Part 7

11.2K 1.2K 147
                                    

Stay safe, pals💜

Taehyung masih tak bisa mengerti akan situasi yang terjadi. Didepannya ada Jungkook yang tampak sibuk dengan bayi digendongannya.

"Somi, jangan menangis ya. Appa disini." Jungkook menimang sambil sesekali mencium wajah anaknya. Tampak sekali raut wajahnya berubah menjadi bahagia ketika dihadapkan dengan bayi mungilnya.

"Somi, kenalkan. Orang yang menyelamati eomma, Paman Taehyung." Memberikan bayinya ke hadapan Taehyung, seolah meminta Taehyung untuk menggendongnya.

Taehyung mengarahkan tangannya kedepan, bebannya terasa ketika Somi diletakkan di lengannya. Ini pertama kalinya ia menggendong bayi, tangannya terasa kaku dan ia tak tahu bagaimana posisi menggendong bayi yang benar.

Jungkook terkekeh melihat cara Taehyung menggendong bayi, terkesan kaku dan tak berpengalaman.
"Somi, ucapkan terima kasih."
Seolah mengerti ucapan Jungkook, bayi kecil itu mulai meracau tak jelas sembari menatap Taehyung. Taehyung hanya terkekeh gemas menanggapinya, bayi ini seolah menatapnya dengan kagum dan berterima kasih padanya. Taehyung akui ia tak suka dengan anak kecil karena menurutnya mereka menyusahkan dan menyebalkan namun kali ini entah mengapa rasanya berbeda, karena bayi kecil ini mirip Jungkook atau apa ia pun tak mengerti namun satu yang ia tahu, ia ingin melindungi bayi kecil ini.

Taehyung tersentak ketika tangan Jungkook terulur kedepannya seolah meminta Somi kembali.
"Aku masih ingin menggendongnya."
Jungkook mulai luluh ketika melihat Taehyung yang merajuk ketika ia hendak mengambil Somi.

"Sini, berikan padaku sebentar. Jika kau menggendongnya seperti itu tanganmu akan kaku dan pegal. Perhatikan aku." Jungkook mengambil alih Somi.

Taehyung memerhatikan cara Jungkook menggendong Somi. Membuatnya mulai berpikir mungkin ini yang akan ia lihat setiap hari jika menikah dengan Jungkook.

"Berikan padaku." Taehyung mengulurkan tangannya tak sabaran.

Sebenarnya Jungkook agak meragu memberikan Somi pada Taehyung karena wajah Taehyung yang begitu antusias seperti anak kecil yang mendapatkan mainannya.
"Taehyung-ssi, jangan anggap anakku mainan. Okay?"

°○°○°○°

Jungkook memutuskan langsung menutup tokonya. Membiarkan Taehyung bermain dengan anaknya sedangkan ia sibuk memasak di dapur.

Menghidangkan dua piring ramyeon instan di meja makan.
"Taehyung-ssi, silahkan makan. Maaf aku hanya punya ini."

"Ini lebih dari cukup, Kook. Ah, dan panggil aku Taehyung saja." Taehyung duduk berhadapan dengan Jungkook. Dirinya termangu melihat Jungkook dari jarak sedekat ini, imut sekali.

Melihat Taehyung yang tak menyentuh makanannya membuat Jungkook menghela nafas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Taehyung yang tak menyentuh makanannya membuat Jungkook menghela nafas.
"Maaf, tapi kalau kau tak ingin memakannya tinggalkan saja."

Taehyung gelagapan. Ia langsung melahap ramyeonnya dengan cepat.
"Uhuk... uhuk.."

Jungkook langsung menyodorkan segelas air minum untuknya.
"Pelan pelan saja, Tae."

Meminum airnya dengan tergesa-gesa dan melihat Jungkook yang memandangnya khawatir.

'Ya Tuhan, kami sudah seperti pasangan menikah saja. Lihat, dia begitu mengkhawatirkanku sampai repot-repot memberikanku minum.' Taehyung tersenyum disela-sela halusinasinya.

Padahal hal yang dilakukan Jungkook hanyalah hal biasa, namun Taehyung yang sudah terbiasa menerima perhatian dan simpati dari orang-orang menganggapnya berlebihan.

"Eum, dimana istrimu? Kalau aku tidak salah namanya Jihoon, kan?" Terlihat Taehyung yang mulai memperhatikan sekitar.

"Kenapa?" Jungkook tetap fokus pada ramyeonnya.

"Sepertinya aku ingin menemuinya atau berbincang sebentar."

"Sekarang?" Jungkook menatap Taehyung.

"Tentu. Ya, kalau tidak keberatan." Taehyung sangat penasaran akan sosok istri Jungkook, apakah benar lelaki didepannya ini dominan.

"Kalau begitu kau harus masuk surga dulu. Itu juga jika istriku mau bertemu denganmu."

Taehyung tak mengerti. Dia hanya memandang Jungkook bingung.

"Dia telah tiada. Jangan mengungkitnya lagi, aku tak ingin ramyeonku jadi asin." Jungkook melanjutkan.

Tak tahu apa yang harus dikatakannya, Taehyung hanya memandang Jungkook sendu.

"Ah, terima kasih banyak. Jika kau tidak ada aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku. Maafkan sikapku selama ini, ternyata kau adalah orang baik." Jungkook menunduk menyesali pikirannya yang selalu menganggap Taehyung orang jahat.

"Tidak. Itu bukan apa-apa, aku hanya tidak bisa melihat kau terluka. Kau tahu, aku punya perasaan yang sangat sensitif. Aku mudah empati dan ya, aku senang menolong orang." Taehyung tersenyum jumawa. Ia ingin Jungkook terpesona akan sikap baiknya.

"Oh, soal hutang-hutangmu kau tenang saja. Aku janji akan membayarnya semua. Aku tak suka melihat temanku kesusahan." Taehyung melanjutkan.

"Terima kasih. Aku berjanji akan membayarnya padamu secara bertahap. Semoga kau tak menyewa debt collector seperti mereka."

"Tak usah pikirkan itu. Kau bisa membayarnya dengan cara lain."

Jungkook tersentak, pikirannya sedikit takut melihat seringaian Taehyung. Bagaimana jika ia disuruh menjadi kurir narkoba atau melakukan pekerjaan berbahaya lainnya.

"Izinkan aku makan malam dirumahmu setiap hari."

.
.
.

Tbc

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang