah 40 menit akhirnya mereka sampai, Jungkook bergegas menuju tempat penyimpanan abu istrinya.

Setelah 40 menit akhirnya mereka sampai, Jungkook bergegas menuju tempat penyimpanan abu istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jihoonie, lihat anak kita sudah sebesar ini." Jungkook begitu antusias sambil mengangkat Somi kedepan foto mendiang istrinya.

"Usianya baru 5 bulan tapi seakan-akan ia sudah mengerti apa yang kukatakan. Dia lucu sekali, mirip denganmu. Aku suka sekali, terima kasih sudah memberikanku hadiah perpisahan seindah ini." Jungkook menangis. Tak sanggup lagi rasanya ia bertahan kalau bukan karena Somi. Ingin rasanya ia memeluk erat Jihoon, menyampaikan sejuta kalimat cinta dan rindu.

"Aku merindukanmu. Rindu sekali sampai rasanya aku ingin menyusulmu." Benar adanya, terkadang di saat sepertiga malam ia terbangun dan menangis karena kerinduannya terhadap sang istri, ada kalanya melihat foto istrinya semasa hidup tak mempan untuk menawar rindunya dan Jungkook benci itu, karena rasanya sakit.

Seolah mengerti kesakitan sang ayah, Somi pun menangis kencang mengalihkan atensi Jungkook. Jungkook langsung mendekap hangat anaknya sambil menggumamkan kata maaf.

"Maaf, maaf karena appa tak bisa menahan rindu. Tapi Somi tak usah khawatir, appa akan selalu berada di samping Somi, ayo saling menguatkan." Bagaikan mantra ajaib Somi berhenti menangis dan menatap polos mata Jungkook, Jungkook hanya bisa mencoba menahan tangisnya. Namun kali ini yang ditahannya adalah tangis bahagia, bahagia karena memiliki malaikat kecil yang akan menguatkannya.

°○°○°○°

*Kringgg*

"Selamat datang. Aish, kau lagi." Baru kali ini Jungkook tidak menyapa pelanggan dengan baik. Wajahnya tampak malas menghadapi lelaki ini, Kim Taehyung.

"Kau tidak menelponku!" Lelaki didepannya terlihat kesal dan membuat Jungkook bingung.

"Aku kan sudah bilang padamu untuk menelponku. Aku bahkan tidak tidur semalaman untuk ah, maksudku aku memang banyak kerjaan sehingga tak tidur." Taehyung memijat pelipisnya dan Jungkook masih memandangnya bingung.

"Kenapa kau aneh sekali sih? Semua wanita dan submisif yang kujumpai selalu ingin tahu nomorku bahkan tanpa aku suruh mereka langsung menghubungiku" Taehyung berkata dengan nada yang terdengar menyebalkan ditelinga Jungkook.

"Apa!? Justru kau yang aneh, Tuan Penipu! Lagipula aku bukanlah wanita atau submisif." Rasanya kesal sekali, Jungkook ingin memukul kepala Taehyung dengan vas bunga yang ada dimejanya. Namun ia takut, takut dibawa ke kantor polisi mengingat apapun yang dilakukan orang kecil sepertinya pasti akan jadi masalah jika berhadapan dengan orang kaya seperti Taehyung.

Belum sempat Taehyung menjawab datang dua orang pria berbadan besar yang membuat Jungkook tampak ketakutan.

"S-Selamat d-dat..."

"Tak usah basa-basi. Mana uang yang kau janjikan?"

"M-maaf"

"Kau ingin kami pukul lagi? Dua minggu yang lalu kau bilang akan membayarnya hari ini, sebenarnya aku tak ingin main fisik denganmu. Tapi sepertinya kau yang memintanya."

.
.
.

Tbc

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang